41

274 29 5
                                    

Zuoshan melihat sekeliling. Dia sekarang berada di taman yang familiar di benaknya. Dia mencoba mengingat taman itu dengan berjalan mengelilingi taman.

'Taman ini? Bukankah itu tempatnya aku bertemu dengan ‘Zuohang’ asli? Mengapa aku kembali ke sini?'

Zuoshan tak mengambil pusing lalu segera melanjutkan aktivitasnya berjalan-jalan di sekitar taman. Sesampainya di kolam ikan di taman, ia bisa melihat sosok remaja laki-laki yang ia yakini sebagai Zuohang asli.

“Zuohang!”

Remaja atau Zuohang itu langsung menoleh saat mendengar namanya dipanggil oleh Zuoshan. Dia tersenyum pada Zuoshan yang berlari ke arahnya. Zuoshan segera duduk di sebelah Zuohang.

"Halo, kak Zuoshan. Kita bertemu lagi. Sudah lama sejak terakhir kali kita bertemu, bukan?” Zuohang berkata sambil menatap anak mata Zuoshan. Sejenak Zuohang merasa sedang melihat dirinya sendiri. Memang benar wajah Zuoshan sangat mirip dengannya, hanya saja wajah Zuoshan lebih ke arah tampan daripada wajahnya yang lebih ke arah cantik.

“Hmm… bagaimana denganmu?” tanya Zuoshan karena dia tidak punya topik pembicaraan dengan Zuohang. Entah kenapa dia begitu nyaman berada di dekat Zuohang hingga membuatnya ingin sekedar menikmati momen bersama Zuohang.

"Aku baik-baik saja. Lebih baik berada di sini daripada bersama mereka. Bagaimana denganmu?" Zuohang mengembalikan pertanyaan Zuoshan pada dirinya sendiri.

“Baik… mungkin. Aku sudah menghadapi pelbagai perkara. Bahkan nyawaku hampir diambil. Sejujurnya aku sangat lelah menghadapi semua ini, tapi aku tahu aku tidak bisa menolak takdirku," ucap Zuoshan sambil menatap lurus ke depan.

"Sabar kakak... Aku tahu kamu kuat!" Zuohang memberi semangat pada Zuoshan sambil menepuk bahunya. Zuoshan hanya menganggukkan kepalanya. Keduanya kemudian hanya menatap kolam di depan mereka.

"Kak Zuoshan,"

Zuoshan mengalihkan pandangannya ke arah Zuohang lalu mengangkat alisnya seolah bertanya 'Apa?'

“Apakah kakak senang tinggal di sini?”

"Mau jawaban jujur atau tidak?" Zuoshan mengembalikan pertanyaan itu ke Zuohang.

“Kalau bisa, aku ingin jawaban jujur dari kakak,” jawab Zuohang dengan nada perlahan dan tidak yakin. Zuoshan tersenyum kecil mendengar jawaban Zuohang yang tidak begitu percaya diri. Dia kemudian dengan lembut membelai kepala Zuohang dan menjawab

“Sejujurnya, aku lelah berada di sini. Aku capek menjalani kehidupan sebagai dirimu di sini. Jika memungkinkan, aku ingin bunuh diri agar bisa istirahat, tapi di satu sisi, aku tidak ingin menghancurkan tubuhmu untuk memenuhi keinginan bodohku. Namun, jika dipikir-pikir lagi, sebenarnya aku bisa menerima nasibku di sini. Aku sudah menyerah pada apa yang akan terjadi pada aku selama diriku di sini. Sebenarnya aku juga bahagia disini karena kehadiran orang-orang baik di sekitarku yang belum pernah aku rasakan selama berada di duniaku. Di satu sisi aku ingin memarahimu karena membawaku ke sini, namun di sisi lain aku sangat berterima kasih padamu karena telah membawaku ke sini karena di sini aku belajar arti hidup yang sebenarnya,” jawab Zuoshan panjang lebar.

Zuoshan tidak sepenuhnya menyalahkan Zuohang karena membawa dirinya ke sini karena dia tahu banyak hal terjadi karena kesombongannya juga. Sehingga ia harus menerima takdir karena kurang pandai menjaga ucapannya.

"Maafkan aku kakak. Aku tidak bermaksud menyeretmu ke duniaku, aku…,"

"Tidak apa-apa, aku tidak menyalahkanmu adik kecil," Zuoshan memotong perkataan Zuohang karena dia tidak ingin Zuohang terus dihantui rasa bersalah akibat perkataannya tadi.

Mereka kemudiannya hanya menikmati pemandangan di kolam tersebut sehinggalah Zuohang bersuara

"Kak, sudah waktunya kamu pulang,"

Zuoshan menganggukkan kepalanya dan bangkit dari tempat duduknya menuju cahaya di belakangnya. Sebelum benar-benar pulang, Zuoshan mendengar Zuohang memberinya pesanan

"Kakak, sesuatu yang besar akan terjadi. Persiapkan dirimu, jangan lengah. Dan ingatlah selalu bahawa apa yang ada dihadapanmu belum tentu nyata, yang dekat denganmu belum tentu baik dan yang tiba-tiba muncul belum tentu dari dunia itu. Sampai jumpa lagi, kakak!"

.

Zuohang terbangun dari tidurnya dan melihat sekeliling untuk menemukan dirinya kembali ke dunia nyata. Zuohang mencoba mengatur pernapasannya yang entah kenapa tiba-tiba dia merasa tercekik. Setelah bisa bernapas dengan baik, dia teringat pesan terakhir dari 'Zuohang' sebelum dia meninggalkan dunia mimpi itu.

'Apa yang dimaksud dengan pesanan 'Zuohang' tadi. Entahlah aku ngak mengerti namun mulai sekarang aku harus lebih waspada terhadap lingkungan sekitar diriku,'




































Hello hello semuanya. Harapnya semua dalam keadaan happy ii selalu. Jangan lupa vote atau komen selepas membaca. Sampai jumpa readers tersayang. Bye ii👋🏻

Transmigrasi Zuohang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang