ℙ𝕖𝕣𝕞𝕚𝕟𝕥𝕒𝕒𝕟 𝕤𝕖𝕓𝕖𝕟𝕒𝕣𝕟𝕪𝕒

1K 106 65
                                    

.
.
.

Putra kebanggaan panglima Earth itu masuk dalam ruang introgasi, dua kursi serta meja kotak ditengah, juga jendela satu arah menjadi khas pemandangannya, lampu bohlam digantung, menyala benderang sinari seluruh ruang.

Telah ada satu sosok duduk disana, dengan dua tangan diborgol menempel ke meja, rambut berantakan serta pakaian yang belum diganti sejak hari penangkapan, acuh tak acuh meski tau seseorang hadir didepan.

Gemini mengabaikan kursi kosong, berdiri antara dua kursi agar lebih dekat pada si pelaku aksi, ditatap lekat wajah kuning langsat serta alis tebal itu, terdapat beberapa bekas tindik mungkin jejak budaya sukunya belasan tahun lalu.

Hening nan hampa, hingga hanya deru nafas yang mengudara, Fourth memutuskan tetap bungkam dengan pandangan lurus kedepan, mengabaikan si calon tentara yang masih belum bicara.

BRUGG!!!

Hingga tiba tiba saja meja dipukul kuat entah apa maksudnya, buat yang duduk jelas terperanjat kaget tubuhnya hampir loncat dari kursi.

Sialan!

Namun ia masih berusaha menahan umpatan memilih untuk fokus menetralkan debaran.

Gemini terkekeh pelan.

"yang seperti ini ingin melawan presiden?"

Tatapan itu jelas meremehkan.

"Lemah"

Deru nafas kasar akhirnya terdengar dari mulut si lawan bicara, meski ia tetap memilih tak bersuara.

Putra panglima itu kembali menatap lekat pemuda disampingnya.

"Apa yang buat kamu berani jadi pemberontak, hah? Ada yang suruh?"

hening.

Bukan sekali dua kali Gemini mengintrogasi, buatnya hafal betapa keras kepala orang orang seperti ini dalam menutup mulutnya.

"Dimana teman teman kamu yang lain?"

Masih tak ada jawaban.

Baiklah, sesuai bimbingan dari sang ayah, satu level dinaikkan lantas Gemini mulai mengeluarkan satu benda dari sakunya,

Stunt gun terjulur didepan, sengaja dinyalakan buat listrik dengan tenaga 12 volt itu menjalar biru dari masing masing sudutnya.

Sang aktivis melotot.

"Apa aku harus membuat mulut kamu terbuka dulu untuk bicara?"

Pelan suara itu namun tegas nan menggema, membuat Fourth seketika menelan ludah.

Gemercik listriknya terdengar jelas.

"Aku tanya sekali lagi"

Lantaran masih belum dimatikan.

"Dimana markas perkumpulan kecoa ini?"

Namun Fourth masih fokus menatap senjata didepannya, tak kunjung bersuara meski binar takut itu mulai kentara.

Kini Gemini yang menghela nafas kasar, pemuda yang satu ini benar benar meminta untuk disiksa.

"Kamu bisu, hah?!"

Senjata listrik yang ditaruh diatas meja kembali ditarik, lantas mulai diarahkan pada badan si mahasiswa teknik, menyala gemeletuknya seolah memberi tau akan sesakit apa sengat itu kala menyentuh otot ototnya.

"Kinyi!! awet kawinda!! awet kawinda!!!"
Baiklah!! Tunggu sebentar!! Tunggu sebentar!!

Teriakan itu keluar tiba tiba dari mulut Fourth, lumayan kencang buat Gemini seketika urung menyengatnya.

RASAKRASI [ pondphuwin | bxb ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang