Siyah Güller - 12

146 81 14
                                    

UTAMAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!

TYPO BERTEBARAN.

HAPPY READING...




•••



Zehra terbangun dari tidurnya kala mendengar sekelompok pemuda yang disebut davulcu itu membangunkan orang-orang dengan gendang untuk sahur.

Ia terbangun dari tidurnya seraya mendusel-dusel matanya. dilihatnya kondisi kamar itu, matanya mencari sosok pria jangkung itu.

Dia sudah bangun? - batin Zehra.

Ia kemudian beranjak dari ranjangnya menuju kamar mandi. ia mengetuknya, mungkin Ali ada disana. pikir Zehra.

Tok... tok... tok...

"Syaikh Ali?" panggil Zehra.

Tak ada jawaban. akhirnya ia masuk ke dalam kamar mandi itu dan membersihkan dirinya.

Sementara itu...

Pria yang sedari tadi dicari Zehra rupanya tengah berada diruang keluarga. ia tengah melaksanakan shalat Tahajjud. ia menadahkan tangannya ke langit.

"Ya Rab, gadis itu masih kecil. tolong jangan beri dia banyak musibah didalam hidupnya. dia takkan mampu, aku bisa melihatnya dari matanya."

"Ya Rab, aku benar benar tak menyangka. wajah secantik itu menyimpan luka sedalam lautan."

"Biarkan aku membahagiakannya dengan caraku."

Terlihat tak peduli namun aslinya peduli, itulah Ali. ia peduli, bahkan sangat. ia tahu bahwa gadis yang selama ini tinggal satu atap dengannya memiliki luka yang begitu dalam.

Setelah selesai dengan doa - doanya, ia beranjak dari tempatnya tadi. ia pergi menuju dapur. ia mulai memasak beberapa makanan disana.

Tunggu, Ali bisa memasak? seorang syaikh, bisa memasak?. hei, kalian jangan ragukan Ali. selama ini ia tinggal dirumahnya sendiri tanpa Khadim/khadimah. ia pandai memasak karena sedari kecil ia sudah diajari oleh bibinya, syaikhah Sumayya.

Tak lama kemudian, akhirnya semua makanan itu sudah siap untuk disajikan. ada kurma, ayran, cay, yumurta salatası, Yayla çorbası, menemen. memang terlihat sederhana, namun inilah Ali, dengan segala kesederhanaannya.

Setelah beberapa menit, akhirnya gadis itu keluar dari kamarnya. ia menuruni tangga. ia melihat Ali tengah berkutat dengan peralatan dapur. Zehra pun menghampirinya.

"Syaikh Ali?"

Pria itu berbalik menghadap seseorang yang baru saja menyebut namanya itu.

"Aku baru saja ingin membangunkanmu untuk sahur." ucapnya sembari duduk di kursi makan.

Gadis itu mengerucutkan bibirnya. "Kau terlambat, aku sudah bangun." Ali tersenyum melihat tingkah laku istrinya itu.

Zehra duduk di kursi yang sudah disediakan oleh Ali untuknya. Zehra menatap semua makanan yang disajikan itu.

"Kau yang memasak semua ini?" tanya Zehra polos.

"Tidak." Zehra mengernyitkan keningnya.

"Hantu yang memasaknya." Zehra memasang kesal pada Ali.

"Syaikh Ali, kau hanya bercanda, 'kan?" Gadis itu mencoba memastikannya. ia menatap wajah pria didepannya itu.

"Tidak ada hantu disini." sarkasnya.

Siyah GüllerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang