Sebelumnya Wynn lihat Saevyl sedang bicara dengan ibunya soal atap rumah yang bocor dan juga beberapa pintu yang perlu diperbaiki. Tapi sekarang kedua orang itu tidak ada dan Wynn sedikit mendengar suara tangisan wanita di dalam kamar.
Siapa lagi kalau bukan ibu Saevyl, tapi karena tidak enak hati mengganggu, Wynn tidak mendatanginya dan memilih mencari Saevyl.
Pria itu ada di pantai belakang rumah. Duduk sendirian di ujung dermaga. Nampak termenung menghadap kearah lautan yang memancarkan sinar bulan. Awalnya Wynn kira dengan angin berhembus begitu kencang akan membuat pria itu memutuskan untuk masuk ke rumah. Tapi setelah beberapa waktu tak ada perubahan, maka Wynn lah yang memutuskan untuk menghampiri dengan mengenakan jubah miliknya, sekalian membawakan jubah abu milik Saevyl.
Wynn memakaikan jubah itu dari belakang. Menyampirkannya di pundak bidang Saevyl lalu beralih duduk disebelah "Apa yang kau katakan pada ibumu sampai dia menangis lagi?" tanya Wynn, berusaha biasa saja meskipun sangat tau kalau sebelum ini mereka berdua begitu canggung.
"Menangis lagi?" ulang Saevyl, menandakan kalau dia juga tidak tau.
"Ya"
Saevyl menghela nafas panjang. Ia memastikan Wynn duduk disisinya dengan baik, barulah dia mulai bercerita.
"Aku memang sudah lama tidak datang berkunjung. Dan terakhir kali sebelum aku pergi, aku mengatakan padanya kalau aku akan kembali jika sudah berhasil membunuh dia"
Saevyl bercerita dengan pandangan lurus kearah laut, membiarkan Wynn terus melihat dan senantiasa mendengarkan di sisinya.
Dia. 'Dia' yang dimaksud pasti adalah ayahnya. Tharion.
Dan ibunya menangis begitu deras menandakan kalau selama ini, meskipun jauh, sang ibu itu tetap mencintai suaminya.
Terdengar begitu memilukan.
"Kau menyesal?" tanya Wynn
"Menyesal? jangan bercanda, itu tujuan hidupku selama ini"
Meskipun jawabannya sangat jelas, namun Wynn pikir rasa penyesalan itu pasti ada, meskipun hanya sedikit. Saevyl memang sangat ingin membunuhnya, tapi itu berarti dia juga harus membunuh-- bukan hanya ayahnya, tapi juga membunuh pria yang dicintai ibunya, dan itu sama sekali tidak mudah.
Wynn pikir topik ini bukan hal yang ingin Saevyl bicarakan, jadi Wynn membawanya ke topik yang lain, "Kau benar soal ruangan itu"
"Ruang kebangkitan?" Saevyl langsung cepat tanggap, menandakan kalau ia juga ingin segera kabur dari pembicaraan tentang ayahnya itu. "Jadi apa yang kau lihat?"
"Ruang baca di kuil Eldir, tempat dimana aku masuk ke portal"
"Ah, ruang itu" kata Saevyl, tahu. Ya, Wynn ingat saat itu mereka masih terhubung The Vision. Tapi seingatnya saat itu mereka sedang diam-diaman juga dan tidak saling berkirim pesan. Apa itu berarti diam-diam Saevyl terus mengawasinya?
"Lalu ada cermin dan kau masuk ke cerminnya?" tanya Saevyl, menebak. Langsung mendapat respon anggukan dari Wynn.
Tapi bukan itu yang ingin Wynn ceritakan, "Aku juga bertemu Kregorvath disana"
"Kregorvath..? disana..?"
"Ya, Kregorvath"
"Kregorvath sudah mati" ucapan Saevyl itu membuat Wynn entah kenapa kesal.
"Ya, tapi aku benar melihatnya. Dan kita juga saling bicara"
"Itu agak tidak mungkin"
Saevyl memandanginya penuh keraguan, melihat itu Wynn jadi sangat sebal "Kau tidak percaya padaku?" tembaknya langsung
KAMU SEDANG MEMBACA
The Vision - III. War of The Eternal Lords || NCT AESPA AU + SungSho RIIZE
Hayran KurguFakta terkait identitas Wynn membuatnya harus pergi dari Hereisle dan melakukan perjalanan menuju pulau Santaria Ring untuk mendapatkan sayap barunya. Kali ini tidak bersama para ksatrianya melainkan bersama Saevyl, Caden, Andy, Sal, dan juga satu-s...