Venca sudah siap dengan gaya andalan nya, kaus warna putih dipadukan celana demin. Mama venca yang melihat pakaian anaknya tentu merasa gusar
"Ganti pakaian kamu yang lebih sopan," tegurnya sambil melotot
"Makan malam doang kan? Nggak usah berlebihan, ma," bantah venca dengan santai
"Ganti! Tolong sekali ini aja nurut, nggak usah ngebantah. Pakai dress yang pernah papa belikan dulu"
venca yg malas berdebat akhirnya mengganti pakaiannya dengan dress berwarna hitam selutut berlengan sabrina, yang kemudiandipadu dengan flat shoes berwarna putih. Setelah mamanya puas, mereka kemudian berangkat setelah sebelumnya mama venca mendapatkan telepon dari alvin yang memberikan alamatnya..
Di perjalanan ke rumah alvin, venca dan mamanya hanya berdiam diri. Mamanya fokus menyetir m0bil dan venca fokus bermain ponsel. Sungguh, venca merasa tersiksa menggunakan dress yang bukan gayanya.
sekitar setengah jam perjalanan, akhirnya mobil mereka berhenti di depan bangunan rumah yg dominan berwarna white ( putih ). Ada sebuah taman kecil di sisi kiri yang ditata dengan sangat rapi, dihias berbagai macam pot yang ditanami bunga.
di lantai duanya terdapat balkon dari dua ruang kamar. Rumah itu tampak sederhana dari luar, tetapi terlihat asti dan nyaman. Venca tersenyum melihat rumah tersebut.
Mereka berdua juga disambut oleh pelayan berseragam yang kemudian mempersilahkan keduanya masuk ke ruang tamu, di mana sepasang kedua suami istri dengan pakaian rapi tersenyum begitu melihat mereka.
"Salim dulu sama om dan tante ya. Jangan malu-maluin mama," bisik mama venca kepada anaknya yang hanya diam dan mendengkus t1dak senang
Namun, sesampainya di depan pasangan itu, venca tersenyum dan menyalami pasangan itu dengan sopan
"Ternyata ini yang namanya venca?" Tanya wanita itu dgn ramah dan tersenyum begitu cantik.
"Iya, tante"
" kiat tunggu anak tante dulu, ya. Dia masih mandi. Nanti tante kenal1n sekalian."
Venca hanya tersenyum karena tidak tau harus menjawab apa. L4gi pula, untuk apa kenal sama anak mereka? Apakah ada yang penting? Di dalam pikiran venca, dia hanya ingin cepat selesai makan dan pulang. Sementara mama venca sibuk mengibrol dengan keduanya, venca asyik membaca pesan di grup kelas sekolahnya.
"Dirga, kamu udah selesai mandi belum? Tamunya sudah datang, l0h ini," teriak wanita itu ke arah tangga.
DEGG!
mendengar nama dirga, pikiran venca langsung mengingat ketua OSIS sialan itu. Namun, venca berusaha melenyapkan pikirannya,
'Pasti hanya kebetulan namanya dirga. Kan, bukan si ketua OSIS itu sja yang punya nama dirga