BAB 31

6 1 0
                                    

Darkhold dan Malaikat -31

Malam itu, Bruce tidak dapat tidur karena ia mendapati dirinya terperangkap dalam lingkaran analisis yang tak berujung, memutar ulang rekaman itu berulang kali untuk menangkap setiap nuansa, setiap detail yang mungkin sebelumnya luput dari perhatiannya.

Ia memberikan perhatian khusus pada mata Hulk, dan menyetujui gagasan bahwa jendela jiwa juga bisa menjadi cermin pikiran. Metode ini, meskipun masih bersifat teoritis pada tahap ini, berfungsi sebagai pendekatan awal untuk mengukur kemampuan kognitif Hulk tanpa adanya pengujian yang lebih pasti.

Pencarian Bruce untuk pemahaman melampaui sekadar kecerdasan; ia berupaya mengungkap kompleksitas emosional yang terpendam dalam diri Hulk.

Rekaman tersebut memberikan sekilas gambaran tentang dunia batin Hulk, terutama melalui interaksi Hulk dengan patung Betty Ross. Kelembutan yang ditunjukkan, sangat kontras dengan keganasannya yang biasa, mengisyaratkan kedalaman perasaan dan perhatian yang memungkiri penampilan luarnya yang mengerikan.

Yang juga menunjukkan adalah sikap hati-hati Hulk dalam memakan makanan yang disediakan. Keraguannya menunjukkan tingkat kecurigaan dan pemikiran kritis, menyadari potensi penipuan dalam apa yang tampaknya merupakan pemberian yang baik. Namun, menyerah pada rasa lapar pada akhirnya menggambarkan perjuangan dalam mengendalikan dorongan hati, sifat yang tidak asing bagi tahap perkembangan anak kecil.

Pengamatan ini membuat Bruce berspekulasi tentang kematangan emosi dan kapasitas intelektual Hulk. Mungkinkah aspek-aspek tertentu dari kecerdasan Bruce sendiri terwujud dalam diri Hulk, meskipun disaring melalui prisma emosi mentah dan naluri primitif? Rekaman itu tidak memberikan jawaban pasti tetapi malah menawarkan landasan bagi Bruce untuk membangun hipotesisnya.

Tarian rumit antara kekuatan kasar Hulk dan tanda-tanda munculnya kesadaran yang lebih jelas, memicu tekad Bruce untuk menggali lebih dalam ke dalam jiwa dirinya yang lain, mencari benang merah yang menghubungkan mereka berdua dengan cara yang lebih mendalam daripada sekadar transformasi fisik.

Saat inspirasi datang, Bruce dengan cermat mendokumentasikan setiap pemikiran yang muncul, membayangkan diskusi komprehensif dan sesi perencanaan strategis yang akan datang.

Dalam minggu-minggu berikutnya, pengamatan awal ini akan menjadi dasar untuk merancang pendekatan yang lebih bernuansa untuk menguji kapasitas kognitif dan emosional Hulk.

Konsep memperkaya lingkungan Hulk dengan permainan dianggap Bruce sebagai jalan yang menjanjikan untuk eksplorasi. "Meningkatkan kompleksitas aktivitas dalam kurungannya dapat berfungsi sebagai gerbang untuk menguji fungsi kognitifnya," renungnya, menyadari potensi bermain sebagai alat untuk penilaian mental.

Saat mempertimbangkan pengenalan teka-teki dan permainan yang lebih rumit, Bruce mengakui adanya risiko bawaan yang dapat memicu frustrasi atau agresi dalam diri Hulk.

Namun, ia tidak dapat menghilangkan keyakinan bahwa tantangan tersebut dapat memberikan wawasan yang sangat berharga mengenai kemampuan Hulk dalam memecahkan masalah dan mengatur emosi.

Dalam catatannya, Bruce menggarisbawahi perlunya peningkatan kompleksitas secara bertahap, dimulai dengan tugas yang lebih condong pada interaksi fisik. Pendekatan bertahap ini tidak hanya akan memfasilitasi pemahaman yang lebih mendalam tentang batasan intelektual Hulk, tetapi juga menyediakan data penting untuk memperkuat pengendaliannya.

MARVEL: SCP FOUNDATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang