Siyah Güller - 09

140 93 11
                                    

UTAMA VOTE SEBELUM MEMBACA!

Typo Bertebaran...

Happy Reading Guys



•••


Fauziah, Ia pergi dengan rasa penasaran, namun sekarang ia pulang dengan amarah yang memuncak. ia baru saja menguping pembicaraan antara Ali dengan Zehra.

Saat ini, ia tengah berjalan menuju rumahnya dengan amarah.

"Sialan, bisa bisanya ali menempatkan dia di kelas awal. aku saja yang sudah menyelesaikan pendidikan dan perguruan tinggi malah ditempatkan dikelas bawah."

"kau tidak adil!"

Sedari tadi Ia membatin. Ia bersikap tidak peduli kepada seseorang yang berpapasan dengannya.

"Selamun aleyküm, syaikhah Fauziah."
ucap santrinya yang tengah berpapasan dengannya.

Fauziah bahkan tak menjawab salam dari Anak-anak itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Fauziah bahkan tak menjawab salam dari Anak-anak itu. Ia benar benar marah.

Sampai akhirnya ia tumbang didalam kamarnya. ia melihat ke arah cermin.

Fauziah menatap dirinya dicermin. ia tenggelam dalam lamunan. sampai akhirnya Sang Ibu membuyarkan lamunannya.

"Fauziah, Nak. apa yang terjadi?" tanya sang ibu Hanna. Ia merasa cemas pada putrinya.

Hanna menghampiri Fauziah. ia mengiring Fauziah ke sofa, lalu duduk bersamanya.

"Ada apa sayang?"

"Jangan sentuh aku!" Fauziah menepis tangan Ibunya.

Hanna merasa heran dibuatnya.

"Apa yang bisa dibanggakan darinya?” ucap Fauziyah seraya menatap ibunya dengan raut wajah bertanya.

“Kecerdasan? tentu saja aku lebih cerdas darinya!”

“Parasnya bahkan seperti bunga mawar hitam, benar-benar menyedihkan!”

Hanna hanya mengangguk nganggukkan kepalanya sembari bersedekap dada.

“Yah, itulah caramu menilainya, Fauziah.” ucap Hanna santai.

Fauziyah terdiam, apa yang baru saja ia dengar ini? ibunya membela gadis kampung itu?, oh ya ampun yang benar saja.

“Apa?. apa yang baru saja ibu katakan?” ia menatap ibunya remeh.

“Itulah caramu menilai gadis itu. seakan akan dia yang rendah dimatamu.”

“Itu memang benar ibu.” gertak Fauziah kepada Sang Ibu, sehingga gertakannya membuat sang ibu terkejut.

Siyah GüllerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang