Tp. 3 Silence with the mouth

468 70 8
                                    


__________

Padahal sebelum Junhui ada mengatakan, kalau dia akan pulang kemalaman. Nyatanya itu tidak terjadi, Junhui pulang lebih awal. Perasaan kurang enak kalau meninggalkan seseorang di penthouse apalagi kalau dia masih baru-baru di dalamnya.

Pikir Junhui dia yang akan lebih awal kembali, rupanya salah. Ada yang lain juga. Tumben sekali bukan? Mereka yang lain pulang lebih awal darinya. Biasanya mereka pulang lebih lambat sedikit.

"Tumben kalian, pulang lebih awal"

"Seungcheol ingin—" Sebelum ucapannya terlancar secara menyeluruh. Sudah lebih dahulu dibungkam oleh Seungcheol dengan tangannya.

Menukik alisnya, Junhui jadi semakin penasaran dengan mereka berdua. No—Junhui lebih penasaran dengan Seungcheol. Karena dialah yang membungkam mulut Mingyu, seolah perkataan itu tidak boleh didengar olehnya.

"Apa yang kalian sembunyikan?"

"Aku kelelahan hari ini, jadinya aku mengajak pada Mingyu untuk pulang lebih awal. Agar bisa beristirahat lebih leluasa" Melanjutkan apa yang terputus dari perkataan Mingyu. Sesungguhnya bukan inilah yang akan dikatakan oleh Mingyu untuk Junhui. Tapi, Seungcheol terlalu malu kalau niatnya diketahui oleh Junhui.

Junhui mengangguk-angguk kepalanya sebagai Jawaban mengerti. Tapi sebenarnya, Junhui masih tidak percaya kalau yang disampaikan ini adalah maksud utama dari Mingyu. Sepertinya nanti, Junhui harus menginterogasi Mingyu.

"Hai" Sapa Lisa yang baru menuruni anak tangga. Ini perdana Lisa mau memoles-kan sedikit riasan diwajahnya. Entah kenapa dirinya memiliki gejolak untuk merias diri—seolah-olah tengah menarik seseorang dengan pesonanya.

"Bagaimana harimu?" Segala pandang Junhui sudah berpindah pada Lisa seluruhnya.

"Hariku sangat baik, harimu bagaimana?" Tanya balik Lisa. Bahkan Lisa saja tidak segan untuk meneliti menyeluruh pada Junhui, takut pria ini terjadi sesuatu di jalanan tadi.

"Sama sepertimu, hariku baik juga. Tapi ada sedikit kendala tadi"

"Tapi sudah teratasi?"

Junhui hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dari Lisa. Junhui melepaskan mantel yang masih menempel padanya. Diletakkan olehnya itu pada sandaran kursi.

"Jun? Apa kau ingin air" Menawarkan sesuatu untuk Junhui. Hal itu sontak, menjadi sorotan untuk kedua orang yang sama-sama duduk.

Apa yang tengah mereka tonton ini? Adegan romantis atau apa. Kenapa hal baik begitu banyak terjadi untuk Junhui, contohnya sekarang ini. Junhui mendapat mendapatkan tawaran minum, sedangkan mereka yang sudah lebih lama datang saja tidak ada mendapatkan tawaran apapun dari Lisa. Lisa malah acuh terhadap mereka berdua.

"Tidak, terimakasih. Sepertinya aku akan memasak untuk makan malam kita kali ini, ini sudah masuk ke giliranku" Junhui membawa langkahnya, menuju ke aktivitas yang selanjutnya dilakukan olehnya.

"Aku boleh membantumu?"

"Tidak perlu, duduk saja. Kau dan yang lihat, cukup menonton saja"

Lisa mengerucutkan bibirnya kedepan. "Tapi aku ingin membantumu, agar pekerjaanmu cepat selesai. Kalau sudah selesai, kau bisa beristirahat"

"Lisa, sungguh tidak perlu" Tolak halus Junhui, dia tidak akan memanfaatkan Lisa untuk kegiatannya ini.

"Jun, kali ini saja" Bersikeras ingin membantu Junhui, walau sudah ditolak begitu halus oleh Junhui.

"Baiklah, tapi kali ini saja"

Mendengar kalau Junhui memperbolehkannya dalam membantu. Lisa sentak memasang senyuman dibibirnya dengan begitu lebar. Lisa mengambil posisinya disamping Junhui.

The possessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang