Setelah pertemuan singkat itu siapa sangka bahwa nyatanya takdir telah mengikat mereka untuk memiliki jalan kisah tersendiri.
Ten ternyata seorang murid pindahan dan baru aktif masuk kelas per hari ini dan yang mengejutkan ternyata Ten masuk ke kelas yang sama dengan Hikaru.
Ten tentu senang kalau dia tidak perlu susah payah lagi untuk berkenalan dengan teman barunya itu. Hikaru pun juga senang memiliki teman baru seperti Ten yang layaknya seorang malaikat karena telah menolongnya waktu kemarin.
Waktu pun kian berlalu dengan cepat, begitu pula dengan Ten dan Hikaru yang kian makin dekat. Mereka pun telah berada di kelas 3 yang sebentar lagi akan lulus dan hebatnya takdir menyatukan mereka kembali dalam satu kelas yang sama. Di kelas itupun Hikaru dan Ten duduk bersampingan.
Jika Hikaru berada dimana pun tentu Ten akan selalu ada disampingnya. Bahkan teman-teman mereka pun sudah paham kalau Hikaru dan Ten itu layaknya sepasang Romeo dan Juliet yang tidak bisa dipisahkan tapi versi persahabatan.
Tidak pernah terlihat bahwa mereka memiliki perasaan satu sama lain ataukah mereka yang begitu pandai menyembunyikannya. Lagipula jika memang ada perasaan dibalik persahabatan itu tentu pilihan yang terbaik hanyalah menyembunyikannya bukan?
Dihari ini guru bahasa yang seharusnya mengajar di kelas Hikaru dan Ten mendadak tidak bisa hadir, yang mengakibatkan jam pelajaran kosong di kelas mereka, membuat beberapa murid di kelas itu bebas berkeliaran keluar kelas.
Dan saat ini Hikaru pun memanfaatkan jam kosong itu untuk membaca novel yang akhir-akhir ini sering dibacanya sementara Ten pergi ke ruangan wali kelasnya untuk konseling mengenai masa depan Ten setelah dia lulus dari sekolah entah melanjutkan pendidikannya ke universitas ataupun ada rencana lain.
Sebenarnya bukan hanya Ten yang harus konseling tapi semua murid kelas akhir pun wajib untuk melakukan itu, Hikaru telah selesai melakukan konseling itu di hari kemarin dan dia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke universitas terbaik di luar kota dan masuk ke jurusan seni.
Dia penasaran kira-kira Ten akan melakukan apa ya.
Hikaru pun menengok ke samping ketika kursi kosong di sampingnya ditarik seseorang lalu muncul Ten duduk di kursi itu.
Ten mengembangkan senyum ketika mereka bertatapan. "Lagi baca buku itu ya?" Tanya Ten yang sepertinya sudah hafal akan buku yang sering dibaca Hikaru.
"Gimana tadi? Kamu udah tau mau melakukan apa?" Hikaru mengabaikan pertanyaan Ten, rasanya keingintahuannya lebih besar daripada pertanyaan Ten itu.
"Rahasia," goda Ten begitu tengil.
"Ten..." Hikaru menyebut namanya dengan penuh penekanan. Matanya pun menatap tajam ke arahnya. Dia seperti sangat kesal ketika Ten berubah menjadi sesosok yang menjengkelkan ketika dia lagi serius.
Ten tertawa pelan melihat ekspresinya. "Ekspresimu lucu saat ini, Run."
"Maksudmu itu lucu untuk bercanda seperti itu?"
Ten lagi-lagi hanya tertawa pelan, dia sangat mengenal Hikaru yang mana wanita itu sangat keras kepala. Jika dia menginginkan sesuatu maka dia akan mendapatkannya. Tapi rasanya Ten tidak bisa memberi tahu Hikaru soal apa yang ingin dilakukannya setelah lulus.
"Nanti akan ku beritahu saat kita lulus bersama, oke?"
Wajah kesal Hikaru berubah menjadi cemberut. "Aku dengan gampang ngasih tau kamu segala rencana masa depanku. Tapi sekarang kamu ga mau cerita, apa kamu ga percaya aku, Ten?"
Ten merespon itu dengan menggelengkan kepala cepat, menepis keraguan Hikaru tentang pemikiran akan dirinya.
"Bukan gitu Run. Hanya aja itu butuh timing yang tepat," jelas Ten berusaha meredam keresahan Hikaru.
KAMU SEDANG MEMBACA
TENRUN Our Story
RandomKumpulan berbagai cerita Ten dan Hikaru 🌱🐢 Warning: gxg, homophobic dni Published: 28 September 2024