9. Lost in Translation

214 37 11
                                    

Mau kasih info kalo ada tambahan catatan di Bab 5 dan 8, terkait istilah-istilah dalam merajut. Sorry, kelupaan😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anw, happy reading!😚😚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Anw, happy reading!😚😚
.
.
.

Blouse lengan panjang dengan perpaduan warna hitam, putih, dan merah, dikenakan Thea bersama rok tutu hitam sebetis. Beralaskan sneakers putih, wanita itu tampak percaya diri menjadi pengisi seminar di salah satu universitas jurusan seni. Kaki yang terkilir, sudah lebih baik, tetapi tetap saja ia belum bisa berlenggak-lenggok nyaman mengenakan heels.

Semua mata terarah kepada wanita muda dengan aura memancar terang ditimpa lampu tembak yang terpasang di bagian panggung ruang serbaguna. Deretan gigi rapi, lesung pipi yang muncul kala ia berbicara atau sedang tersenyum, iris cokelat yang begitu menarik, tampaknya tidak sulit mencuri seluruh perhatian mahasiswa. Entah mereka benar-benar menyimak apa yang diucapkan oleh suara jernih dan enak didengar itu, atau sekadar betah mengagumi fisik Thea yang imut, tetapi tak meninggalkan kesan profesionalitas.

Wanita itu memang senang bicara, sehingga tidak sadar bahwa tenggorokannya kering. Selesai acara seminar, sebotol air mineral yang sudah disediakan khusus untuknya, langsung ia teguk sampai habis tanpa jeda. Beramah-tamah sejenak bersama dosen dan panitia acara, Thea akhirnya berpamitan.

Dengan kaki yang belum sembuh total, tidak memungkinkan bagi Thea untuk mengendarai mobil sendiri. Ada Yono, sopir yang biasa mengantar-jemput Nala, sebenarnya. Namun, jarak kampus ini dan sekolah Nala cukup jauh. Belum lagi, Thea masih harus ke kantor dulu. Jadi, ia memutuskan untuk memesan taksi saja.

Berkutat dengan ponsel, Thea menuruni tangga luar kampus. Dari ekor matanya, ia bisa melihat bahwa beberapa mahasiswa asyik mengobrol sambil duduk di sana. Namun, detik berikutnya, pandangan wanita itu buram seketika, tertutup kabut asap tebal. Aroma khas bakaran tembakau terasa menusuk paru-parunya. Terbatuk-batuk secara refleks, Thea tidak melihat dengan benar saat akan menapaki anak tangga paling bawah.

Kakinya selip, tubuhnya hilang keseimbangan. Ponsel yang ia pegang jatuh entah ke mana. Thea tidak sempat memikirkan hal lain ketika yang berada dalam kepalanya adalah, ia akan segera terjerembap ke tanah.

I Guess It's OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang