Haiii~
Mari kita mulai, hope you enjoy, let's go!
._.
Semua mahasiswa baru sudah berkumpul di lapangan. Hari ini adalah hari pertama dimana mereka akan menjalani kegiatan ospek sampai tiga hari ke depan.
"Baiklah. Harap semuanya berbaris sesuai dengan kelompok yang telah di tentukan" Ucap salah seorang senior.
Kumpulan mahasiswa baru itu pun berbaris sesuai dengan apa yang telah dianjurkan. Masing-masing dari kelompok diketuai oleh dua orang senior. Jay membuka map yang telah diberikan padanya dan mengabsen setiap mahasiswa baru yang hadir hari ini.
"Kang Taehyun?"
"Hadir"
"Kim Gaeul?"
"Hadir"
"Kai Kamal Huening?"
"Hadir"
"Jake Sim?"
"Hadir"
Jay terdiam sesaat. Melihat pemuda yang baru saja menyahut panggilannya.
"Jay, mengapa berhenti mengabsen?" Ucap Jisung, teman yang membantunya mengetuai kelompok.
Jay tidak menyahut dan berjalan mendekati pemuda yang bernama Jake itu.
"Kau mengingatku?" Tanyanya.
Pemuda itu tampak berpikir, dan dia tiba-tiba tersenyum.
"Ah yang waktu itu di café? Maafkan saya, saya tidak tahu kalau kakak adalah senior saya" Pemuda itu menundukkan sedikit tubuhnya.
Jay tersenyum kecil "Tidak papa. Tapi, bisakah kita bicara setelah ospek hari ini selesai?"
"Bisa kak"
"Oke kita lanjutkan absensi. Ning Yizhou?" Jay kembali berjalan ke depan kelompok mahasiswa barunya.
"Hadir"
*TRUE LOVE*
"Apa yang ingin kakak bicarakan dengan saya?" Tanya Jake.
"Oh ayolah... Santai saja denganku, tidak usah kaku begitu" Jay mengibas-ngibaskan tangannya.
Jake menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "Baik Hyung"
"Aku ingin meminta bantuanmu. Aku harap kau bisa membantuku"
Pemuda itu tersenyum "Selama aku bisa, aku pasti akan membantu"
"Ini tentang kakakku. Aku tidak tega jika harus melihatnya terus seperti itu" Raut wajah Jay berubah murung.
Jake masih tidak mengerti apa maksud dari perkataan seniornya. Ia hanya diam menunggu Jay melanjutkan kalimatnya.
"Kekasihnya telah meninggal sekitar sebulan yang lalu. Sampai saat ini ia belum bisa mempercayai kenyataan itu. Bahkan sampai saat ini dia belum pernah pergi ke makam kekasihnya. Sifatnya benar-benar berubah sampai 180 derajat. Dulu ia orang yang ceria dan suka sekali bernyanyi. Tapi sekarang, dia berubah jadi orang yang pendiam, tak peduli apapun, bahkan tidak pernah ku dengar nyanyiannya lagi"
Jay menghembuskan nafas dengan perlahan "Sampai dia bertemu denganmu. Wajahmu benar-benar sangat mirip dengan Shim Jaeyun, kekasihnya. Waktu pertama kali dia mengatakannya, aku memang tidak percaya. Tapi setelah insiden di café waktu itu, aku merasa sependapat dengannya bahwa Jaeyun memang belum pergi. Dan bahkan menurutku Jaeyun telah hidup kembali"
"Lalu apa yang bisa ku bantu?" Tanya Jake lembut setelah ia terdiam meresapi cerita Jay.
"Bisa kah kau... Menjadi Jaeyun untuk kakakku?"
Jake terkejut dan nampak berpikir.
"Aku akan membayarmu. Anggap saja ini pekerjaan part time yang ku berikan padamu" Lanjut Jay.
Jake masih terdiam. Di dalam benaknya ia memang memerlukan tambahan uang untuk biaya hidupnya selama merantau di sini. Hanya ada uang ukt perkulihan dan sedikit uang jajan yang ia bawa dari Australia. Perlahan ia mengangguk dan tersenyum pada pria yang duduk di depannya.
"Benarkah? Terima kasih banyak Jake" Ucap Jay tersenyum senang.
._.
kkeut!
Semoga suka yeoreobun ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love | Heejake
Lãng mạn[END] Heeseung yang terpuruk tentu saja belum menerima kenyataan bahwa sang kekasih sudah tiada. Dan Jay tidak akan membiarkan kakaknya hidup seperti itu selamanya. Hingga mereka melihat seseorang yang sangat mirip dengan kekasih Heeseung, apakah Ja...