2. The first meeting

46 2 0
                                    

Venca menuju dapur untuj membuat sarapan. Hanya ada beberapa butir telur di wadah pengimpanan dekat kompor. Jadi, venca memutuskan untuk menggorengnya satu butir. Hari ini dia memutuskan untuk masuk sekolah setelah bolos selama 4 hari, sejak libur kenaikan kelas sebelas

"Venca!" Panggil mamanya dengan suara keras
.
"Iya! Venca di dapur!" sahut venca tidak kalah keras dengan suara mamanya.

"Mama berangkat! Lagi buru-buru, udah telat!" Balas mama venca yang sepertinya sudah berada di depan pintu utama, sebab suaranya terdengar agak jauh. "Jangan lupa bersihkan kamar mama. Sore nanti om sigma mau dateng"

Om sigma adalah kekasih mamanya yang sering mendatangi rumah Hampir setiap hari. Namun, mamanya tidak pernah mengakui jika om sigma adalah kekasihnya.

'Kenapa sih, om sigma sialan itu dateng melulu?' Batin venca

Karena mamanya selalu memghabiskan waktu dengan cowok itu, yang merupakan atasan mamanya di kantor.

"Inget, pulang sekolah langsung pulang dan bersihin kamar mama!" Sahut mamanya sebelum kemudian terdengar suara pintu tertutup dengan sedikit gebrakan.

"Kebiasaan, langsung pergi gitu aja! Seenggaknya tanyain kabar venca dulu, gitu. Perasaan dah beberap hari kita nggak ketemu, padahal serumah!" Ucap venca berbicara sendiri. Venca sudah terbiasa sendiri karena mamanya jatang di rumah dan suka keluyuran entah kemana bersama cowk itu.

'Andai saja ppah masih ada. Pasti hidup nggak bakal kesepian kayak gini' ~ batin venca

Jam sudah menunjukkan pukul 6.50 yang artinya sepuluh menit lagi gerbang sekolah akan di tutup. Namun, venca masih dengan santainya memakai make up, lalu memasukkan buku ke dalam tasnya. Setelah itu, venca kembali ke dapur mengambil makanan kucing untuk kucing kesayangannya yang diberi nama marvel.

Ketika venca masih asyik memberi kucingnya makan, tiba-tiba dering ponselnya berbunyi. Venca memgambil ponselnya dari saku rok dan melihat nama jihan, salah satu sahabatnya, tertera di layar.

"Nca, lo dimana?" Tanya jihan

"Masih di rumah, nih," jawab venca dengan santai

"Hari ini lo masuk sekolah nggak? Lo udah bolos empat hari. Bener bener udah nggak niat sekolah lo. Nca?" Cecar jihan
Maksudnya menasihati venca. Meski venca sama nakalnya, tapi dirinya masih lebih baik dari venca.

"Masuk lah! Ini gue udah mau berangkat,tapi masih ngasih makan marvel dulu," jawab dira akhirnya

"Ah! Ngurusin kucing mulu. Cepet berangkat, nca! Lo nggak tahu ketua osis yang sekarang tuh galak banget? Bisa mampus lo kena hukuman!"

Venca yang tengah mengelus kepala marvel pun terdiam. "Lah sejak kapan ganti ketua osis?" Tanya venca terkejut, karena dia nggak mengetahui kapan pemilihan ketua OSIS.

"Dua hari yang lalu dilantik. Lo aja yang kurang informasi. Makanya, sering sering lihat unggahan base sekolah!"

"Santai aja, sih! Ketua OSIS yang sebelumnya aja kapok ngadepin gue, apalagi ketua OSIS sekarang? Emang siapa ketua OSIS yang sekarang?" Tanya venca meremehkan sosok yang tengah mereka bicarakan.

"Lo lihat aja sendiri nanti di sekolah. Pokoknya kalau lo telat, lo bakal ketemu dia. Lo aja yang nggak tahu seberapa disiplinnya ketua OSIS sekarang. Udah lah, cepet berangkat! Gue tungguin di kelas!" Ucap jihan yang langsung mengakhiri panggilannya

Didesak rasa penasaran, venca segera membereskan makanan marvel dan bergegas memesan ojek online.

~~~~~~~~~~

Sesampainya di sekolah, venca melihat gerbang sekolah telah ditutup. Venca berlari dengan cepat ke gerbang setelah mengembalikan helm ke abang gojek.
'Mampus gue telat lagi. Nih' ! Venca cukup lega ketika melihat beberapa murid juga terlambat. Setidaknya, dia tidak akan dihukum sendirian. Namun, dia memilih untuk berusaha. Siapa tahu, satpan sekolah berbaik hati mau membukakan gerbangnya.

"Pak, bisa dibuka gerbangnya? Saya cuman telat beberapa menit, pak" seru venca kepada satpam yang tengah duduk dalam bangunan pos yang terletak tidak jauh dari gerbang
Satpam dengan seragam lengkap itu pun keluar dari p0s dan menoleh.

"Kamu tunggu diluar aja sama yang lain. Nanti pas ada OSIS yang datang, baru saya bisa bukain."  ~ satpam

"Wah, jangan gitu dong, pak! Kalau nunggu OSIS, bisa-bisa saya kena hukuman," rengek venca berusaha meminta belas kasihan.

"Ini sudah peraturan OSIS yang baru, jadi silahkan tunggu saja." Jelas pak satpam dengan tegas. Rengekan venca tak mempan untuknya.

Venca dan murid lainnya yang terlambat pun t3erpaksa menunggu di luar gerbang sekolah. Cewek dengan rambut yang diikat kuncir kuda warna hitam asal-asalan itu, menyandarkan tubuhnya di pilar kecil tepian pagar dan mulai melamunkan nasibnya

"Siswa yang sedang menunduk dekat gerbang! Nggak dengar barusan saya bilang apa? C0ba telinganya digunakan sesuai fungsinya!"

Venca terkejut dari lamunannya dan menoleh untuk melihat siapa yang dengan kurang ajarnya mengganggu keasyikannya melamun. Venca melihat sosok cowok jangkung dan tubuh proporsional yang terbalut seragam putih sekolah tengah menatapnya dengan tajam.

'Gila, nih cowok omongannya nyelekiy banget sial'
Cewek itu pun menoleh ke arah murid-murid lainnya yang terlambat, mereka sedang sibuk mengeluarkan topi dan dasi untuk dipakai, sambil diperiksa kakak kakak OSIS. Venca yang cukup paham pun, mencari atribut yang diminta di dalam tas ranselnya

matchmaking engagement ( jangkku )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang