1

88 10 0
                                    

Seo Myungho menghentakkan kakinya, sedikit melompat-lompat setelah memasuki halaman kost-an. Lalu ia berjalan menuju pintu kamar kost nya sambil bersenandung ria.

Setelah menutup pintu, ia melepas sepasang sepatunya, melangkah menuju ranjang dan segera menghempas tubuh nya. “Hahh~”, Ia menghembuskan nafas lega sambil tersenyum menatap langit-langit kamarnya.

Myungho bangkit kembali untuk duduk dan merogoh ke dalam ransel yang tadi ia gunakan untuk mengambil ponselnya.

Menekan sebuah nama di pencarian ponselnya, dan menekan tombol panggil.

Dari seberang sana, “Halo, Dek?”, ucap lembut seseorang yang dipanggil ternyata ibunda tercinta Myungho.

“Hehehe”, menjawab panggilan bundanya.

“Kenapa Dek?, kok nelpon ibunya ketawa gitu?”, tanya sang bunda.

“Bun, adek lagi seneng, bunda mau tau gak kenapa?’, jawabnya dengan antusias.

Diseberang sana ibundanya tertawa, ikut senang mendengar anak semata wayangnya sedang gembira. Walaupun belum mengetahui alasannya.

“Bun.. Bunda kok malah ikut ketawa duluan sih, kan adek belum ngasih tau kenapa adek seneng”, protes Myungho.

“Iya Iya deh.. Kenapa anakku sayang, hal baik apa yang terjadi hari ini sampe bikin anak gantengnya ibu seneng kayak gini?”

Myungho tersenyum, “Hehe, AKU KETERIMA KERJA BUN!, Aku mulai senin udah masuk kerja!”, ucap Myungho setengah berteriak sumringah.

“Wahh, Adek keterima kerja? Kapan adek ngelamar kerjanya? Kok gak ngasih tau ibu?”

Myungho baru lulus sekolah menengah atas, istilahnya fresh graduate. Myungho ingin melanjutkan berkuliah, tapi ia tidak ingin membebani ibundanya dengan biaya-biaya kuliah. Maka dari itu Myungho memutuskan untuk memberanikan diri pergi merantau dari kota kelahirannya di Bogor ke kota yang sudah lama ia ingin datangi, Jogjakarta.

Myungho berniat untuk mencari pekerjaan terlebih dahulu, mengumpulkan uang, lalu mendaftar kuliah. Fikirannya itu terdengar sederhana bagi Myungho haha, tapi apakah benar akan sesederhana itu alurnya?.

“Ibu nanya nya banyak banget kaya HRD interview kerja aja haha”

“Iya loh dek, soalnya ibu gak tau, adek tiba-tiba ngasih kabar ke ibu kalau adek udah keterima kerja, padahal adek baru seminggu pindah ke Jogja. Kapan adek ngelamar kerjanya?, dimana adek ngelamar kerjanya..? kan ibu gak dikasih tau sama kamu dek”, jelas ibundanya panjang lebar.

Myungho terkekeh mendengar penuturan ibundanya. Memang benar Myungho tidak memberi tahu ibundanya kalau dari sebelum ia pindah ke Kotagede, Jogja, Myungho sudah mencoba melamar pekerjaan ke beberapa perusahaan di Jogja menggunakan akun Jobstreet nya. Dari berpuluh-puluh email lam-ker yang ia kirim, akhirnya ia mendapat beberapa email panggilan interview dari perusahaan yang sudah ia lamar. Apalagi Myungho mendapat email panggilan kerja dari perusahaan yang sudah diincarnya. Maka dari itu ia semakin yakin untuk segera pindah ke Jogja. Myungho sudah meminta izin dan menjelaskan alasan kenapa ia ingin merantau ke Jogja, walau Myungho belum mengatakan kalau ia sudah mendapatkan panggilan kerja disalah satu perusahaan disana. Untungnya bundanya mengerti dan memberikan izin.

Sampai di Kota Jogja untuk pertama kali. Myungho akan tinggal dan menetap di kost-an di daerah Kotagede. Setelah mendapat kost-an yang sesuai dengan bugdet nya dan juga akses yang mudah menuju perusahaan incarannya. Myungho kembali pulang ke Bogor. Lelah, tentu saja lelah. Tapi langkah Myungho masih awal, ia tidak mau mengeluh sekarang. Karena ia begitu menantikan langkah-langkah selanjutnya dalam kehidupan barunya di Kota Jogja.


TRIGGER (GYUHAO) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang