" Tuan hoseok, take care and safe flight." Ucap jimin saat hoseok hendak masuk keruang tunggu bandara. " Tuan cepat kembali, saya takut tidak sanggup menghadapi tuan seokjin yang dingin itu selama 2 minggu ini." Tiba-tiba Jimin menarik tangan hoseok dan sedikit merengek. Hoseok yang mendapat perlakuan seperti itu merasa gemas, apa lagi jimin memasang pupy eyes membuatnya tidak tahan untuk mencubit pipinya.
" Dia tidak sedingin dan secuek yang kau lihat Jim, dia orang yang care dia juga sebenarnya banyak bicara. Tapi hanya dengan orang-orang tertentu. Dan mungkin kau akan menjadi salah satunya." Ujar hoseok menenangkan Jimin. " Jangan lupa kau harus membangunkan dia setiap pagi dan menyiapkan segalanya seperti apa yang sudah saya ajarkan kemarin." Jimin hanya mengangguk. " Ya sudah saya pamit ya, semangat kerjanya." Hoseok mengusak lembut surai Jimin.
" Hyung aku dan Namjoon jalan dulu." Pamit hoseok ke jin yang hanya dibalas dengan anggukan.
" Hyung, Jim kami jalan." Ucap Namjoon yang dari tadi sibuk ngobrol dengan seokjin. Jimin dan seokjin membalas dengan anggukan dan lambaian tangan.
Dalam seminggu terakhir hoseok mengajarkan Jimin untuk menjadi sekertaris untuk seokjin dikantor sekaligus sekertaris pribadi sang atasan yang sudah dia anggap sebagai hyungnya itu. Dari mulai membangunkan dan menyiapkan pakaian serta tas kerja dan berkas-berkas yang jin bawa pulanv untuk dikerjakan dirumah. Untuk sarapan Jimin tidak perlu menyiapkan karena seokjin terbiasa menyiapkannya sendiri. Bahkan untuk jiminpun akan dia buatkan.
Hoseok terus membujuk seokjin untuk menyetujui keputusannya agar Jimin menjadi sekertarisnya membuat seokjin jengah dan akhirnya menyetujuinya. Walau pun dia sempat berfikir bagaimana bisa dia bekerja dengan anak kecil, yang ada dia yang akan menjaga Jimin.
Sekarang tinggalah Jimin dan jin. Suana canggung menyelimuti mereka. Mereka tidak membawa supir. Saat berangkat tadi hoseok yang menyetir. Akhirnya Jimin memberanikan membuka suara. " Mari tuan, 30 menit lagi kita akan ada meeting dengan tuan choi meneruskan pembahasan proyek kemarin yang sempat tertunda." Jin hanya mengangguk dan jalan begitu saja ke area parkir.
" Ya tuhannnn, kuat kan gwe menghadapi manusia kulkas seperti tuan seokjin dalam dua Minggu ini."
Pagi-pagi Jimin sudah berada diruangan seokjin, dia merapikan meja sang atasan dan mejanya sendiri yang berada diruangan yang sama. Pagi ini Jimin tidak membangunkan seokjin, karena seokjin menginap dirumah orang tuanya.
Setelah selesai, Jimin membuatkan kopi untuk sang atasan dinginnya itu dan meletakkan dengan hati-hati dimejanya. Setelah dikira semua beres Jimin memeriksa berkas dan jadwal-jadwal kegiatan atasannya hari ini.
Karena pagi ini Jimin belum ada kerjaan yang harus dikerjakan jadi dia memilih untuk memakan sarapan yang sengaja dia bawa, karena ia bangun sedikit terlambat. Disela asiknya sarapan sambil menonton kartun dichannel yutubnya tanpa Jimin sadari sang atasan masuk.
" Kau belum sarapan?" Jimin terlonjak kaget mendengar satu suara yang masuk keindra pendengarannya itu.
" emm swe_swelamat pagi tuan." Salam Jimin sambil membungkuk dengan mulut yang masih penuh dengan makanan. Membuat pipi Jimin mengembung.
" Maaf tuan saya tidak menyadari kedatangan anda." Jimin mengunyah cepat makanan yang ada dimulutnya itu.
" Maaf juga saya memakan sarapan saya diruangan anda." Lanjut Jimin merasa tidak enak dengan tindakannya memakan sarapannya di ruangan sang atasannya itu.
" Tidak masalah. Lanjutkan dan habiskan sarapanmu, sekarang belum masuk jam kerja. Jangan terburu-buru." Ucap sang atasan sambil berjalan kemejanya. Jimin hanya mengangguk dan melanjutkan acara sarapannya dengan sambil menonton acara kartun kesukaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity
FantasyHati manusia tidak bisa diprediksi utk jatuh kesiapa. Bisa jadi jatuh kepada org yg sangat kita benci. Seperti halnya 2 manusia ini. Berawal dari benci tapi karena seringnya mereka bersama menimbulkan benih2 cinta. BxB JinMin YoonMin Taekook Namjin