Taufan Cyclone, seorang pemuda kaya raya yang berpisah rumah dari keluarga kandung hanya untuk mencari ketenangan selama 10 tahun lamanya.
Kini Taufan kembali kerumah utamanya hanya untuk sekedar menjenguk sang bunda yang sedang sakit atau mungkin sekarat?.
"Selamat datang tuan muda Taufan"
Taufan hanya berdehem sebagai sahutan dan terus melanjutkan langkah memasuki mansion besar yang dari luar sudah terdengar suara ribut seperti kaleng kosong tak berarti.
"Silakan masuk tuan muda Taufan"
"Terimakasih" ucap Taufan pelan
Taufan memasuki mansion dengan tatapan datar tanpa ada yang sadar dirinya masuk bahkan sudah sampai di kamar sang bunda, sungguh keributan yang tak berarti.
"Bunda" panggil Taufan lembut tapi datar juga secara bersamaan
"Taufan anak bunda"
"Bunda kenapa ga di rumah sakit?" Tanya Taufan
"Rumah sakit ga enak sayang"
Taufan tau itu cuma alasan.
"Bunda kalau bohong matanya ga bisa diem" ucap Taufan datar
"Bun-"
"KALIAN KALO NGOMONG SAMA YANG LEBIH TUA SOPAN DIKIT!!"
"Ck!"
"Awal yang jelek" gumam Taufan datar tapi masih bisa di denger sang bunda
Sang bunda tau seberapa jelek mood anak keduanya ini.
.....
"Lu ga ada hak di sini!""Ngomongnya dah ke yang punya rumah aja" ucap Taufan dengan kekehan sinis di depan pintu kamar sang bunda sambil bersandar manja
Semua sontak menoleh dan terkejut atas kehadiran Taufan tanpa mereka sadari.
"Tante monika..."
Taufan melangkah mendekat kearah kerumunan manusia manusia tamak (sepupu).
"Tante itu cuma adik dari ayah, itu pun Tiri, jadi tolong sadar diri"
"Setau saya anda dan keluarga kandung ayah saya yang membuang ayah saya cuma gara gara miskin dan ga berguna kan? Kenapa pas tau ayah saya kaya raya tiba tiba datang dengan muka tanpa dosanya meminta harta ayah saya? Gatau malunya keliatan banget" Ucap Taufan di akhiri tekanan dan tatapan tajam
"Dan satu lagi"
"Bunda saya masih hidup"
Taufan mengucapkan penuh dengan tekanan setiap kalimat tanpa ada yang di kendurkan satu kata pun
Semua saudara dari ayah Taufan tak ada yang berani membuka suara bahkan berkutik pun tak ada yang berani karena mereka tau, sebesar apapun usaha mereka membela diri atau menyerang tetap akan kalah dengan tatapan tajam milik Taufan.
"Oh iya saya lupa bilang"
"Solar Light adik saya dan dia bukan anak haram"
Solar yang mendengar ucapan Taufan sedikit terharu karena baru kali ini dia merasakan pembelaan sampai ke ujung nya.
"Lebih baik kalian semua pulang sebelum mood saya berubah semakin buruk"
Sesuai ucapan Taufan, semua saudara dari ayah Taufan bubar dengan tatapan tidak senang tapi mereka juga takut kalau hal hal yang mereka tidak perkirakan terjadi karena yang mereka hadapi sekarang bukanlah Halilintar tapi Taufan Cyclone.
"Ga seharusnya anak sulung cuma diam membisu kaya gitu"
"Gimana mau membela adik adiknya kalau dirinya sendiri ga bisa membela"
Ucap Taufan sambil bersandar di sofa dan matanya mulai terpejam karena lelah dalam perjalanan.
Halilintar ikut bersandar di sofa single tepat depan Taufan sambil terus memandangi setiap perubahan yang tercetak jelas.
"Ka Taufan kapan datang?" Tanya adik Taufan yang ke tiga
"15 menit yang lalu" ucap Taufan yang masih mencoba memejamkan kedua matanya
"Besok ajak bunda ke dokter, buat Monika sama Kirana nanti urusan gua"
Semuanya diam sambil mengangguk setuju dengan keputusan Taufan, mereka memang sejak dulu butuh Taufan sebagai pembela, Halilintar sebagai tameng dan Gempa sebagai penenang itu lah pikir adik adik dari tiga kakak tertua.
TBC---
KAMU SEDANG MEMBACA
Permainan
FanfictionTaufan, seorang pemuda dengan tampang lembut dan dingin secara bersamaan menarik begitu banyak perhatian orang-orang di sekitarnya. Taufan kecil begitu terkenal dengan perawakan yang lucu dan menggemaskan tapi sayang beberapa alasan menjadikan Taufa...