Tp. 4 Chocolate brownies

415 65 20
                                    


_________

Ini merupakan hal paling nekat yang Lisa coba. Padahal dia sudah disuruh untuk diam saja didalam Mansion, untuk urusan luar akan diinformasikan oleh ketiga orang itu. Namun Lisa malah kekeuh keluar dan ingin memastikan secara langsung situasinya.

Padahal Lisa hanya berjalan-jalan di sekitaran apartemen, tapi bagaimana bisa di dekat minimarket. Dirinya bertemu Sehun serta anak buahnya yang kebetulan keluar dari seberapa minimarket. Itu membuat jantungnya, otomatis bekerja cepat. Untung, disaat Sehun mengedarkan pandangan matanya menuju minimarket. Lisa dengan cepat memalingkan pandangannya, agar yang dipandang oleh Sehun hanya punggungnya saja.

Persetanan! Apa ini karena dirinya tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh ketiga pria itu.

Lisa merasa gelisah, takut sekali kalau Sehun akan mengenalinya. Siapa tahu, Sehun saking mengenalnya—punggung miliknya saja langsung bisa dikenali oleh Sehun. Kalau pun benar itu, mungkin Lisa bisa memikirkan sendiri, jikalau dia sekarang berada di situasi darurat level menengah—atau mungkin? Level teratas.

Lisa mengigit kuku tangannya. Entah akan sampai kapankah, dirinya memilih dalam posisi seperti ini dalam kondisi lebih lama. Mana kakinya terasa lemah lagi. Dia tidak tahu, akan sampai manakah kakinya kuat untuk berdiri.

Sehun membuang puntung rokoknya ke tempat sampah. Dia mengusap kasar wajahnya. Betapa menjengkelkannya situasi ini, bagaimana bisa saat itu anak buahnya gagal untuk menangkap Lisa. Lihat apa yang terjadi oleh kegagalan yang dihasilkan oleh anak buahnya.

Rayesh Claire sampai begitu banyak memberikan dirinya umpatan melewati panggilan. Pria tua bangka itu, hanya kesenangan saja yang mengumpat. Tanpa diketahui olehnya, putrinya lincah sekali urusan melarikan diri. Contohnya sekarang, sudah tiga hari sejak kaburnya Lisa, entah kemanakah itu. Dipikir, Sehun tidak berusaha apa? Dalam mencarinya. Seluruh sudut Australia akan Sehun telusuri kalau itu demi mencari Lisa saja.

Sialnya, belum sampai seluruh Australia yang ditelusuri oleh Sehun. Baru beberapa kota saja dan kini dia malah kembali lagi ke Melbourne. Hari-harinya hanya memikirkan tentang Lisa, kemanakah gadisnya itu bersembunyi.

"Sama seperti sebelumnya, masih belum ada tanda-tanda gadis itu menginjakkan kakinya di bandara. Sepertinya, dia memang masih ada di negara ini" Alex menyampaikan informasi tentang perkembangan belakangan ini. Namun informasi yang selalu dibawanya, selalu sama saja.

"Terus pantau"

"Baik"

Sehun menyandarkan punggungnya pada mobil. Tangannya sekarang merogoh handphone yang ada di saku, pasti yang mengirimkan pesan ini si tua bangka itu lagi. Dia selalu meminta perkembangan, tapi yang mengerjakan hanya Sehun saja—seharusnya si tua bangka itu menggerakkan juga anak buahnya untuk mencari Lisa.

*kalau kau tidak bisa menemukan putriku dalam jangka waktu seminggu. Maka dirimu, akanku coret dari daftar orang yang ku jodohkan dengan putriku. Aku tidak membutuhkan pria sialan yang tidak bisa membawa putriku ke hadapanku secara langsung!*

Rahang Sehun semakin mengeras. Dia amat murka dengan ancaman Rayesh ini. Bagaimana bisa mencoretnya karena gagal dalam menemukan Lisa. Apa dia tidak bisa bersabar saja untuk menunggu. Sehun sudah mati-matian mencari Lisa, tapi sepertinya—gadis itu memang pintar dalam mencari tempat persembunyian.

The possessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang