⋋✿ ⁰ o ⁰ ✿⋌
Tiga hari berlalu. Tampak seorang pria bertubuh tinggi dengan pakaian serba hitam tengah berdiri mematung lengkap dengan sorot mata sayu mengarah ke sebuah nisan bertuliskan nama ; Nura Merianda. Ya, pada akhirnya Mama Nura menyerah akan hidupnya. Mungkin ini memang sudah takdir Tuhan untuk segera mempertemukan Mama Nura dan suaminya di surga. Tanpa menunggu Algerion menikahi Keana.
Algerion sangat ingin menikahi Keana saat Mama Nura masih berada di rumah sakit. Tetapi, Keana tidak mau melakukan pernikahan di saat genting itu.
"Al, bentar lagi mau hujan. Kamu masih belum mau pulang?" Keana menyentuh lengan Algerion secara lembut. Melayangkan tatapan sendu pada Algerion.
Algerion menoleh sejenak. "Kamu pulang duluan aja!" titahnya pad Keana.
"Aku gak akan pulang, kalo kamu belum pulang."
"Bentar lagi hujan, Keana." Kata Algerion kembali menatap Keana. "Aku gak mau, liat kamu jadi sakit."
"Justru kalo aku pulang, kamu yang bakalan sakit."
"Gak, aku cuman mau nemenin, Mama Nura, lima menit lagi,"
"Ya udah aku temenin."
Algerion menghela nafas panjang seraya kembali menatap nisan Mama Nura. Mengatakan beberapa kalimat dalam hatinya yang tanpa Keana ketahui. Meluapkan semua kesedihannya. Algerion benar-benar sangat hancur hati ini. Kehilangan seorang Ibu adalah tragedi paling menyakitkan. Seakan dunia berhenti berputar, bahkan Algerion nyaris kehilangan arah.
Satu menit kemudian, rintikan hujan mulai turun membasahi tanah pemakaman. Karena tidak mau membuat Keana terserang demam, Algerion lantas menarik lengan Keana untuk pergi dari area pemakaman. Merelakan Mama Nura di sana seorang diri. Sejujurnya ia masih ingin menemani Mama Nura tetapi semua itu hanya akan membuat kesedihan Algerion semakin menjadi-jadi. Mengikhlaskan adalah salah satu cara untuk membuat hatinya terasa tenang.
Keana mengeratkan genggaman tangannya seraya memperhatikan lekuk wajah Algerion yang menyimpan beribu kesedihan. "Gak papa loh, seorang laki-laki nangis!" celetuk Keana di sela-sela berteduh.
Algerion menoleh. "Aku punya pundak, kalo kamu mau nangis!" Kata Keana menepuk-nepuk pelan pundaknya.
"Nahan kesedihan tanpa di luapin itu malah ngebuat hati kamu semakin berat, Al." Keana menghela nafas panjang.
Algerion menarik ujung bibirnya hingga membentuk lengkungan tipis. Tanpa pikir panjang lagi, pria beralis tebal itu menaruh keningnya tepat di bahu Keana. Membuyarkan semua kesedihan yang tertahan sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dating Show ✓
Romance⋋✿ Dating Show✿⋌ Bagaimana jadinya jika kita bertemu kembali dengan masa lalu? Bahkan bukan sekedar bertemu tapi kembali terlibat. Ya, ini kisah tentang Keana dan Algerion yang harus berpura-pura akting bahwa mereka baik-baik saja. Ini terjadi kare...