Bab 1

937 67 0
                                    

Kilauan lampu sorot memperjelas kulitnya yang cerah nan mulus. Wajah sempurnanya selama ini kerap menghiasi layar kaca maupun layar lebar. Di tengah sorotan kamera dan tatapan penonton di studio, Alexandra Vivienne Devereaux duduk dengan anggun. Senyum tipis menghiasi bibir merah alaminya, menunjukkan ketenangan meski pandangan mata ribuan orang tertuju padanya. Paras perpaduan Indonesia dan Eropa membuat seorang Alexandra tampak begitu memikat—menarik perhatian bahkan tanpa harus berusaha.

Dia merupakan seorang aktris yang telah malang melintang di dunia hiburan selama sepuluh tahun, kini berada di puncak kariernya. Hari ini, Alexandra menjadi bintang tamu di sebuah talk show ternama, di mana ia diwawancarai oleh Armand, pembawa acara yang dikenal selalu mampu membuat tamunya membuka diri.

"Saat ini, karirmu sedang berada di puncak, Alexandra," ujar Armand sambil tersenyum ramah, memulai obrolan. "Film-film yang kamu bintangi hampir selalu sukses besar. Ada tips khusus untuk bisa bertahan selama ini di dunia hiburan yang sangat kompetitif?"

Alexandra, seorang aktris yang telah menjadi legenda di dunia hiburan. Di usia 28 tahun, ia sudah mengukir prestasi gemilang, membintangi berbagai film box office dan menerima banyak penghargaan bergengsi.

Sebelum berucap, Alexandra menghela napas ringan.. "Sebenarnya, tidak ada rahasia khusus, Armand. Aku hanya terus bekerja keras dan fokus pada apa yang aku cintai. Mungkin keberuntungan jadi faktor juga," jawabnya dengan senyum tenang yang membuat penonton terpikat.

"Tentu, kerja keras dan bakat seperti milikmu memang sulit ditandingi," puji Armand sambil tertawa kecil, membuat suasana semakin cair. "Lalu, bagaimana dengan kesibukanmu akhir-akhir ini? Apakah ada proyek besar yang sedang kamu persiapkan?"

"Ya, aku baru saja menyelesaikan syuting untuk sebuah film baru. Kali ini, aku mencoba peran yang sedikit berbeda dari biasanya," jawab Alexandra, matanya berbinar penuh semangat. "Film ini akan rilis dalam beberapa bulan ke depan, dan aku tidak sabar untuk melihat reaksi penonton."

"Menarik sekali," kata Armand. "Kami semua pasti tidak sabar menunggu film tersebut. Nah, Alexandra, selain karier dan kesibukanmu di dunia akting, ada satu hal yang mungkin penonton penasaran. Sepanjang kariermu, hampir tidak pernah ada kabar tentang kehidupan asmara. Apakah seorang Alexandra Vivienne memang lebih memilih fokus pada karier? Atau ... ada alasan lain?"

Alexandra terkekeh pelan, pandangannya mengarah ke penonton yang tengah menahan napas menunggu jawaban. "Sepertinya, topik ini selalu muncul setiap kali ada wawancara," ujar Alexandra, tersenyum tipis. "Jujur, aku memang masih single. Bukan karena aku anti untuk menjalin hubungan, tapi lebih ke prioritas. Selama sepuluh tahun ini, aku sangat fokus pada karierku, dan hubungan asmara belum menjadi hal yang aku kejar."

"Jadi, tidak ada tekanan dari keluarga atau orang-orang terdekat untuk segera menikah?" tanya Armand, mencoba mendalami lebih jauh.

"Ada, tentu saja," jawab Alexandra santai. "Tapi aku percaya bahwa semua ada waktunya. Aku tidak mau terburu-buru hanya karena tuntutan dari luar. Untuk saat ini, aku belum terlalu memikirkan soal pernikahan."

Jawaban itu disambut tepuk tangan dari penonton, sementara Alexandra hanya tersenyum kecil menanggapinya. Wawancara usai dengan tepukan meriah dari penonton di studio. Armand mengucapkan terima kasih kepada Alexandra dengan senyum khasnya. Sebuah lagu hits yang dibintangi oleh Alexandra di film terakhirnya diputar sebagai penutup. Melodi itu mengalun syahdu, mengiringi sang aktris ketika ia melambaikan tangan untuk terakhir kalinya sebelum beranjak pergi.

Begitu kamera dimatikan dan lampu studio mulai redup, Alexandra bangkit dari sofa, masih dengan senyum yang terpahat sempurna di wajahnya. Seorang wanita muda dengan sigap berjalan menghampiri. Tangannya yang terlatih sudah siap menenteng tas mahal berwarna hitam milik Alexandra, serta mengatur beberapa dokumen penting yang dibutuhkan setelah ini.

BELENGGU OBSESI CLARISSA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang