6. You Light Up My World

213 31 1
                                    

Sejak pagi, hampir seluruh karyawan Neo Digital sibuk berbincang tentang betapa hebatnya seorang Bareno Brawijaya yang berhasil mendapatkan kontrak kerja sama dengan sang seniman tersohor, Theana Feodora. Banyak orang menaruh ekspektasi tinggi terhadap kolaborasi brand Zetta Mode dengan Neo Digital, apalagi dipegang Reno secara langsung. Mereka sungguh tak sabar menantikannya.

Di tengah huru-hara gosip yang menyebut bahwa Reno akan segera dipindahkan ke kantor pusat setelah proyek ini selesai, Rangga juga tak henti-hentinya mengabarkan bahwa beberapa kanal media ingin mengundang pria itu untuk melakukan wawancara secara langsung. Singkatnya, nama Reno melambung seketika.

Tak perlu perayaan khusus, Reno hanya menghadiahi dirinya dengan sebatang rokok yang tengah mengepulkan asap di halaman belakang gedung kantor. Dengan mata memicing, pandangannya menerawang jauh, menikmati langit mendung dan angin sepoi-sepoi. Beberapa orang memberi selamat, para atasan juga menyampaikan rasa bangga pada dirinya. Hanya satu orang yang tidak suka akan kesuksesan itu.

Lamunan Reno buyar ketika mendengar ada seseorang menghidupkan pemantik di sebelahnya. Menoleh sekilas, pria itu kembali menghisap rokok dengan tarikan napas yang lebih panjang.

"Kali ini, jurus rayu apa lagi yang lo pake?" tanya Harry dengan nada mencemooh.

"Dikasih tau pun, lo nggak akan bisa ngelakuinnya," sahut Reno tenang, masih memandang lurus ke depan.

Harry terkekeh ringan, meskipun dalam hati ingin mengumpat melihat kesombongan Reno yang terpampang jelas. "Banyak rumor tentang lo di kantor ini. Lo selalu gampang banget gaet klien cewek, apalagi cewek-cewek kesepian."

Rahang Reno mulai mengeras. Bedebah ini selalu menemukan cara mengompori dirinya. Ia menoleh, menatap tajam dalam diam kepada Harry yang membalas dengan senyum penuh arti.

"Meskipun dibilang terkenal, gue belom pernah denger nama Theana sebelumnya. Mungkin karena gue bukan pecinta seni, dan kebetulan dia juga mainnya langsung ke luar negeri. Tapi, karena sekarang dia klien lo, gue jadi tertarik untuk cari tau sedikit tentang dia."

Lagi, Reno membuang muka, sambil berharap batang rokoknya cepat habis agar tidak perlu berlama-lama di sini. Suasana yang tadinya tenang berubah suram seketika.

"Ibu muda, single mom lebih tepatnya. Di usia yang sekarang 35 tahun, dia udah punya anak yang berumur 16 tahun. Entah memang kawin muda atau—"

"Lo tertarik banget ya sama kehidupan pribadi klien?" sela pria itu dingin.

Menghisap, membuang asap rokok lewat napasnya sesaat, Harry menggeleng. "Gue tertarik sama rumor tentang lo yang katanya pake cara kotor untuk ngedeketin klien-klien cewek. Paling parah, katanya lo pernah jadi simpenan."

Hilang sudah minatnya pada lintingan tembakau. Reno membuang benda itu, lalu mematikan api dengan satu injakan erat. Menghadap Harry dengan kedua tangan terselip di saku celana. "Kalo emang bener, kenapa? Lo iri karena fisik lo nggak sebagus gue?"

Kilat amarah mulai merayapi manik Harry, ketika Reno melempar tatapan mengejek, menilai penampilannya dari kepala hingga ujung kaki. Kemudian, Reno menepuk bahu Harry pelan, seolah menyingkirkan debu yang menempel di sana.

"Kalo fisik nggak bisa nolong, minimal otak lo dipake buat kerja yang bener. Jangan mulut doang gede bacot."

Kata-kata tajam, setajam sorot mata yang bisa menembus raga lawan bicaranya. Harry dibuat bergeming dengan aura mengerikan yang menyelimuti Reno. Betapa ia ingin menyanggah keras, tetapi seluruh tubuhnya seperti kehilangan fungsi. Harry hanya mampu membalas tatapan nyalang itu tanpa bicara, sampai Reno pergi dari hadapannya. Pada akhirnya, ia hanya terlihat seperti seorang pecundang. Brengsek!

I Guess It's OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang