Satu persatu mulai datang dan bersenang-senang. Expo yang diadakan pihak kampus berhasil menarik perhatian. Banyak anak sekolah dan anak kampus lain datang ikut memeriahkan acara. Masing-masing kelas mendapat satu stand untuk digunakan jualan. Kelas Samira sepakat mengambil tema studio ghibli dengan dua maskot salah satu film yang diproduksi oleh studio ghibli.
Samira tidak tahu mengapa harus dia yang mendapat peran maskot Sophie dari film berjudul howl moving castle. Gaun biru dengan rambut palsu bewarna putih malah terlihat lebih cocok ketimbang penampilan sehari-hari.
"Gila. Kenapa wajah wibu lo jadi lebih kelihatan gini, sih?" Lusi berkomentar sembari memberikan cermin yang dia bawa untuk Samira.
"Kan. Gue bilang apa! Wajah wibu lo ini sangat amat menarik perhatian para pengunjung expo!" Reza selaku komting yang mengusulkan Samira sebagai maskot tampak bangga.
Di saat seperti ini, apakah pantas seorang komting menghina anaknya?
"Cuy, gila! Gila banget ini mah! Suka banget gue sama expo kampus! Demi apapun dari awal masuk sampe keluar gue disambut para anime! Semuanya gue ajak foto dengan senyum merekah cuy!" Ini Chandra. Penggila anime garis keras yang sangat memprihatikan di kelas dan sayangnya, Chandra tidak terpilih menjadi maskot karena tinggi badannya dengan Samira terlihat jomplang. Chandra dengan tinggi badan yang menjulang dengan Samira yang berharap memiliki tinggi badan setinggi monas.
Tidak ada yang membalas kehisterisan Chandra. Mereka sudah paham bagaimana cara kerja Chandra. Setelah mengatakannya, laki-laki itu akan sibuk dengan dunianya sendiri. Ingat, dia mengatakannya hanya untuk pamer.
"Lo pasti iri sama gue. Ya, kan?" pamer Chandra kembali berulah.
Sebelum terjadi perkelahian, Reza segera membawa Chandra untuk menjauhi Samira. Jangan bermain-main pada perempuan yang sedang badmood. Apalagi Samira melakukan ini karena terpaksa. Semakin bertumpuk itu kekesalannya.
"Si, gue juga mau foto sama Nanami!" rengek Samira setelah melihat seseorang berfoto bersama Nanami.
"No, no. Howl nanti marah kalau kamu foto sama Nanami. Iya kan, Howl?" balas Lusi memberi kode pada Hilmy yang menjadi maskot Howl.
Hilmy yang ikut diseret namanya, memilih mengangguk tanpa paham apa yang dimaksud. "My, gue tahu kok lo pengen foto sama Sawako!"
"Gue tadi udah foto..."
Mood Samira langsung buruk ketika mendengar Hilmy berkata seperti itu. Dia dari tadi menjaga stand dengan keadaan banyak orang yang meminta foto dengannya sedangkan Hilmy korupsi waktu untuk pergi berfoto bersama Sawako? Ini sudah termasuk ketidakadilan bagi Samira.
"Permisi, boleh minta fotonya?"
Seorang laki-laki yang mengenakan jas almamater kampus meminta persetujuan mengambil foto bersama Samira. Tentu disetujui oleh perempuan itu. Namun, dia tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya ketika melihat siapa yang berbicara.
"Samira?" Ternyata dia juga terkejut melihat Samira ada di sini atau terkejut melihat Samira berpakaian seperti seorang cosplayer.
Tersenyum seakan menyambut kedatangan laki-laki itu, Samira berusaha bersikap biasa walau takut tiba-tiba menghampiri. "Gy, kesini juga? Kok nggak bilang, sih?"
Ketara sekali basa-basinya?
"Beneran mau gue kasih tahu kalau mau kesini, emang?" Hagya memberikan tatapan seperti menunggu jawaban. Seakan mengatakan apakah benar Samira ingin dikabari jika Hagya datang?
"Kabarin gue aja! Gue ajak keliling fakultas, entar," ucap Lusi agar Samira tidak terpojok dengan pertanyaan Hagya.
Samira hanya bisa tersenyum ketika Hagya mengiyakan akan diajak keliling fakultas. Hagya ini teman les beda sekolah sewaktu SMA. Keduanya memang sempat dekat namun tidak berlangsung lama. Tahu sendiri sesibuk apa masa-masa menengah atas.
![](https://img.wattpad.com/cover/377267822-288-k492587.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Semu Merah Jambu
Teen FictionTempat bimbel mempertemukan keduanya. Tidak bisa dipungkiri bahwa Samira jatuh pada pandangan pertama. Pesona cowok tampan dan pintar dalam pelajaran apapun, siapa yang tidak akan jatuh hati padanya? Hal ini juga dirasakan oleh Hagya. Menurutnya, me...