Tidak seperti biasanya, Jennie memilih absen untuk datang ke toko roti. Sejak pagi, dia merasa pusing dan demam. Alhasil sampai siang menjelang, gadis itu hanya berbaring dengan memeluk selimut tebal.
Jennie sendiri tidak memberitahu ketiga saudaranya. Jennie tahu bahwa mereka tengah sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Ketiganya tidak seperti Jennie yang bisa mengatur jadwal sesuka hati.
Tapi seiring waktu berjalan, Jennie mulai merasa lapar. Hanya saja dia tak memiliki tenaga untuk membuat makanan. Jennie mulai berpikir, apakah ia harus pesan melalui online atau menghubungi salah satu pegawai untuk mengantarkan makanan?
Sepertinya Jennie akan memilih opsi pertama karena dia tak suka merepotkan orang lain. Maka dengan perlahan dia meraba meja nakas untuk meraih ponselnya.
Baru saja mendapatkan benda pipih itu, pintu kamar Jennie terbuka. Dia tentu merasa sangat terkejut. Jennie pikir ada seorang perampok yang masuk ke dalam apartmentnya. Namun ternyata itu adalah Jisoo.
"Apakah kau hidup sendiri di dunia ini, Jennie?" Pertanyaan itu membuat Jennie memutar bola matanya jengah.
Dibandingkan memarahinya, bukankah Jisoo lebih baik bertanya mengenai keadaannya? Walaupun jika menjadi Jisoo, dia pun akan kesal karena melihat saudara yang sakit tanpa mengabarinya.
"Tutup mulutmu. Kepalaku bertambah sakit." Jennie mengeluh, sembari membalikkan badannya enggan menatap Jisoo.
Melihat tingkah adiknya, Jisoo menghela napas. Jika saja dia tidak pergi ke toko roti Jennie dan bertanya mengenai keberadaan adiknya pada pegawai disana, mungkin Jisoo tak akan tahu bahwa Jennie tengah jatuh sakit.
"Jika kau tidak bisa melihat kehadiranku, terserah. Tapi pikirkan dirimu sendiri." Dahi Jennie mengerut mendengar kalimat Jisoo.
Nyatanya waktu yang mereka habiskan kemarin tidak berpengaruh banyak pada hubungan Jennie dan Jisoo. Keduanya masih memiliki jarak yang entah sampai kapan terus bertahan.
Lisa dan Chaeyoung sesungguhnya sudah melakukan banyak cara untuk keduanya kembali dekat seperti dulu. Tapi Jennie maupun Jisoo seperti membiarkan hubungan itu merenggang hingga Lisa dan Chaeyoung tak bisa melakukan apa pun lagi.
Mungkin suatu saat, waktulah yang bisa mendekatkan mereka. Chaeyoung dan Lisa percaya akan hal itu, karena sesungguhnya dahulu sekali Jisoo dan Jennie adalah adik kakak yang tidak terpisahkan dan selalu menempel satu sama lain. Perasaan itu pasti masih ada sampai sekarang. Hanya saja tertutupi oleh amarah Jennie dan keras kepala Jisoo.
"Ayo bangun." Tidak peduli jika Jennie akan memberontak, Jisoo memaksa adiknya untuk bergerak duduk.
Anehnya, Jennie sama sekali tidak menolak. Dia menurut pada perintah Jisoo. Bahkan ketika sang kakak menyuapinya bubur, Jennie tetap diam.
Karena merasa lapar, bubur yang dibawakan Jisoo itu habis tak tersisa. Kemudian, dia menerima obat penurun panas yang diberikan Jisoo. Mereka menghabiskan waktu bersama selama setengah jam tanpa kata.
Setelah membereskan sampah dan alat makan di meja nakas Jennie, ia keluar dari kamar itu. Berpikir kakakaknya akan kembali bekerja, Jennie memilih membaringkan dirinya dan perlahan terlelap karena kantuk tak bisa ia tahan.
Beberapa saat, Jisoo telah kembali dengan membawa wadah berisi air dingin dan handuk kecil. Melihat adiknya yang tertidur pulas, Jisoo perlahan menyentuh kepala itu. Mengusapnya dengan lembut.
"Mianhae, belum bisa menjadi kakak yang baik untukmu." Jisoo merasa dirinya telah gagal menjadi kakak yang baik untuk Jennie.
Tidak pernah mengerti perasaan Jennie, tindakan Jisoo telah membuat amarah dalam diri Jennie keluar hingga akhirnya menimbulkan jarak di hubungan keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time
FanfictionWaktu adalah sebuah rahasia langit. Tapi yang pasti, waktu tidak akan terus berputar. Ada kalanya suatu saat waktu seseorang terhenti. Maka ketika ada yang mengatakan, "Hargailah waktu." nyatanya ucapan itu benar adanya. Karena jika menyadarinya ter...