Phase 1 - 7. In Hereisle

38 14 2
                                    


Satu tahun setelah kepergian Wynn dari Hereisle.



Tok.. tok.. 


Tok.. tok.. tok..


TOK.. TOK.. TOK.. TOK... 


Ketukan yang terdengar seperti gedoran pintu itu terdengar kian keras. Jeremy awalnya berpikir suara itu ada dalam mimpinya, namun nyatanya tidak. 

"JER, KAU TIDUR ATAU PINGSAN SIH?!"

Teriakan Derrick berhasil menariknya untuk bangun dari tidur. Perlahan kedua matanya terbuka, langsung melirik kearah jam di dinding yang menunjukkan pukul sembilan pagi.

Dia kesiangan.

Tapi biarlah, toh hari ini adalah hari libur.

"Sebentar!" sahut Jeremy, bangkit dari ranjang kemudian berjalan kearah pintu. Membukakannya untuk Derrick.

"CK, lama!" gerutu pria itu ketika berhasil masuk. Langsung melepas kedua sepatunya dan naik ke ranjangnya sendiri. "Tolong jangan bangunin, kalau kau mau pergi silahkan pergi saja, selamat malam!" ujar pria itu, langsung tenggelam dalam tidurnya. Melihat itu, Jeremy berdecih. Derrick baru saja bekerja shift malam, wajar saja jika mengantuk dan ingin segera tidur. Tapi menahan kantuk sudah menjadi keahlian mereka semenjak jadi ksatria Wynn. Diantara mereka berempat, Derrick yang paling jago begadang. Tapi sepertinya keahlian itu sudah hilang.

Yah, Jeremy juga sama sih. Dia jadi cukup sulit untuk dibangunkan. Padahal dulu, gerakan sekecil apapun, dia akan langsung bangun seketika.

Satu tahun menjalani kehidupan selayaknya rakyat biasa benar-benar mengubah kebiasaan mereka. Apalagi hidup di Hereisle yang disebut sebagai negri damai tanpa perang. Jeremy tidak pernah bertempur lagi sejak di Ophebia, dan itu sudah lama sekali.

Meski begitu, Jeremy berusaha untuk tetap melakukan latihannya. Tempat yang biasa ia gunakan adalah pekarangan rumah kembarannya yang ada di tengah hutan itu. Jauh dari pandangan orang-orang Hereisle yang kadang melirik aneh melihatnya bawa-bawa pedang. Tidak dilarang sih, rakyat juga diperbolehkan punya senjata, hanya saja mereka tidak pernah menggunakannya.

Pagi itu hari libur. Jeremy biasanya bantu-bantu di bar penginapan yang ditempatinya dan Derrick ini untuk sekedar menambah penghasilan. Biasanya dia juga mendapatkan sarapan gratis dari nyonya pemilik penginapan. Beliau sangat suka sekali pada Jeremy karena menurutnya Jeremy sangat tampan dan baik --itulah kenapa Jeremy dan Derrick bisa menempati penginapan ini untuk tempat tinggal karena sang nyonya berbaik hati memberi mereka potongan harga.

Tapi Derrick pernah bilang "Yakin seratus persen dia naksir padamu" dan membuat Jeremy jadi agak geli. Yang benar saja, umur nyonya itu sudah hampir 60 tahun, dan dia juga bersuami. "Lah, kembaranmu juga menikahi wanita umur segitu"  kata Derrick saat itu, sudah gila. 

Jeremy jadi membatasi pertemuannya dengan sang nyonya. Beliau baik sebenarnya, hanya saja ucapan Derrick itu yang membuat Jeremy jadi agak tidak nyaman dan memilih bekerja di bar lain.

Well, bekerja di bar bukan jadi pekerjaan utama Jeremy saat ini sih. Ia bekerja di sebuah pabrik pembuat barang-barang keramik seperti piring dan gelas. Jeremy yang dulu nya pandai besi agak susah mencari pekerjaan membuat senjata --karena di Hereisle jarang ada orang yang butuh senjata seperti yang dibahasnya tadi. Tapi kemampuannya cukup berguna di pabrik itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Vision - III. War of The Eternal Lords || NCT AESPA AU + SungSho RIIZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang