2. Menghitung Hari

467 32 6
                                    

"Udah sampe mana persiapan charity bulan depan, Ca?"

Pertanyaan Rama membuka percakapan keluarga Sutedja pada sarapan pagi itu.

"Venue udah oke, Yah. Kemarin Mas Satya sama Mas Andra kasih daftarnya dan setelah aku cocokin sama tanggal dan kapasitas kita, yang acc ada hotel punya keluarga Wijaya sama Halim. Aku coba diskusi sama Mas Satya, Mas Andra, dan Kakung, mereka setujunya di Halim. Buat makanan, ambil dari restonya Tante Ratih, Mamanya Regina, kalo Ayah lupa. Lavana juga in charge buat makanan nanti, kalo dibolehin Ayah sih..."

Penjelasan Saliya pagi itu mengundang tatapan kagum dari kedua orangtuanya. Meski gadis itu tak sepenuhnya menyadari, karena ia sibuk menikmati sarapannya.

"Nah, itu bisa! Kemarin katanya takut pas disuruh Kakung." ucapan Rama sukses membuat Saliya mendongakkan kepala dan melihat ke arah ayahnya.

Saliya meringis kecil untuk membalas ucapan ayahnya tadi, "Ya kan takut, Yah. Megang Serena sama charity event tuh dua hal beda. Apalagi kalo charity itu, pertanggung jawabannya udah langsung ke Kakung." cicitnya.

Larasati yang sejak tadi diam memperhatikan percakapan itu akhirnya ikut membuka suara, "Kakung tuh percaya sama kamu, Ca. Beliau nungguin dari dulu kapan Caca berani buat take over acara ini."

"Caca aslinya mau aja dari dulu, Bun. Tapi, Mas Satya sama Mas Andra gak pernah bolehin buat ikutan gabung. Kan sebel! Mentok-mentok Caca ikut gabung perihal urusan makanan aja." balasnya dengan kesal.

"Yaudah. Itu sekarang kamu udah ngurusin sampe sejauh ini. Keren loh, Ca!" puji Rama pada anak perempuan satu-satunya itu.

Saliya membalas pujian itu dengan menyunggingkan senyum manisnya pada sang ayah. Sekarang Saliya merasa beban di pundaknya sedikit berkurang karena pujian itu. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa ia tetap saja was-was dengan acara itu di bulan depan.

⊹₊ ˚‧︵‿₊୨୧₊‿︵‧ ˚ ₊⊹

from: gabrielle.k.williams@gmail.com

to: saliyasutedja@gmail.com

subject: final design for Serena

attachments: 3

Ca, ini finalnya dari gue. Lo cek dulu. Gak ketiganya juga sih yang lo pilih.
Thanks.

⊹₊ ˚‧︵‿₊୨୧₊‿︵‧ ˚ ₊⊹

Gabrielle Williams
Cek email, tadi gue kirim desain.
Gak usah buru-buru. Selesain punya lo dulu aja.
And good luck to the charity soiree. HAHAHA.

Saliya Sutedja
Bangke emg.
Udah gue cek.
Ingetin bsk ya, Gab.

Gabrielle Williams
WKWKWKWK.
It's your time to shine, Saliya Sutedja.
Okok. Bsk gue ke Serena deh sekalian.
Biar enak diskusinya.
Ada oleh-oleh jg dari Mami.

Saliya Sutedja
Hm.
Kabarin aja.
Sayang bgt deh gue sm Mami Thal.

Gabrielle Williams
Sama gue gmn?

Saliya Sutedja
Gak dl.

Gabrielle Williams
Emg babi.

Saliya menaruh ponselnya begitu saja di meja setelah membaca pesan terakhir yang dikirimkan Gabrielle tanpa berminat untuk membalasnya. Ia kembali tenggelam membaca to do list yang belum selesai untuk charity event bulan depan sambil memikirkan desain bajunya yang kurang dua lagi.

Hearts of FortuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang