Setengah tahun berlalu tak terasa.
Kehidupan Myungho selama di Jogja cukup lancar dan cukup sesuai dengan prediksinya juga, hari-hari Myungho dihabiskan dengan bekerja, tidur, dan makan. Tidak ada waktu untuk main baginya, Myungho tidak mengeluh, ia yang menginginkannya seperti itu. Karena menurut Myungho, ‘Mau ngapain lagi? Gak perlu nikmatin hidup, buang-buang waktu. Hidup gue cuma buat cari duit buat bunda’.
Saat ini Myungho sedang rebahan sambil memainkan ponselnya di sofa kecil miliknya, tempat ternyaman bagi Myungho. Ia baru saja pulang bekerja.
Lelah, dan lapar. Tapi Myungho sedang malas sekali untuk memasak. Ia juga lupa untuk membeli makanan terlebih dahulu.
‘Hmm, Gofood aja apa ya, tapi males nunggu nya.. makan pop mie aja gitu? Tapi cuma ada satu, gak akan kenyang hm’.
Myungho sedang larut dalam fikirannya, dan tiba-tiba ada satu notif pesan muncul di layar ponselnya.
Pesan dari Mas Mingyu.
Mas Mingyu:
“Dek, udah balik belom? Ini gue beli nasi padang dua, makan bareng yuk”.Myungho:
“Lo beli dua sengaja satunya buat gue Mas?”.
Mas Mingyu:
“Iya dek, gue ke kamar lo yah, bentar otw, masukin motor dulu”.Senyum Myungho mengembang.
Selang beberapa menit, Mingyu benar-benar mendatangi Myungho.
Tok Tok Tok, “Dek, ini gue”, panggilnya dari luar kamar kost Myungho.
Myungho segera bangkit dari duduknya dan membukakan pintu untuk Mingyu.
“Wihh wangi banget nasi padangnya”, ujar Myungho sambil melirik kantong kresek berisi nasi padang yang di jinjing Mingyu ditangannya.
“Emang, ini naspad langganan gue, rekomen banget!”, balas Mingyu.
Keduanya masuk ke dalam kost-an Myungho.
Myungho duduk di sofanya kembali, sedangkan Mingyu duduk lesehan di lantai.“Perasaan banyak banget deh tempat langganan lo, dari soto, sate taichan, gudeg, terus ini naspad”.
Mingyu tertawa renyah. “Gue sebenernya bisa masak, tapi gue males kalau masak buat gue sendiri, mana abisnya banyak cucian, jadi kalau laper gue prefer beli aja biar gak ribet”.
“Masakin gue dong kali-kali”.
“Lo mau gue masakin apa?”, jawab Mingyu.
Myungho berfikir sebentar, “Hmm.. emang lo bisa masak apa aja Mas?”.
“Lo sebutin aja mau gue masakin apa, kalau gue belum bisa nanti gue bisa belajar dulu”.
“Lo terlalu sweet ga sih jadi cowok, pasti pacar lo sayang banget sama lo”, balas Myungho asal sebenarnya.
Mingyu malah tertawa keras setelah mendengar perkataan Myungho.
“Kenapa ketawa dah?, gue ada salah ngomong?”.
“Hahah, iyalah salah banget, orang gue abis diselingkuhin”, balas Mingyu sambil membuka naspadnya. “Makan dulu yuk dek, gue udah laper”.
Myungho mengangguk, “Gue juga udah laper sih, tapi gue penasaran, ceritain dong”.
Myungho ikut duduk lesehan dilantai di depan Mingyu dan membuka bungkus nasi padangnya.
“Lo mau denger apa? Gue males sebenernya ceritainnya”, Mingyu mengaduk-aduk nasi dengan bumbu naspadnya menggunakan tangannya.“Sorry, yaudah gak usah diceritain Mas, kita lanjut makan aja”, balas Myungho karena takut menyinggung perasaan Mingyu.
