22. Godaan

436 114 36
                                    

Tahun keempat pernikahan Rio dan Rose, semua masih baik-baik saja, Rio yang sabar, masih menjadi tempat teraman dan ternyaman nya untuk berkeluh kesah, dan sang suami masih bekerja di proyek, kali ini Rio kembali satu proyek dengan Jaehyun, mereka baru keluar hendak makan siang, dan berjalan menghampiri mobil yang dikemudikan Jisoo dan Jennie, sebuah truck besar memasuki area proyek, Rio terkejut melihat ada anak berumur tiga tahunan berlari keluar dari dalam kedai mengejar bola nya yang menggelinding liar.

"AWAS!" teriak Rio memperingatkan, beruntung sang sopir mendengar nya, hingga truck mengerem mendadak, nocah itu kaget, ia jatuh terduduk lalu menangis

"AWAS!" teriak Rio memperingatkan, beruntung sang sopir mendengar nya, hingga truck mengerem mendadak, nocah itu kaget, ia jatuh terduduk lalu menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua mata menatap ke arah truck sambil menutup telinga masing-masing saking takut nya, Rio pun menghampiri bocah itu dan menolong nya.

"Kamu tidak apa-apa kan?" Rio menggendong nya dan memeriksa bayi itu, sambil memungut bola yang dikejar tadi.

"Minji-yaa!" Panik Mina sang ibu, Rio pun membawa anak itu menghampiri sang mantan kekasih.

"Putri mu?" Tanya Rio pada Mina.

"Iya oppa, terima kasih susah menolong nya" ucap Mina mengulurukan kedua tangan nya pada Minji, Rio mengangguk, ia lalu pergi meninggalkan Mina dan putri nya begitu saja, menghampiri Jaehyun yang masih berdiri ditempat nya.

Mina membawa masuk sang putri ke dalam kedai ibu nya, dimana nyonya Myoi berdiri diambang pintu menatap Rio dari kejauhan.

"Tahu begini, eomma dulu akan lebih memilih Rio dari pada Taehyung" gumam nya membuat Mina tersentak.

"Ku dengar usaha katering istri nya sangat berkembang pesat, mungkin ini yang membuat kedai kita sekarang sepi, para pegawai proyek lebih memilih pesan lunch box di tempat istri nya Rio" keluh eomma Myoi.

Saat Rio hendak pulang dari proyek, Mina dan Minji pun menghampiri nya.

"Oppa" Rio menoleh kaget.

"Oh Mina-yaa, Minji-yaa" jawab Rio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh Mina-yaa, Minji-yaa" jawab Rio.

"Ini untuk oppa, karena sudah menyelamatkan Minji" ucap Mina.

"Ayo berikan pada uncle ssyang" ucap Mina pada sang putri.

"Terima kasih Minji-yaa" ucap Rio menerima kotak makan dari Minji, gadis kecil itu mengangguk.

"Oppa mau pulanh?" Tanya Mina yang berniat ingin menumpang.

"Iya, tapi aku mau menjemput Jake dulu" jawab Rio, ia tahu modus Mina, dan tak akan mudah tergoda.

"Baiklah, sampai jumpa oppa" ucap Mina, sebab arah mereka beda jika Rio akan menjemput Jake ke sekolah lebih dulu, sang mantan pun berlalu dari hadapan Mina, Rio tak berbohong, dia memang akan menjemput Jake lebih dulu yang kini duduk dibangku kelas tiga sekolah dasar.

"Hyung!" Seru nya antusias melihat sang paman menjemput nya.

"Hey Big Guy, ayo kita pulang sekarang" balas Rio, Jake pun langsung menghampiri mobil Rio dan mereka pun ke kedai RiSe lebih dulu.

"Ini untuk Jake" Rio menyerahkan lunch box pemberian Mina tadi pada sang keponakan yang ternyata berisi puding.

"Jake pulang" seru nya memasuki kedai sang aunty

"Wah, sudah hampir setinggi harabeoji kamu sekarang Jake" puji Yuri, sang bocah menyusul nya, dan membuka puding pemberian sang paman.

"Harabeoji mau?" Tanya Jake.

"Mau kalau boleh" balas Yuri bercanda.

"Ayo buka mulut harabeoji" Jake pun menyuapi Yuri dengan puding coklat.

"Dapat puding dari mana boy?" Tanya sang ayah yang ikut menyusul Yuri dan Jake.

"Dari hyung" jawab nya, mendengar ucapan Jake, Rose pun menoleh ke arah sang suami dengan penuh tanya, Rio ke dapur mengambil air minum, Rose pun mengikuti nya.

"Dari Mina, aku tadi kebetulan menyelamatkan anak nya yang hampir tertabrak truck proyek, dan dia memberi ku puding" jelas Rio setelah meminum air putih nya.

"Aku tak menyentuh nya sama sekali" imbuh nya, Rio berkata jujur karena dia sangat mencintai Rose.

Sedangkan Mina kembali ke dalam kedai, sang ibu pun menyambut nya

"Kenapa tidak jadi menumpang mobil Rio?" Selidik nya.

"Dia mau menjemput keponakan nya ke sekolah eomma" jawab Mina

"Alasan" kesal eomma Myoi.

"Besok biar eomma yang menemui nya" lanjut sang ibu, sang putri hanya terdiam.

Keesokan hari nya, nyonya Myoi telah bersiap untuk menemui Rio di tempat kerja nya, pria itu tampak membantu sang ipar mengemasi barang-barang nya, dan membuang sampah bekas makan para pekerja proyek, bersama Jaehyun.

"Kami pulang dulu" pamit Jisoo

"Hati-hati hyung" balas Rio, yang kemudian berjalan kembali ke proyek nya bersama Jaehyun.

"Rio" panggil nyonya Myoi, sang pemilik nama pun menoleh bersama Jaehyun.

"Bisa kita bicara berdua" Rio mengerutkan kening nya merasa aneh.

"Aku duluan Rio" pamit Jaehyun tahu diri.

"Ya nyonya?" Rio akhir nya bertanya perihal tujuan nyonya Myoi memanggil nya.

"Aku dengar kamu dan istri mu masih belum di karuniai seorang anak sampai sekarang" ucap ibu kandung Mina itu, Rio tak menjawab, ia membuang tatapan nya ke arah lain dengan raut wajah gelisah.

"Apa kamu tak ingin memiliki keturunan sendiri?" Tanya nyonya Myoi.

"Maaf nyonya, kami sedang mengusahakan nya" balas Rio

"Bukan kah empat tahun sudah cukup membuktikan jika istri mu itu mandul?" Lancang nya

"Itu bukan urusan anda" Rio tak ingin di cap tidak sopan jika melawan.

"Percuma harta mu banyak tapi tidak memiliki pewaris" ucap nyonya Myoi lagi

"Mina bisa memberi mu keturunan, darah daging mu sendiri, sudah terbukti dia memiliki seorang putri sekarang" bangga sang ibu.

"Maaf nyonya" Rio lalu melenggang begitu saja dari hadapan nyonya Myoi.

"Besok dia akan mendatangi mu sepulang dari bekerja!" Seru nyonya Myoi, tapi Rio tak menggubris nya.

Demi harta, nyonya Myoi ingin menjual sang putri yang sudah menikah pada orang lain, meski Rio dulu mantan nya, tapi ia pun juga sudah berkeluarga dan bahagia dengan pernikahan nya meski belum di karuniai keturunan, tapi Rio dan Rose saling mencintai dengan tulus.

#TBC

Thank YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang