Haiii~
Mari kita mulai, hope you enjoy, let's go!
._.
"Jay! Aku tidak gila!" Bentak Heeseung pada adiknya.
"Aku tidak mengatakan kau gila, Hyung. Tidak semua orang yang pergi ke psikiater adalah orang gila"
"Tetap saja. Aku tidak mau!"
Heeseung keluar dari mobil dan berjalan berlawanan arah dengan tujuan awalnya yang sebenarnya ia dan Jay sudah berada tepat di depan sebuah gedung tempat ia akan memeriksakan diri.
"Heeseung Hyung!" Teriak Jay sambil keluar mobil dan menyusul kakaknya.
"Tidak ada salahnya jika kau memeriksa dirimu, Hyung" Ucap Jay setelah berhasil menarik lengan Heeseung dan membuatnya berhenti berjalan.
"Aku tidak mau, Jay!" Kembali Heeseung membentak adiknya.
Tapi tiba-tiba matanya menerawang ke arah lain, pandangan matanya menatap sosok yang selama ini ia rindukan.
"Jay, sekarang apa kau akan tetap memaksaku ke psikiater setelah melihat dia?" Heeseung menunjuk seorang pemuda yang tengah menikmati secangkir kopi di sebuah café di belakang Jay.
Jay membalikkan badannya dan membelalak setelah matanya menangkap sosok itu.
"J-Jaeyun?" Ucapnya terbata.
Ia membalikkan tubuhnya ke posisi semula dan menatap kakaknya, kedua tangannya mencengkram erat kedua bahu Heeseung.
"Dia bukan Jaeyun. Dia bukan Jaeyun yang kita kenal, Hyung. Jaeyun sudah pergi"
"Tidak Jay! Dia Jaeyun" Heeseung segera berjalan menuju café itu dan menghampiri pemuda yang masih sibuk dengan cangkir kopinya.
"Jaeyun-ah" Ucapnya setelah berhasil berdiri tepat di depan pemuda itu.
Namun pemuda itu hanya mengerutkan kening dan memasang wajah tidak mengerti.
"Heeseung Hyung" Jay yang baru saja datang langsung mengambil alih semuanya setelah melihat raut wajah pemuda itu.
"Ah Maaf. Kakakku mengira kau adalah temannya. Sekali lagi maafkan kami" Jay membungkukkan tubuhnya sampai 90 derajat.
"Jaeyun-ah, kau tidak mengingatku?"
"Maaf. Tapi... aku bukan Jaeyun yang kau maksud"
"Sudah ku katakana dia bukan Jaeyun, Hyung. Dan dia juga berkata seperti itu. Ayo kita pulang"
"Tidak Jay! Jaeyun-ah, coba kau ingat-ingat lagi. Tidak mungkin kau melupakanku"
"Heeseung Hyung. Sadarlah!" Jay kembali mencengkram erat bahu kakaknya.
"Kita pulang sekarang" Lanjutnya sambil menyeret Heeseung dengan paksa.
*TRUE LOVE*
Braakkk...
Heeseung membanting pintu kamarnya dengan keras. Jay yang mendengar itu hanya bisa menghembuskan nafas dengan berat sambil menggelengkan kepalanya. Namun terdengar sesuatu dari dalam kamar kakaknya itu, seperti suara benda-benda yang dilempar dan berjatuhan. Jay segera berlari menuju kamar Heeseung.
"Heeseung Hyung! Apa yang kau lakukan?" Paniknya sambil mengetuk-ngetuk pintu dengan keras.
"Heeseung Hyung!"
"Dia Jaeyun, Jay! Aku yakin dia Jaeyun-ku!" Sahut Heeseung dari dalam kamar. Suaranya terdengar sedikit serak dan ada isakan di akhir lirihannya.
"Heeseung Hyung..." Ucap Jay pelan. Benar-benar tidak tega melihat kakaknya seperti ini.
Setelah Jaeyun meninggal, sifat Heeseung berubah drastis. Ia menjadi dingin dan sering melamun. Ditambah lagi setelah ia bertemu dengan orang yang sangat mirip dengan kekasihnya itu, membuat Heeseung benar-benar menjadi orang lain.
._.
kkeut!
Semoga suka yeoreobun ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love | Heejake
Romance[END] Heeseung yang terpuruk tentu saja belum menerima kenyataan bahwa sang kekasih sudah tiada. Dan Jay tidak akan membiarkan kakaknya hidup seperti itu selamanya. Hingga mereka melihat seseorang yang sangat mirip dengan kekasih Heeseung, apakah Ja...