Mingyu menarik nafas panjang, “Gue ceritainnya sambil makan gapapa ya”, menyuap naspad itu ke dalam mulutnya, “Intinya cewek gue selingkuh sama temen gue sendiri. Sakit banget emang. Padahal gue udah pacaran sama dia hampir mau 2 tahun, yang gue tau mereka udah selingkuh di belakang gue sekitar 7 bulan. Itu aja ke-gep sama gue, pas gue nyamperin kost-an cewek gue, eh ternyata lagi cuddling mereka”.
Myungho menepuk paha Mingyu, “Sorry ya gue buka luka lo lagi”.
Mingyu menggeleng, “Santai, gue udah move on kok, lagian ngapain lama-lama kesiksa gara-gara diselingkuhin”.
“Eh btw ya Mas gue kira lo belok.. Euh maksudnya-“, ujar Myungho tapi terpotong saat Mingyu menyela mendahului omongannya.
“Maksud lo gue gak suka sama cewek gitu?”, jelas Mingyu.
Myungho mengangguki perkataan Mingyu.
Dan Mingyu menertawai gelagat canggung Myungho. “Kenapa lo kira gue kayak gitu? Apa.. cuman gara-gara selama lo kenal sama gue, lo gak pernah liat gue sama cewek?”.“Engga, bukan gitu mas.. Abisnya dari pas awal kenal sama lo, tiap lo bonceng gue, lo gak canggung gitu narik tangan gue biar meluk elo, bahkan biarin gue tidur dipundak lo beberapa kali. Kalau orang normal mah yah bakal malu gak sih, kan lo sama gue sama-sama cowok”, jelas Myungho.
Lagi-lagi Mingyu tertawa, “Gue ngelakuin itu atas dasar kemanusiaan.. lagian gue kan udah bilang, gue gak peduli pandangan orang ke gue gimana, hidup gue ya gimana gue”, jelas Mingyu.
“Oh oke-oke”, balas singkat Myungho.
“Kalau lo mau tau tentang gue, gue kasih tau, gue juga pernah kok pacaran sama cowok”, jujur Mingyu.
Myungho sedikit shock mendengarnya, “Jadi.. lo-“.
“Ya, bagi gue gak harus selalu cewek atau harus selalu cowok, kalau gue suka dan nyaman sama orang itu, begitu juga orang itu suka dan nyaman sama gue, ya gue pacarin”, ujar Mingyu.
Nasi padang Mingyu sudah hampir habis, sedangkan milik Myungho masih hampir utuh.
“Makan dulu tuh naspad nya abisin”, titah Mingyu, yang sekarang sudah habis tak bersisa naspad nya. Ia melipat-lipat bungkus naspad itu, lalu membuangnya ke tempat sampah.
Myungho mengangguk lalu segera menyuap naspad itu ke mulut nya.
“Kalau lo?”, tanya Mingyu.
“Gue? Maksudnya?”, tanya balik Myungho.
“Lo tertarik sama cowok atau cewek?”.
Myungho tampak berfikir, “Gue gak tau, gue belom pernah pacaran soalnya”, jawab Myungho.
Mingyu tersenyum melihat Myungho. “Lo tuh menarik, kenapa gak pernah coba pacaran?”.
“Gue gak minat, beban hidup gue udah berat, gue gak mau nambah beban lagi”, jawab Myungho.
Mingyu tertawa gemas, “Pftt, kenapa lo kira pacaran tuh malah nambah beban?”.
“Gak tau ah males mikir”, ucapnya sambil memasukkan suapan terakhir ke mulutnya.
“Mau nyoba sama gue gak?”, pertanyaan yang ambigu menurut Myungho.
Myungho tersedak minumnya saat mendengar pertanyaan Mingyu. “Uhuuk uhuk, maksud lo apa mas?”, tanya Myungho.
“Coba pacaran sama gue, lo sama gue, pacaran”, jelas Mingyu.
One step forward cie Mas Mingyu>>>
Diterima jangan?Segini dulu gapapa ya, masih meng-galau akibat Us, again?. (Ada yang baca?)
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIGGER (GYUHAO)
Fanfiction'kamu tuh pemicu, pemicu berkobarnya api cinta dalam dadaku ini hehe. membara sayangku!!', mingyu.