9. The Time Has Come

338 36 4
                                    

Pukul 18.30 tepat, Saliya keluar dari unit apartemennya dan bergerak ke arah basement untuk segera berangkat ke Arthadipa Palace, tempat di mana Sutedja Foundation Charity Soiree dilaksanakan. Waktu bersiap-siap Saliya yang kurang dari dua jam itu membuatnya melakukan segalanya secara kilat. Ia bahkan hampir saja melupakan waktu untuk makan saking merasa tidak sempat untuk melakukannya jika alarmnya tidak berbunyi untuk mengingatkannya makan. Jika tidak, sudah dipastikan bahwa saat ini Saliya akan berada di IGD rumah sakit karena asam lambungnya yang naik.

Baru saja Saliya bersyukur karena tidak jadi berakhir di brankar rumah sakit, kali ini sudah ada kesialan lain yang menghampirinya. Hari sial memang tidak pernah ada di kalender. Tapi untuk yang satu ini, ia merasa benar-benar sial.

Giandra Sutedja
Woi.
Dah mau mulai.
Di mana lu????
Bnrn kabur ya.

Saliya Sutedja
Gundulmu kabur.
Mobil gue mogok Masssss.
Ini mau pesen taksol.
Sent a video.
Gbs nyalaaaaa.

Giandra Sutedja
Anjirrrr.
Ada aja, Caaaa.
Udah dpt blm?
Apa gue panggilin driver???

Saliya Sutedja
Ya gmn, Mas.
Hidup jg namanya.
Blmmm. Lg rame bgt kan banyak acara jg.
Td ada tp di-cancel gt.
Jd masih cari lg ni.
Gausah, makin lama nnt.
Kabarin aja ke yg lain.
Kl mau mulai gpp.
Gue kyknya masuk pas Kakung kelar.
Itu paling telat.
Tp bs lebih cpt, soalnya gue di apart.

Giandra Sutedja
Ok. Gue kabarin yg lain.

Saliya Sutedja
Alhamdulillah.
Nemu taksolnyaaa.
Br aja.
Tnyt deket dr sini.
Paling 15 mins lg gue sampe.

Giandra Sutedja
Alhamdulillah.
Bilangin driver-nya hati2.
Dah gue kabarin jg gpp ktnya.
Tp ini mulai dl biar gak malem2.

Saliya Sutedja
Oks, Mas.
Iyaaaah.
Dah gue blg ke driver ktnya "Iya, siap, Mas."
Wkwkwk.

Giandra Sutedja
Anjir padahal gue becanda.
Ntar kabarin kl dah sampe.

Helaan napas lega ia keluarkan kala berhasil menemukan taksi online yang akan membawanya ke tempat acara berlangsung. Saliya sebenarnya sempat khawatir karena tahu ada beberapa acara yang dilaksanakan di kawasan ini, sehingga aksesnya untuk mendapatkan taksi online tadi sangatlah sulit. Tapi ia bersyukur karena setelahnya berhasil mendapatkannya dengan cepat. Setelah menemukan posisi yang nyaman menurutnya, Saliya kemudian membuka ponselnya dan melihat balasan terakhir yang dikirimkan oleh Andra. Gadis itu kemudian tertawa pelan saat membacanya. Andra memang cukup sering membuat candaan sejenis itu, dan Saliya biasanya tak meresponnya. Tapi kali ini, ia memutuskan untuk meladeninya dan mengatakan hal itu pada supir taksi online yang ia gunakan.

⊹₊ ˚‧︵‿₊୨୧₊‿︵‧ ˚ ₊⊹

Saliya datang tepat 10 menit setelah acara resmi dibuka. Saat ini, Kakung Saliya, Indra Sutedja, sedang memberikan sambutannya di podium yang ada tepat di atas panggung. Ia bernapas lega karena belum terlalu terlambat untuk sampai di sana dan masih bisa mendengarkan sambutan dari Kakungnya walau hanya sebentar.

"... Nah, karena PIC dari acara hari ini sudah datang, sekalian saja saya perkenalkan, ya." ucap

Indra tiba-tiba setelah menangkap netra Saliya yang baru saja memasuki area ballroom dengan senyumannya. "Katanya tadi, maaf sedikit terlambat karena ada kendala yang terjadi di luar kuasanya. Tapi, namanya hari sial, kita gak ada yang tau, 'kan?" lanjutnya sedikit meminta persetujuan orang di sekitarnya.

Saliya hanya bisa melengos pasrah melihat kelakuan Kakungnya itu. Tentu tidak mungkin dirinya meminta untuk tidak dikenalkan sebagai penanggung jawab dari acara malam ini. Karena Indra biasanya pasti memperkenalkan Satya dan juga Andra di tengah sambutannya. Tak jarang, Kakungnya itu juga meminta mereka berdua untuk naik ke atas panggung dan turut serta dalam menyampaikan sepatah dua patah kata di atas sana. Kali ini ia hanya bisa berharap bahwa Indra tidak memintanya untuk bergabung dengannya di atas sana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 18 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hearts of FortuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang