3, punishment

36 2 0
                                    

Tangan venca mengacak isi tasnya dan panik karena nggak menemukan dua benda tersebut.

'Mampus, pake segala lupa lagi!'
Melihat venca belum juga memakai dasi dan topi, ketia OSIS itu langsung melangkah kakinya mendekat ke arah venca yang masih sibuk mengacak isi tadnya.

"Dasi dan topinya mana?"
Venca yang mengangkat wajahnya dan
menghembuskan napas.

"Ketinggalan," ucap venca sok cuek, padahal dia sangat panik. ketua OSIS itu hanya menggelengkan kepala heran.

"Kenapa bisa terlambat? Ini udah jam berapa? Nggak punya jam di rumah?" Cecar cowok itu dengan berbagai pertanyaan yang lebih seperti menyindirnya.

Venca yang ditatap tajam galak pun balas menantang tatapan ketua OSIS itu.
'Dikira gue takut apa ditatap gitu?'

"Macet" jawab venca singkat

"Kalau udah tau jalanan jakarta macet, berangkat lebih pagi"

Ingin rasanya venca melawan perkataan itu, tapi tidak ada gunanya karena yang dihadapannya ini adalah ketua OSIS sok keren.

"Suka suka gue lah" desis venca singkat yang membuat cowok itu mulai emosi.

"Dirga, mau ada hukuman apa hari ini?" Tanya salah satu anak OSIS.

'Oh namanya dirga. Hadeh,' venca memutar bola matanya dengan malas.

"Oke, hari ini hukumannya yang akan saya berikan, menjawab soal matematika yang berbeda tiap jenjang kelasnya," tegas dirga yang membuat venca memelotot.

"Soal ini saya dapatkan dari guru matematika kalian, dan jika nggak bisa jawab, akan saya beri hukuman tambahan!"  Dirga memang sengaja memberi hukuman menjawab soal matematika karena dia percaya, hal itu ampuh untuk meminimalisir banyaknya murid yang suka terlambat.

"Silahkan keluarkan kertas kalian masing masing!" Perintah dirga sambil membuka sebuah buku di tangannya. Bahkan, dengan sengaja dia membacakan satu soal dengan cepat, tanpa memberi waktu murid murid itu menarik nafas.

"Satu soal saja, lima menit pasti cukup. Kerjakan sekarang, ya."

Murid murid itu pun segera mencari tempat di sekitar gerbang sekolah agar lebih leluasa menulis.

'Mampus! Siapa pun, tolong! Gue paling nggak suka matematika' venca hanya bisa melihat soal tersebut tanpa berniat untuk mengerjakannya. Lebih tepatnya, enggak bisa.

Waktu untuk mengerjakan sudah habis. Dirga meminta mereka untuk mengumpulkan jawaban itu. Setelah selesai diperiksa para kaka OSIS. Dirga pun menyebutkan nama" murid yang jawabannya benar dan mempersilahkan mereka untuk ke kelas masing-masing.

Sisa lima murid yang jawaban soal matematika nya salah.  Venca adalah salah-satu nya murid kelas sebelas yang termasuk di dalamnya. Sungguh, venca sangat malu karena nggak mengisi jawaban soal tersebut. Venca yakin, para kakak OSIS itu pasti menertawakan venca dalam hati.

"Kalian saya kasih hukuman tambahan, berdiri di depan tiang bendera sambil memegang selembar kertas yang bertuliskan,
'saya berjanji nggak akan terlambat lagi'."

Venca yang merasa keberatan dengan hukuman itu nggak bisa menolerir lagi sikap dirga yang sepertinya sengaja.

"Apa gue nggak salah denger barusan? Jangan mentang mentang elo ketua OSIS, jadi seenaknya ngehukum kita kayak gini. Nggak banget! Malu-maluin, tahu nggak?"

Semua yang mendengar itu pun menoleh dengan terkejut. Venca terang terangan memaki sang ketua OSIS.

Cewek disebelah dirga maju selangkah dan memelototi venca.

"Lo udah salah, nyolot lagi! Silahkan taati peraturan kalau nggak mau kena hujuman kaya sekarang!"

"Saya nggak menerima bantahan! Berdiri di lapangan sampai bel istirahat berbunyi." Perintah dirga sambil pergi diikuti kakak OSIS lainnya.

Venca menjalani hukuman tersebut sambil terus mengumpat dan berkata kasar
"sialan banget ketua OSIS yang sekarang! Nggak bisa diajak komunikasi!" Umpat venca yang kepanasan dan memegang kertas tersebut

Di sisi lain, siswa siswi mulai bergosip mengenai venca yang dihukum berdiri dilapangan. Mereka tidak heran lagi, sebab venca terkenal siswi yang sering terlambat dan sukak bolos. Namun, baru kali ini mereka melihat venca tidak bisa luput dari hukuman.

~~~~~~~~

Jam pelajaran pertama telah usai dan bel istirahat berbunyi yang artinya hukuman venca telah selesai. Cewek itu bergegas menuju kelasnya, 11 mipa 5. Venca langsung melangkahkan kakinya ke tampat dua temannya duduk.

"Gue duduk dimana, nih?"  Tanya venca membuat kedua temannya yang tengah mengobrol pun berhenti sambil menoleh.

"Di samping gue aja, nca!" Sahut kelly yang selama ini setia sebangku bersama venca

Venca meletakkan tasnya di samping kelly dan duduk sembari menoleh ke jihan yang tengah duduk menghadap ke belakang.

"Lo duduk sama siapa, han?" Tanya venca ke jihan.

"Seperti biasa, nca, sama cewek pintar itu!" Ucap jihan dan venca sudah mengetahui siapa yang dimaksud jihan.

Venca dan kelly duduk di bangku ketiga, di ujung dekat tembok kelas, sementara jihan duduk di bangku depan venca.

"Itu si rara ngapain, sih, ikut jaga gerbang? Gila, kesel banget gue sama si rara sok banget itu," tanya venca sekaligus mengungkapkan rasa jengkelnya.

"Kan, udah gue bilang buka base sekolah, ra! Dia itu wakil ketua OSIS. Di base pada komen kalau ketua dan wakil ketua OSIS kita serasi," jelas jihan.

Cewek pintar yang dimaksud oleh jihan adalah rara, yang sekarang menjadi wakil metua OSIS. Jihan sengaja memilih duduk dengan rara agar bisa menyontek tugas, lalu membagikannya ke venca dan kelly.

"Pantes, waktu di gerbang, mepet mulu sama ketua OSIS itu. By the way, badan gue bau matahari nggak, sih? Sial banget gue bari ini!" Seru venca sambil mengangkat lenganya dan meminta kedua temannya untuk mengendus.

"Engga bau kok, aman, nca," komentar j1han sambil menggelengkan kepala.

"Kan, gue bilang juga apa? Ketua OSIS yang sekarang disiplin, kan? Lo sih, ke mana aja? Kok baru masuk skolah?"
Cewek berambut panjang itu melepaskan kunciran pada rambutnya hitam panjangnya dan

merapikannya dengan tangan untuk di1kat kembali.
"Nyebelin banget asli! Dia udha buat gue malu. Mana tadi ada yang ngefoto gue lagi. Pasti bakal dijadiin bahan gibah grup angkatan." ~ venca

"Nggak usah dipikirin! Nggak penting. Kayak hidup mereka paling bagus aja!" ~ jihan

"Makanya, nca, lain kali kal0 mau telat ngajak kita aja, biar lo dihukumnnya bareng k1t4!" Sahut kelly sambil tertawa.

"Lo berdua, kan, tahu gue paling sering tel4t. Ya udah, ayo ke kantin, laper"

Venca hanya mempunyai dua teman karena tidak terlalu suka bergaul. Hanya mereka berdua yang tahan dengan segala sikap venca yang seperti ini. Terlebih, hampir semua murid cewek angkatan kelas sebelas sangat tidak menyukai venca. Selain parasnya yang cantik, venca sangat cuek dengan lingkungan sekitarnya, sehingga dirinya kerap di-cap sombong. Namun, venca tak mengambil pusing akan hal itu. Baginya, dua teman saja sudah sangat cukup.

matchmaking engagement ( jangkku )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang