3

206 47 10
                                    

Setelah Hye Yoon menyiapkan senjata pertahannya tadi pagi, kini Hye Yoon memutuskan untuk pergi ke kantor sang ayah untuk melepaskan sumpalan masalah pada pikirannya. Bagaimana tidak, baginya berubah menjadi seorang istri yang baik buat Woo Seok itu akan sangat sulit. Hye Yoon tidak bisa memasak, bahkan Hye Yoon tidak bisa membereskan rumah, karena selama ini ia hanya tinggal bersama sang ayah yang memang tidak memperhatikan tentang hal itu, apalagi mengajarinya. Melihat Jeong Eui bisa memasak, Hye Yoon sebenarnya sedikit iri, andai dia juga tinggal bersama ibunya, mungkin sang ibu akan menjadi relawan mengajarinya masak setiap hari. Kalau sang ayah sih mana bisa, memasak telur ceplok saja wajan nya akan kebakaran.

"Kenapa wajahmu asam seperti itu?" Tanya Ayah Kim yang kini menunda pekerjaannya dahulu untuk memperhatikan sang anak yang sedari tadi bibirnya seperti bebek itu.

"Ayah tidak akan marah padaku kan?" Tanya Hye Yoon tiba-tiba.

"Marah? Tergantung kau melakukan apa." Jawab Ayah Kim yang memang tidak akan segan untuk marah jika memang Hye Yoon yang salah.

"Terserah lah ayah mau marah juga." Jawab Hye Yoon yang terlihat masih berpikir, "sebenarnya ibu mengirimkan anaknya ke rumahku, dia sudah tinggal beberapa Minggu bersamaku." Adu Hye Yoon yang memang baru mengatakan hal ini pada ayahnya karena takut ayahnya marah.

"Lalu kenapa kau menerimanya?" Tanya Ayah Kim yang kini menghampiri Hye Yoon yang duduk di sofa yang berada di depan meja kerjanya itu.

"Aku merasa dia adalah aku, ibu seperti membuangnya." Jawab Hye Yoon jujur.

"Lalu mengapa wajahmu sekarang seperti itu?" Ayah Kim sepertinya belum bisa menyalahkan, sebelum ia tahu semua bagian masalah Hye Yoon.

"Woo Seok sepertinya menyukainya, dan-" Hye Yoon menjeda perkataannya.

"Dan apa?" Tanya Ayah Kim penasaran.

"Tidak, cuma itu. Aku cuma takut Woo Seok benar-benar menyukainya." Hye Yoon sepertinya enggan mengadu tentang niat buruk Jeong Eui yang ingin merebut suaminya. Hye Yoon takut ayahnya akan sangat marah dan kembali ingat kepada masa lalunya. Hye Yoon tidak ingin lagi sang ayah saling bersinggungan dengan ibunya, Hye Yoon takut ayahnya akan terluka lagi.

"Baru sepertinya bukan? Woo Seok belum benar-benar menyukainya kan?" Tanya Ayah Kim.

Hye Yoon terdiam, sebenarnya ia sudah berpikir jika Woo Seok benar-benar sudah menyukai Jeong Eui, tapi Hye Yoon tidak tahu apakah mengatakan hal yang sejujurnya akan membuat keadaan lebih baik atau malah lebih buruk.

Hye Yoon menghela nafasnya, ia sepertinya tidak harus mengatakan semuanya untuk meminta solusi dari sang ayah. Karena jika pihak orang tua tahu semua masalah ini, Hye Yoon takut mereka akan ikut campur dan malah memperburuk keadaan jika seandainya Woo Seok benar-benar akan memilih Jeong Eui nantinya. Hye Yoon harus melakukan apa yang ia bisa, agar Woo Seok tetap bersamanya.

"Tidak, mungkin itu hanya ketakutanku saja yah," bohong Hye Yoon.

"Apa kau sudah mencintainya?" Tanya Ayah Kim lagi.

"Sudah kubilang yah, aku tidak akan mencintai siapapun. Aku takut cintaku akan berakhir seperti cinta ayah," jawab Hye Yoon.

"Hye Yoon, jangan seperti itu, tidak semuanya cinta akan menyakitkan seperti cinta ayah." Jelas sang ayah.

"Ayah tidak tahu betapa aku membenci ibu karena meninggalkan ayah saat ayah sedang susah. Ayah tidak tahu betapa sedihnya aku ketika ayah mencoba membangkitkan perusahaan ayah kembali dengan susah payah sendiri, padahal dulu saat senang ibu juga menikmatinya." Hye Yoon meremat kedua tangannya. "Maka dari itu, aku tidak ingin mencintai Woo Seok karena aku takut Woo Seok akan mencintaiku juga. Aku tidak ingin orang yang aku cintai akan merasakan sakit seperti apa yang ayah rasakan."

Fated To Love You - WooHye VerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang