DTY - 10

996 162 15
                                    

Sebelum memulai harinya sebagai asisten pribadi, Orm menyempatkan diri untuk hadir di kampus dan mengikuti kelas pagi, mengingat jadwal syuting Ling baru dimulai setelah makan siang. Meskipun kesibukan menanti, Orm merasa penting untuk tetap terhubung dengan teman-temannya di kampus.

Sambil menunggu kelas dimulai, ia memutuskan untuk sarapan di kafetaria. Dengan semangat, ia duduk di sudut kafe dan mulai menikmati roti bakar yang disajikan. Suasana pagi yang tenang membuatnya merasa nyaman, tetapi ketenangannya tidak bertahan lama.

"Orm Kornnaphat!"

"Uhuk!" Orm tersedak mendengar teriakan tersebut, kaget hingga hampir meluapkan makanannya. Segera ia meneguk minumannya dan menoleh ke belakang. "Kalian bikin kaget saja!" gerutunya, masih merasa terkejut. "Untung aku tidak mati tersedak."

"Jika kamu mati, kita juga akan ikut mati," ucap Prikhing dengan nada bercanda, diiringi tawa dari teman-temannya.

"Aku tidak ingin mati dulu," sahut View, tak setuju dengan ide itu.

View, Prikhing, dan Milk pun mengambil tempat duduk di meja Orm. Mereka segera memesan makanan, dan sambil menunggu, obrolan pun dimulai.

"Kenapa kamu berada di kelas pagi? Bukannya kamu bilang Khun Ling sedang sangat sibuk syuting?" tanya Milk dengan penasaran.

"Jadwal syuting P'Ling dimulai setelah makan siang, jadi aku masih bisa mengikuti ujian pagi ini," jawab Orm sambil menyuap makanannya dengan lahap.

"Padahal kamu bisa ikut ujian susulan jika mau," ucap Prikhing, memberikan pilihan lain.

Orm menggebrak pelan meja dengan telapak tangannya. "Apa kamu gila? Mr. Mario sangat kejam, dan aku tidak berani jika harus mengikuti kelas susulan," balas Orm tegas, dengan ekspresi serius.

"Tapi jika jadwal syuting P'Ling dari pagi, kamu pasti akan terpaksa mengikuti kelas susulan," sahut Milk, menekankan argumennya.

"Untungnya takdir berpihak baik padaku," jawab Orm dengan bangganya, lalu meminum jus semangkanya dengan senyum lebar.

Setelah beberapa saat bercanda, Orm merasakan ada sesuatu yang ingin ia tanyakan. Dengan ragu, ia mengubah topik pembicaraan. "Ngomong-ngomong, aku ingin bertanya pada kalian."

"Apa yang ingin kamu tanyakan?" Milk, View, dan Prikhing tampak tertarik, menatap Orm dengan serius.

"Jika jantung kalian berdegup kencang saat dekat dengan seseorang, apakah itu pertanda sedang jatuh cinta?" Orm bertanya, nada suaranya cukup serius.

Ketiga temannya terdiam sejenak, tampak merenungkan pertanyaannya. View akhirnya membuka suara, "Bisa jadi. Mungkin itu adalah tanda bahwa kita merasa tertarik pada orang tersebut."

"Atau mungkin hanya efek dari kecemasan," tambah Prikhing, mencoba memberikan sudut pandang berbeda.

Milk mengangguk setuju. "Mungkin itu juga kombinasi dari keduanya. Jatuh cinta memang bisa bikin deg-degan."

Orm tampak berpikir sejenak mendengar jawaban yang berbeda dari ketiga temannya. Ia memandangi mereka dengan serius, mencoba merangkum semua informasi yang baru saja didengarnya. "Lalu, apa bedanya perasaan suka karena cinta dan suka karena mengagumi?" tanyanya dengan nada penuh rasa ingin tahu.

Ketiga temannya terdiam sejenak, merenungkan pertanyaan Orm yang tampaknya cukup dalam. View yang pertama kali menjawab, "Hmm, menurutku, perasaan suka karena cinta lebih dalam dan melibatkan emosi yang lebih kompleks. Kita tidak hanya tertarik pada fisiknya, tetapi juga pada kepribadian dan cara berpikirnya."

Prikhing mengangguk setuju. "Betul, sedangkan suka karena mengagumi biasanya lebih bersifat superficial. Kita mungkin mengagumi seseorang karena bakatnya, penampilannya, atau pencapaiannya, tetapi itu tidak selalu berarti kita jatuh cinta padanya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Drown to You - LingOrmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang