BAB 16: JATUH

62 5 0
                                    

"Arti tersembunyi dalam lapisan warna, hanya jelas saat kuas terakhir mengungkap gambarnya"

***

Jun saat menggerutu di kursinya di kantor sekolah. Dia melirik ke arah mie ayam yang masih terbungkus di meja, tapi sekarang tidak ada gunanya lagi.

Sudah lebih dari sepuluh menit dia menunggu untuk memakannya, tapi bel sekolah malah berbunyi, memaksanya meninggalkan makanan yang tak lagi menggugah selera. Semenjak menjadi ketua kelas, waktu santai nya berkurang hampir 70% dan itu membuat Jun kesal sendiri.

"Ini mah udah pasti bengkak nanti," gumam Jun, sedikit kesal karena harapan menikmati mie ayam panas sirna begitu saja.

Dengan langkah malas, Jun menuju ruang kelas yang seketika sunyi saat dia masuk. Suara murid yang awalnya memenuhi ruangan langsung menghilang, perhatian mereka tertuju pada Jun yang berdiri di depan kelas.

"Kelas ekonomi hari ini kosong, cuma dikasih tugas doang. Tapi tugasnya harus selesai hari ini, ya. Nanti buku-bukunya kalian kumpul ke gue, biar gue antar ke kantor," ucapnya tegas sambil berusaha menahan rasa kantuk yang mendominasi pikirannya.

Begitu selesai berbicara, Soonyoung maju ke depan kelas, menulis beberapa soal di papan tulis. Semua murid mulai sibuk berdiskusi, berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas tersebut.

Namun, Jun tidak peduli. Ia mengabaikan semua keributan di sekelilingnya dan memutuskan untuk tidur, seperti biasa.

Lagipula, dia tahu dia bisa dengan mudah menyalin jawaban dari teman-temannya nanti, terutama Minghao, yang duduk di barisan depan bersama Jeonghan.

Jun melirik sekilas ke arah Minghao dan Jeonghan. Seperti yang diduganya, mereka berdua sudah terlibat dalam diskusi intens dengan teman-teman lainnya. Terutama soal perhitungan—topik yang selalu menjadi spesialisasi mereka.

Namun, sesuatu terasa berbeda kali ini. Sejak beberapa waktu setelah acara ulang tahun itu, Minghao semakin menjaga jarak darinya. Semakin Jun berusaha mendekat, semakin jauh juga Minghao menarik diri dari lingkaran pertemanannya.

"Lo jangan tidur doang! Kerjain!"

Mingyu tiba-tiba membuyarkan lamunannya, memarahi Jun dengan nada kesal.

"Jun mah nggak bakalan dengar. Nanti juga minta jawaban Minghao atau Jeonghan waktu mau ngumpulin tugas," jelas Hansol dengan nada datar, seperti sudah hapal betul dengan kebiasaan Jun.

"Seru, tuh, kalau ikutan diskusi sama mereka," kata Mingyu dengan nada penasaran sambil melirik ke arah kelompok Minghao.

"Seru? Gue yakin lo bakal cuma plonga-plongo di situ, nggak ngerti apa-apa," canda Soonyoung sambil tertawa.

Jun tertawa kecil, ikut menikmati lelucon itu meski dia tahu bahwa Soonyoung benar.

"Ya, intinya lo usaha aja, nanti mereka pasti bantuin," ujar Jun sambil tersenyum kecil.

Meskipun dia sendiri jarang berusaha, dia tahu Minghao dan Jeonghan adalah orang-orang yang tidak akan keberatan membantu.

"Apa? Usaha katanya, tapi lo tidur, woi! Nggak jelas lo!" gerutu Mingyu sambil menggelengkan kepala.

Akhirnya, Mingyu, Hansol, dan Soonyoung memutuskan untuk bergabung dengan kelompok Minghao. Mereka awalnya ragu apakah akan diterima, mengingat reputasi kelompok itu yang penuh dengan murid-murid jenius.

Namun, mereka terkejut karena ternyata disambut dengan hangat. Sementara itu, Jun tetap memilih tidur, tidak ingin terlibat dalam diskusi yang menurutnya hanya akan memancing ketegangan dengan Minghao.

SIMFONI ASIMETRIS || JUNHAO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang