5. Just read!

32 1 0
                                    

~~~~~~
"Sumpah gue ngantuk banget, rasanya pengen tidur aja," ucap venca sambil menopang dagu di tangan nya dengan kedua mata yang terpaksa dibuat terbuka.

"Emang lo semalam tidur jam brapa?"

"Jam tiga pagi. Nggak sadar. Tau-tau udah mau pagi."

Sementara guru matematika sedang menjelaskan rumus-rumus, venca dan kelly nggak peduli dan malah asyik mengobrol. Bahkan, venca sampai menyandarkan punggung dan sesekali menoleh agar bsa mendengar obrolan mereka.

Rara menoleh dengan marah. "Lo berdua bisa diem nggak? Gue jadi nggak fokus belajar!" Geram rara dengan pelan diiringi tatapan sinis.

"Lo fokus aja belajar, nggak usah ngurusin kita berdua." Perkataan venca barusan sungguh membuat rara bertambah kesal, sehingga jihan segera meminta maaf kepada RARA dan melototi venca yang hanya mengangkat kedua bahunya dengan cuek.

Venca menahan kantuk di setiap jam pelajaran hingga jam menunjukkan pukul tiga sore. Ketika bel sekolah berbunyi, venca bersemangat mengamasi barang" nya ke dalam tas. Venca dan sahabatnya berpisah di depan gerbang sekolah karena jihan dijemput oleh bapaknya dan kelly dijemput oleh pacarnya. Sementara venca, dia sedang membuka aplikasi untuk membuka gojek.

Setiap ke mana pun, venca hanya bisa naik ojek online. Cewek itu tidak mempunyai motor dan tidak punya siapa-s1apa untuk menjemputnya. Ketika sedang menunggu ojek online, tatapannya fokus ke arah parkiran. Cewek itu melihat dirga sedang

mengenakan helm di atas motornya yang berwarna hitam. Namun, ketikq motor cowok itu melintas tepat di depan venca yang berada di gerbang, tatapan dirga tidak suka

Venca mengepalkan tangannya. 'Gitu banget ngeliat gue?' Venca melihat ke arah dirga yan9 tubuhnya kian menjauh meninggalkan sekolah dengan perasaan marah.

'Halah, bodo amat! Akan gue nikmati hukuman lo dengan senang hati, pak ketua OSIS. Semoga lo betah ngehadapi murid nakal kayak gue!"

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~

Pagi ini venca dan kelly sangat males untuk mengikuti pelajaran bahasa 1ndonesia karena kedua nya belum mengerjakan tugas rumah yang diberikan 0leh guru tersebut. Jihan meminta jawaban tugas kepada RARA. Tapi venca mengatakan sudah nggak sempet lag1 karna pelajaran tersebut ada di jam pertama.

Akhirnya. Venca mengajak kedua sahabatnya untuk bolos. Awalnya keduanya ragu karena takut dengan dirga yang sering memberi hukuman kepada murid yang bolos. Namun, venca meyakinkan jika mereka tidak akan ketahuan. Ketiganya pun mengendap-endap di belakang sek0lah dan bersiap untuk memanjat pagar

"Lo berdua kenapa nggak ngasih tau gue kalau ada tugas, sih?" Protes venca sambil celingak-celinguk di balik tembok.

"Kita juga lupa nca! Emangnya kalau k1ta kasi tau. Lo bakal ngerjain tugas itu?" Tanya kelly

"Nggak juga sih . . . . Seenggaknya gue nggak bakal masuk sekolah hari ini, nggak perlu n1 gue cabut lewat pagar begini," ucap venca dengan santai dan tersenyum, yang membuat jihan d1 belakangnya pun menj1tak kepala venca.

"Enteng banget lo ngomong!" Jihan melonggakan kepalanya dan sedikit gemetar. "Nca, kita balik aja ke kelas,yuk! Entar kalau ketahuan sama anak OSIS, bahaya," p1nta j1han yang sudah takut dan ingin kembal1 ke kelasnya.

"Emang k1ta bal1k ke kelas, k1ta nggak bakal dapet hukuman?" Tanya venca yang digelengi keduanya.

"Tetep dihukum,kan ini udah setengah jalan juga, cepetan naik ke pagarnya biar bisa kabur. Aman. Sepi!"

"Gini aja, han! Lo naik duluan, nanti baru gue nyusul. Nah, si venca biar terakhir aja. Soalnya dia yang pal1ng jago dan beran1," usul kelly memberi saran

"Udah, suka-suka lo aja. Cepet!" Pinta venca sambil membantu jihan memanjat ke pijakan pagar yang cukup tinggi dengan punggungnya.

"Eh, kita bakal bolos kemana?" Tanya jihan yang sudah setengah memanjat.

"Si jihan kebanyakan nanya sumpah! Kita ke rumah gue aja, soalnya mama gue lagi nggak ada di rumah!" Seru venca yg sudah tak tahan dengan sikap
jihan yg seperti baru pertama kali bolos. Padahal, saat di kelas sepuluh, venca sudah sering mengajak mereka untuk bolos bersama.

Setelah jihan berhasil memanjat pagar, giliran kelly yang memanjat pagar dengan sedikit kesusahan karna tubuhnya yang lebih pendek. Kelly pun jga telah berhasil. Terakhir, venca mulai memanjat. Namun, cewek itu terkejut ketika mendapatkan dirga berlari ke tempat venca berada. Venca dengan cepat memanjat pagar tersebut, tapi agak kesusahan karna tidak ada yang membantunya naik dari bawah. Kedua sahabatnya telah berada di luar pagar dan menant1 dengan cemas.

" woi, cewek stres! Diem disitu. Jangan kabur!" Teriak dirga sambil menunjuk venca.

Jihan dan kelly mendengar teriakan 1tu pun panik.
"Mampus kita!" Ucap jihan mulai pucat. "Nca, cepetan loncat, nca! Aelah!" Seru j1han benar-benar gemas melihat venca masih sempat menoleh ke belakangnya.

Ketika venca sudah hampir akan meloncat dari pagar, dirga lebih cepat menahan rok venca.

"Turun nggak lo?" Perintah dirga masih sambil menahan rok venca

"Nggak mau! Siapa lo nyuruh-nyuruh gue?" Tolak venca

"Turun atau gue tarik rok lo?" Ancam venca

"Dasar mesum! Bisa bisanya narik rok gue. Jihan, kelly, tolongi gue! Ada ketua OSIS mesum!" Teriak venca yang masih berada di atas pagar. Jihan dan kelly justru sudah berlari kabur sebelum dirga menahan rok venca tadi.

"Wah, nggak setia kawan kalian! Tega ninggalin gue pas kesusahan kayak gini. Woy!" Teriak venca dengan sedikit dramastis.

"Turun atau gue turunin?" Ancam dirga tegas.

"Eeee, kok gue takut ya? Mana sepi lagi di sini?" Ucap venca sambil bergidik.

"Nggak udah kepedean! Gue cuman lagi jalanin tugas nangkep murid nakal yang bolos. Chontohnya, lo. Untuk gue punya feeling ke sini setelah diminta guru BK nyariin kalian."

Venca kemudian memberanikan diri untuk turun dengan bantuan dirga dan bersiap untuk kabur. Namun, kerah baju venca terlebih dulu sudah ditahan oleh dirga.

"Jangan c0ba-coba lari! Nyusahin aja lo. Udah stres kali, ya? Kalau emang nggak niat sekolah, ya nggak usah sekolah. Orangtua lu capek-capek ngebiayain anaknya sekolah, dan lo dengan santainya mau bolos? Mikir, dong!" Nasihat dirga.

"Gak usah bawa-bawa orang tua gue! Suka suka gue dan lo nggak berhak nasihatin gue kayak gitu!" Ketus venca dengan muka judes. Dia nggak suka ortunya disebut, apalagi cowok itu nggak mengetahu1 apa pun tentang hidupnya.

"Ya udah, gue nggak bakal kabur. Lepasin baju gue!" Sambung venca berusaha melepaskan kerah bajunya dari cekalan dirga.

"Murid kaya lo tuh kerjaannya nyusain aja, tau nggak?" Komentar dirga sambil terus menyeret venca untuk dibawa ke ruang BK

"Pak ketos, bisa lepasin nggak? Tolong bebasin sekali ini aja. Di mana letak keadilan ini? Masa temen-temen gue bisa kabur dan aman?" Venca memohon karena iri dengan kedua sahabatnya. Padahal, awalnya dirinya yang merencanakan untuk bolos, tapi mengapa jadi sahabat-sahabatnya yang bolos.

"Urusan teman lu belakangan. Sekarang ikut gue ke ruang BK!" Ucap dirga tak peduli permohonan venca

"Ke ruang BK ngapain?"

"Nikahin lo" sungut dirga frustasi.buat nerima hukuman lah!" Tukas dirga yang sudah tidak sabar melihat tingkah cewek di depannya ini.

"Kalau mau ngajak nikah beneran mah ke KUA, bukan ke ruang BK, mas!" Jelas venca  menganggapi1 candaan dirga.

"Nggak usah sok akrab! Kita nggak kenal!" Ucap dirga yang kembali dengan sikap cueknya.

"Ya udah, kenalan."

Di perjalanan menuju ruang BK, venca berusaha agar dirga bisa melepaskan tangannya sehingga dirinya bisa kabur. Namun, dirga memegang erat tangan venca hingga cewek itu susah melepaskan diri.

Sesampainya di ruang BK, Dirga....

VOTE VOTEEE, GIMANA BAGUS GA?

matchmaking engagement ( jangkku )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang