TP. 2 Sincere

484 86 14
                                    


__________


Lisa tidak bisa tidur begitu lama. Entah kenapa, setiap jamnya dia selalu merasa was-was. Ketika dia tidur, seperti tengah diawasi. Karena selalu merasakan perasaan aneh, Lisa akhirnya memilih untuk tidak tidur.

Kakinya dengan pelan, turun dari tempat tidur. Dia sepertinya akan mencari celah untuk melarikan diri dari tempat ini, semakin lama bertahan—perasaannya mulai terasa tidak karuan. Lisa menarik tirai berwarna abu-abu, tirai ini menutupi sebuah kaca dibaliknya. Dari balik ini, dapat terlihat jelas pemandangan gedung pencakar langit.

Pemandangan dibalik itu seperti memiliki daya tarik yang kuat, Lisa sempat terhanyut dalam menikmati pemandangannya dalam keadaan tenang dan terpukau. Lisa juga tidak malu untuk membuka mulutnya berbentuk O sebagai bentuk ketakjuban-nya.

Apa dia ada di penthouse?

Biasanya yang memberikan kesan terbaik seperti ini adalah penthouse. Kalau Lisa meneliti lebih saksama lagi, dia memang berada didalam penthouse. Untuk hal, siapa pemilik dari penthouse ini—tentu Lisa tidak mengetahuinya, karena dia memang merasa baru pertama kali ini menginjakkan kaki di penthouse milik orang asing.

Suara sesuatu yang akan terbuka, langsung membuyarkan Lisa dari kekagumannya pada pemandangan yang ada dibalik kaca. Matanya mengikuti arah sumber suara berasal—suara itu berasal dari samping. Pintu terbuka lebar dengan menampilkan presensi seorang pria dengan piyama ungu.

Jantung Lisa hampir melompat melihat presensi tersebut. Kenapa merasa keterkejutan? Karena Lisa tidak ada berpikir, kalau akan didatangi oleh orang lain. Tapi, kalau dipikirkan kembali. Seharusnya Lisa tidak sekaget itu, mengingat kamar yang ditempatinya adalah kamar orang lain.

"Kau sudah bangun?" Tanya Junhui yang masih berada di ambang pintu. Pandangan matanya tidak kunjung lepas dari Lisa yang menempelkan dirinya pada kaca, Lisa terlihat seperti orang yang tengah was-was. "Sepertinya aku salah, kenapa aku memasuki kamar ini. Kau terganggu dengan kehadiranku? Kalau benar, aku minta maaf"

Sebelum Junhui membawa langkahnya untuk kembali keluar dari dalam. Junhui terlebih dahulu pergi menuju ke walk in closet. Dia mengambil beberapa setelan pakaiannya untuk berganti. Hari ini dia harus turun bekerja. Junhui bekerja sebagai seorang dokter kandungan.

Pekerjaannya sangat berbeda dari kedua temannya. Kalau keduanya berkecimpung didunia perbisnisan kalau dia di kedokteran, menjadi dokter adalah impian terbesar bagi seorang Wen Junhui.

Hilangnya sosok Junhui kedalam walk in closet. Membuat debaran dada Lisa seakan terpacu tidak main, dia baru saja seperti dipertemukan dengan seorang pangeran dari negeri dongengnya. Suara lembut pria itu rupanya tidak berbohong dengan tampangnya, dia benar-benar membuat debaran yang begitu dahsyat bagi Lisa.

Kalau tidak ada tempatnya menempel agar bisa bertahan lebih lama. Mungkin Lisa sudah terjatuh ke lantai. Kakinya sampai bergetar, padahal orang itu hanya mengatakan beberapa kata dan juga menghilangkan sosoknya kebalik walk in closet.

Junhui sudah kembali dari dalam walk in closet. Dia hanya mengambil setelan itu, untuk berganti akan dilakukannya didalam kamar Mingyu. Walau kamar ini adalah kamarnya, mungkin ada baiknya—dia melakukan seperti itu ditempat lain, karena disini ada seorang perempuan.

The possessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang