Part 07

31 28 0
                                    

"Bangunkan dia" ucap nya dengan tatapan tajam.
"Humaira bangun, Humaira" ucap teman sebangkunya mencoba membangunkan Humaira dengan menepuk nepuk tangan Humaira.
"Humaira ayo bangun" ucap nya
"Apaan sih ganggu aja" ucap nya kemudian ia kembali tertidur
"Humaira" ucap teman nya
"Apa sih " ucap Humaira dengan kesal
"Ambilkan saya air" ucap pria tersebut
Dia membawa air tersebut ke hadapan Humaira kemudian langsung menumpahkan air tersebut ke wajah Humaira tanpa aba aba, sontak Humaira terkejut ia terbangun dari mimpi indahnya.
"Aaah banjir" ucap nya kemudian berdiri
Sontak seluruh santriwati yang menyaksikan hal tersebut menertawakan Humaira.
Humaira kesal, ia melihat ke arah pria tersebut dengan tatapan tajam. Pria itu hanya diam tanpa merasa takut sedikitpun dengan tatapan Humaira.
"Siapa lu berani siram siram gue sembarangan?"ucap nya kesal
"Oh gue tau, lu laki laki yang semalam gagal lin rencana gue, ngapain lu disini dan ngapain lu siram gue?" ucap Humaira dengan menunjuk nunjuk laki laki tersebut.
"Ikuti saya" ucap nya dengan nada datar
Humaira terpaksa mengikuti pria tersebut.

Humaira di bawa ke sebuah tempat , tempat itu gelap dan tidak ada seorang pun di sini hanya ada humaira dan pria tersebut, sontak ia terkejut
" heh Lu mau ngapain" ucap nya dengan menutup dada nya dengan tangan.
" Jangan macem macem ya, gue aduin Buya " ucap nya dengan berjalan mundur.
Pria tersebut terus mendekat hingga pria tersebut tepat di hadapan Humaira. Humaira ketakutan, walaupun bisa di bilang dia anak yang barbar bahkan pembangkang tapi untuk hal ini nyalinya ciut seketika.
Pria tersebut tersenyum jahat, Humaira merasa merinding melihat senyuman pria tersebut tanpa di sangka sangka ternyata pria tersebut memberikan Humaira sebuah sapu dan kain pel, Humaira merasa kebingungan namun akhirnya ia tetap mengambilnya.
pria itu berkata
"Bersihkan kamar mandi " ucap nya datar kemudian pergi meninggalkan Humaira yang masih diam dengan kebingungan.

Humaira tidak melakukan hal tersebut, ia merasa malas, ia kembali ke asramanya kemudian ia mengambil sebatang rokok yang saat itu sempat ia bawa secara sembunyi sembunyi, kemudian ia memasukan rokok tersebut ke  dalam sebuah buku yang sedang ia pegang.
"Kamu mau kemana Humaira" Ucap Zahra
"Baca buku" ucap Humaira singkat
"Mau baca buku dimana?" tanya Nayla
"Kita juga mau baca buku, gimana kalau bareng bareng aja" Ucap Zahra
"Gausah, gue mau sendiri" ucap Humaira kemudian ia  meninggalkan Zahra dan Nayla begitu saja.
Humaira kini berada di atas sebuah pohon mangga yang ada di belakang pondok tersebut, ia mengeluarkan rokok tersebut dan mulai menghisap nya, menurut Humaira merokok adalah sebuah hal yang dapat membuat Humaira merasa tenang,
walaupun ia tahu jika ayah nya tahu ia akan memarahi Humaira bahkan menghukumnya namun ia tidak memperdulikan hal tersebut.

Di Atas MihrabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang