Bangku di samping Hikaru telah kosong selama 2 hari. Bahkan chat bertubi-tubi yang dikirimkannya kepada orang itu tidak dibaca sama sekali, panggilan telepon pun juga tidak dijawabnya. Keterangan dari guru menjelaskan bahwa dia sedang sakit.
Tapi apakah sakitnya separah itu sampai dia bisa mengabaikan Hikaru?
Kekhawatiran telah begitu menyelimuti Hikaru tentang Ten, semenjak 2 hari yang lalu ketika saja Ten tiba-tiba menghilang entah kemana padahal katanya dia mau menunggu.
Apakah mungkin dia telah menunggu terlalu lama makanya dia pulang sendirian? Tapi kenapa dia tidak mengabari Hikaru dan bahkan mengabaikan semua pesannya sekarang?
Hikaru terus bertanya-tanya sendiri dalam pikirannya.
Kemudian dia terpikirkan seseorang yang mungkin bisa membantunya. Dia pun beranjak bangun dari tempat duduknya menuju kelas lain yang tidak terlalu jauh dari kelasnya.
Disitu dia menemui Fujiyoshi Karin, sebelumnya mereka satu kelas dan pada masa itu Karin pun cukup dekat dengan Ten.
"Kau tau dimana Ten?" Tanya Hikaru tanpa basa-basi yang mengejutkan Karin sesaat.
"Tentu, di rumahnya,"
"Dia sakit apa?"
"Aku tidak begitu tau."
"Apa kau sudah coba mengirim chat atau menjenguknya?"
"Aku... belum sempat..." Karin menjawabnya pelan karena dia merasa takut akan ekspresi wajah Hikaru yang sepertinya sangat serius. Seperti menjadikannya penjahat karena belum menanyakan kabar temannya yang sakit.
"Kenapa kau menakuti Karin dengan pertanyaan-pertanyaanmu, Run?" Sahut wanita yang duduk disamping Karin, Moriya Rena.
Hikaru menghembuskan napasnya perlahanan, "Gomen, aku hanya khawatir dengan Ten. Dia tidak membalas pesanku sama sekali dan tidak ada kabar padaku," jawabnya dengan ekspresi murung.
"Kau sudah menjenguknya?" Tanya Karin.
Hikaru menggeleng, "Aku tidak tau alamat rumahnya," Fakta itu mengejutkan Karin dan Rena, bagaimana bisa mereka yang terlihat sudah sangat dekat tapi ternyata belum pernah mengunjungi rumah salah satunya.
"Nanti akan ku kirim alamat rumahnya. Pergilah biar rasa khawatirmu mereda," ujar Karin.
"Eh? Kalian tidak ikut?"
Karin dan Rena pun saling melempar pandang, lalu Karin mengembangkan senyumnya, "Gomen, hari ini kami sudah pesan tiket nonton, mungkin bisa dibesok."
Hikaru mengangguk mengerti, rasanya hari akan berjalan berat jika dia harus menundanya sampai besok, tiba-tiba terlintas dipikirannya untuk pergi dari sekarang juga.
"Terima kasih atas bantuan kalian, aku akan pergi sekarang juga."
"Eh? Kau akan bolos hari ini?" Teriak Karin ketika dia sudah melengang pergi begitu saja.
"Jaa nee!"
***
Hikaru telah sampai di kediaman keluarga Yamasaki. Rumah itu hening dan hanya terdapat seorang wanita paruh baya yang kini sedang menyajikan teh hangat lalu meletakkannya di atas meja ruangan tamu.
Wanita paruh baya itu kemudian duduk diarah berlawanan dari tempat yang diduduki Hikaru.
"Silahkan diminum selagi hangat," suruhnya dengan nada lembut.
Hikaru mengangguk kemudian menyeruput teh itu secara perlahan sambil meniup hawa panas yang menyelimuti tehnya.
"Terima kasih ya Hikaru,"
KAMU SEDANG MEMBACA
TENRUN Our Story
RandomKumpulan berbagai cerita Ten dan Hikaru 🌱🐢 Warning: gxg, homophobic dni Published: 28 September 2024