𝟵 | 𝘀𝗲𝗮𝘀𝗼𝗻 𝟮

19 0 0
                                    

Kamu pun tidak akan pernah tahu bagaimana diriku mengatasi rindu yang terus berkunjung setiap waktu. Tanpa merasa lelah sedikit pun, seperti datangnya embun pada pagi hari meski telah di usir pergi oleh matahari. Dia tidak pernah bosan datang kembali. Dengan diksi-diksi yang tak kan mungkin bisa engkau pahami tetapi punya arti dalam sekali. Aksara yang paling ku suka telah merangkai ribuan kata cinta kiasan di dalamnya. Dan di sana, kau lah tokoh utamanya. Di sana kita merajut asa bersama seperti sediakala. Meski kisah kita tak pernah jadi seperti sejarah setidaknya kita tidak pernah kehilangan arah untuk terus melangkah.

Aku teringat akan kala itu katamu—aku itu puan yang sangat kau dambakan bahkan dirimu pun merasa senang setelah akhirnya kita berpacaran. Meski takdir benar-benar selalu merusak rencana, tetapi aku tak bisa membencinya terlalu lama. Sebab kata cinta kan selalu ada walau berakhir sia–sia.

Aneh, ya. Kita yang selesai tapi aku masih saja terus mengenang tanpa kata bosan.

Habisnya kau datang ketika gelap  menyerang berganti dengan terang. Aku yang semula sendirian menjadi menyukai keramaian bila kita terus bergandengan tangan.

Sepertinya—hanya dirimu saja yang bisa menerima diriku apa adanya, bahkan dirimu tak pernah memaksa ku untuk jadi seperti mereka.

Kepada sebait kata semoga sampai ke dia yang sudah ku anggap sebagai semesta.

Sejujurnya—aku adalah jiwa yang paling gugup, aku. Tak mahir berbaur dengan sesama. Tetapi caramu memperlakukanku sebaik-baiknya buatku semakin jatuh cinta.

Namun, semua yang tertulis telah menjadi hal tabu bagiku. Aku, kamu. Tidak pernah bisa bersatu. Aku, kamu dan waktu selamanya akan tetap seperti itu. Melerakan adalah satu-satunya cara untuk lepas dari belenggu masa lalu yang terus menyiksaku, belenggu masa lalu yang membuatku gila tanpa adanya dirimu.

Maka dari itu aku membentang sebuah jarak yang sangat panjang agar nantinya kau tak lagi berniat mengajakku bicara. Menjadi satu-satunya orang yang paling sembuh dari orang yang sudah sembuh—itulah aku.

Sebab, aku tak mau menjadi orang bodoh yang masih mencintaimu. Meski kau tahu itu. Kenapa mesti kau tidak memberitahuku?!

BERSAMBUNG

19 Oktober 2024

𝗞𝗲𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗞𝗮𝗹𝗶𝗺𝗮𝘁 𝗬𝗮𝗻𝗴 𝗧𝗮𝗸 𝗧𝗲𝗿𝘀𝗮𝗺𝗽𝗮𝗶𝗸𝗮𝗻 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang