4

43 6 0
                                    

Pukul 9 malam, motor yang dikendarai Mingyu masuk kehalaman kost-an.

Mingyu mengehentikan motornya di depan kamar Myungho.

Rupanya Myungho benar-benar tertidur pulas dipundaknya. Mingyu sedari tadi bisa mendengar dengkuran halusnya Myungho yang menggemaskan menurut Mingyu.

‘Gak tega gue banguninnya, udah pulas banget kayaknya ini anak tidurnya’, Mingyu menoleh sedikit ke arah Myungho. Mingyu melihat matanya yang tertutup rapat, begitu damai tidurnya.

Mingyu memperhatikan garis wajah Myungho yang nampak begitu jelas diantara jarak sedekat ini.

‘Gue bener, dia emang imut’, batin Mingyu.

Mingyu memperhatikannya dari bulu matanya yang tidak terlalu panjang dan tidak lentik, garis matanya yang cukup tajam, hidungnya yang begitu mancung, bibirnya yang sedikit mengerucut, lembut kayaknya, warnanya pink, kenyal kayak jelly...

“Hhk!”, Mingyu menyudahi tatapannya, dan kembali melihat ke depan.

‘Gue gila! Ngapain gue barusan! Ngapain gue merhatiin mukanya dia mulu’, Mingyu menutup matanya erat, mencoba menghapus bayangan setiap lekuk wajah Myungho dalam ingatannya.
‘Gue bangunin sekarang aja deh’.

Mingyu menyentuh pelan lengan Myungho yang masih terikat diperutnya. Mingyu mengelus dan menepuknya dengan hati-hati.

“Dek, kita udah sampe kos-an, bangun yuk”, ujarnya masih menepuk tangan Myungho.

Myungho menggeliat pelan. Ia ingin merentangkan tangannya, tapi sulit karena tangannya masih terikat.

“Hmm, udah sampe ya mas?”, Myungho mendongak ke depan sambil mengatur cahaya yang masuk ke matanya. “Maaf ya gue malah tidur sepanjang jalan”.

“Gak apa-apa”, jawab Mingyu singkat sambil melepaskan ikatan jaketnya.

Setelah jaketnya terlepas, Myungho segera merentangkan tangannya ke udara. “Hoammm!”.

“Lo capek banget kayaknya ya, tidurnya pulas banget tadi”.

Myungho mengangguk, “Kayaknya iya deh hehe”. “Makasih ya, pundak lo pasti pegel banget ya sekarang?”.

Mendengar itu Mingyu meregangkan sedikit bahu nya. “Sedikit”, jawabnya.  “Udah gih lo masuk, lanjut lagi tidurnya, besok ya gue kirim foto-foto lo tadi”.

“Lo mau mampir dulu gak mas? Gue bikinin makan malem.. Udah telat banget sih sekarang, tapi lo pasti laper kan?”, Myungho beranjak turun dari motor Mingyu.

Mingyu menggeleng, “Udah gak usah gapapa, gue bisa bikin mie nanti. Lo istirahat aja”.

“Hm yaudah kalau gitu, sekali lagi makasih ya buat hari ini”, Myungho tersenyum kearah Mingyu. Lalu beranjak menuju kamarnya.

“Eh helm gue nya gak dicopot dulu?”, ujar Mingyu menghentikan langkah Myungho.

“Duh iya gue lupa”, Myungho berjalan kembali ke dekat Mingyu dan melepaskan helmnya dan memberikannya pada Mingyu. “Ini jaketnya biar gue cuci dulu ya”, sambungnya.

Mingyu mengangguk meng-iyakan, “Gak usah buru-buru balikin, gue banyak stok jaket kok, jadi santai aja yah”.

“Yaudah kalau gitu gue masuk dulu ya mas”, Myungho berlalu meninggalkan Mingyu masuk ke dalam kamar kostnya.

Mingyu menyalakan motornya kembali, lalu melaju menuju kamar kostnya.



Di dalam kamar kost Mingyu.

Setelah selesai mandi, Mingyu menyampirkan handuk basahnya dipundaknya dan mendudukan dirinya diranjang tidurnya.

Mingyu meraih ponselnya yang tergeletak di nakas, dan membuka galeri fotonya.

TRIGGER (GYUHAO) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang