8. Rencana Kabur

140 19 3
                                    

Hari ini adalah hari di mana Sutedja Foundation Charity Soiree akan dilaksanakan. Acara yang ditunggu-tunggu oleh semua orang, tapi sepertinya tidak dengan penanggung jawab utamanya, Saliya. Meski ia sudah bersedia menyiapkan acara itu sejak awal, Saliya sebenarnya sedikit setengah hati melakukannya kalau bukan karena permintaan Kakeknya.

"Yiya!" pekikan kencang itu berhasil menyadarkan Saliya dari lamunannya saat melangkah turun ke meja makan.

Ia segera menyadarkan dirinya lalu berlari kecil menuruni anak tangga menuju ke asal suara tadi. Seulas senyuman terpasang di wajahnya kala melihat sosok mungil yang membuat hari Sabtunya sedikit lebih baik.

"Hai, sayangnya Yiya! Datengnya jam berapa tadi?" ucapnya sambil meraih sosok gadis kecil yang menyapanya tadi ke dalam gendongannya lalu mendaratkan beberapa kecupan di kepalanya.

Tak lama, terdengar langkah kaki dari arah salah satu kamar yang berada di lantai satu. Tanpa harus menebak, Saliya tahu seseorang akan mengeluarkan suaranya setelah ini, "Nalaaa, itu dilepas dulu dong Yiya nya. Kasian Yiya berat gendong kamuuu."

"No, no, Mamiii!" balas gadis kecil itu sambil menggeleng kuat. "Nyanya endak berat! Yiya is strong!" lanjutnya sebelum menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Saliya.

"Gak papa, Mbak Indira. Aman kok ini Nala," sahut Saliya pada kakak iparnya itu. "Sampenya jam berapa, Mbak?"

"Maaf ya, Sal. Kayaknya kangen banget ini sama Yiya-nya," balas Indira sedikit tidak enak. "Jam 5 tadi. Nala dari sampe udah mau naik ke atas terus nyusulin kamu ke kamar. Tapi, sama Bunda ditahan, soalnya cerita kamu baru balik jam 2. Akhirnya diajakin keliling sampe ketiduran. Itu baru bangun makanya energinya masih full." jelas Indira.

"Kamu ke kantor hari ini?" tanya Indira lagi yang disambut anggukan samar dari Saliya.

"Iyaa. Tapi sebentar doang, terus mau cek lagi ke Arthadipa buat finalnya." sahut Saliya sambil melangkahkan kakinya untuk duduk di sofa ruang keluarga yang diikuti oleh Indira untuk duduk di sebelahnya.

"Gimana ngurusinnya? Seru?"

Saliya segera menampakkan ekspresi memelasnya mendengar pertanyaan itu. "Mbak... Capek..." keluhnya. "Mau kabur rasanya." ucapnya lagi dengan nada lebih kecil.

Indira kontan saja menghadiahi adik iparnya dengan pukulan yang sedikit kencang di pahanya dan membuat Saliya memekik kesakitan setelahnya.

Pekikan itu kemudian mengundang rasa penasaran anak berusia dua tahun itu yang masih berada dalam gendongan gadis itu, "Yiya atit?"

"Nggak, Nala. Itu tadi Yiya kakinya digigit semut." sahut Indira asal pada anaknya yang membuat gadis kecil itu mengangguk paham. "Jangan ngawur, Ca! Kamu udah nyiapin ini dari beberapa bulan lalu, masa mau kabur gitu aja?" tambah Indira yang diiringi dengan decakan kesalnya.

Saliya hanya bisa mendengus pasrah, "Ih... Mbak tau sendiri gimana gak sukanya aku sama acara beginian. Kalo gak karena Kakung, aku gak mau juga."

"Awas aja kamu kalo kabur! Mbak laporin ke Ayah sama Bunda kalo beneran, ya!" ucap Indira final yang membuat Saliya melengos pasrah.

⊹₊ ˚‧︵‿₊୨୧₊‿︵‧ ˚ ₊⊹

Giandra Sutedja
Jgn kabur.
Gue kejar lu kalo kabur.

Saliya Sutedja

Nice info.

Giandra Sutedja
Beneran ini, Saliya.
Once you're running away, I'll throw you to the endless hellfire.

Hearts of FortuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang