Part 06

28 28 0
                                    

Saat pukul 04.00 tepat Humaira terbangun, ia melihat di sekeliling nya sudah tidak ada teman teman nya lagi, ia kemudian pergi untuk membersihkan kan dirinya, saat ia sampai di kamar mandi, ia sangat terkejut melihat antrian kamar mandi yang begitu panjang.
Ketika pintu kamar mandi terbuka dia mencoba menerobos antrian.
"awas awas gue dulu" ucap nya
Tanpa aba aba ada seorang perempuan yang menarik kerudung Humaira hingga terbuka
"Lu gila ya, narik kerudung orang sembarangan" teriak Humaira
"harusnya kamu ngantri dulu, liat, kasian yang dari tadi nunggu" ucap seorang perempuan
"Ya terserah gue dong, mau gue nerobos antrian juga hak gue, lagian dia aja yang gue terobos diem aja tuh, ngapain jadi lu yang sewot" ucap Humaira kesal
"Kamu ya, di bilangin malah nyolot" ucap nya.
Di sela sela perdebatan mereka muncul seorang ustadzah yang tiada lain dan tiada bukan adalah ustadzah Nisa.
"Ada apa ini?" ucapnya
"Ini ustadzah dia menerobos antrian"ucap perempuan tadi
"Kamu lagi kamu lagi, bisa ga sih jangan cari masalah terus"ucapnya
"cucu burung gagak lagi, cucu burung gagak lagi, bisa ga sih jangan ikut campur terus" ucap Humaira dengan senyuman mengejek
"Bisa ga kamu jangan sebut saya dengan sebutan itu" ucap ustadzah Nisa kesal
"ga bisa, gimana dong?" ucap Nisa
"Saya laporin kamu ya" ucapnya
"Dih mainnya ngadu, kaya bocah lu" ucap Humaira.
"Udah ah gue mandi dulu, panas lama lama disini, mau muntah" ucap nya dengan melirik ustazah Nisa kemudian ia berjalan menuju kamar mandi.
Ia tidak menghiraukan ustadzah Nisa yang sedari tadi mengoceh, ia hanya terus berjalan dan menyalakan keran hingga suara ustazah Nisa yang menurutnya sangat mirip dengan burung gagak itu tidak terdengar.

Hari ini hari pertama Humaira mengikuti pelajaran di pondok pesantren tersebut.
"Perkenalkan dirimu" ucap seorang guru
"Gue Adzkiya Yumna Humaira" ucapnya singkat
"Itu saja" tanya ustadz tersebut, Humaira hanya mengangguk.
"Baiklah silahkan duduk"
Saat pelajaran di mulai Humaira mulai menguap dia tertidur di atas buku pelajarannya. Tanpa ia ketahui saat itu ada pengecekan kelas yang langsung di pantau oleh gus pesantren tersebut.
"Assalamualaikum" ucapnya
"Wa'alaikummussalam" ucap semua yang ada di ruangan tersebut secara bersamaan.
Semua orang langsung berbisik membicarakan seorang pria yang sedang berdiri tepat di hadapan mereka, pria yang bertubuh kekar dengan menggunakan pakaian serba hitam, serta mata coklat dan hidung mancung dengan tatapan dingin.
Pria itu tiada lain dan tiada bukan adalah
Aksara Zulfikar Al-Fatih anak dari pemilik pondok pesantren tersebut, ia adalah putra pertama dari tiga bersaudara dan dia adalah anak laki laki satu satu nya yang di miliki oleh buya.
Ia menatap tajam ke arah Humaira yang saat itu tertidur.
"Bangunkan dia!" ucapnya

Di Atas MihrabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang