My-Ex - Tiada Sangka

13 4 0
                                    

"Sherly?" Oma Risma mencoba memastikan bahwa perempuan di depannya ini adalah Sherly, mantan istri cucunya Oliver.

Siapa sangka, wanita yang dulu sering diejek dengan kalimat "wanita kampungan" telah berubah 360° menjadi "wanita berkelas dan elegan." Tapi bagaimana mungkin Sherly bisa berubah seperti ini? Apakah dia sudah menikah dengan duda kaya raya atau menjadi simpanan direktur, yang sudah menjadi hal umum di Kota Jakarta. Mana mungkin perempuan desa yang dibesarkan tanpa orang tua memiliki karir mumpuni seperti cucunya, Oliver. Batin Oma Risma ribut menebak-nebak perubahan Sherly.

Namun, kedua netra itu tetap sama tidak berubah. Hanya saja cara menatapnya sedikit berbeda.

"Tidak aku sangka bertemu Oma di sini. Sedang mengunjungi cucu kesayangan?" tanya Sherly dengan nada sedikit mengejek.

Kalimatnya benar-benar membuat Risma tersinggung. Tentu saja dirinya sangat menyayangi Oliver daripada Rama. Rencana untuk memisahkan Rama dengan istrinya gagal gara-gara perempuan ini membela mati-matian istri Rama. Apa bagusnya gadis kampung yang gaya hidupnya tidak seperti orang kota, jelas gadis kota lebih baik dan berkelas.

"Baju yang sangat bagus. Endorse dari brand?" Oma Risma menyindir tatkala melihat pakaian Sherly yang sangat mahal, tentunya tidak cocok dengan darah kampungannya.

Tidak ada yang ditakutkan Sherly terhadap nenek sihir di depannya ini.

"Endorse? Tentu saja bukan, aku membeli ini dengan uang sendiri."

"Lagipula tempat ini tidak cocok untuk wanita...."

"Kampung sepertiku? Pasti kalimat itu sudah Oma siapkan untuk menghina diriku, bukan? Oke, aku akan menjelaskan, selama lima tahun aku bekerja di London, tepatnya di perusahaan produksi film. Selama lima tahun juga, pundi-pundi uangku terus bertambah, karena apa? Karena berkat nasihat Oma. Justru, Sherly berterima kasih kepada Oma yang sudah memberikan wejangan positif untuk Sherly. Hmm satu lagi, silakan main ke kantor Sherly di lantai enam puluh, tepat di sebelah kantor Oliver, permisi Oma." Sherly melambaikan tangan dengan sangat anggunnya.

Saat berbalik badan, Oliver datang menemui mereka berdua. Rupanya pembicaraan mereka terjadi sebelum Oliver berada di dalam toilet. Untuk mereka berdua alangkah baiknya dipisahkan daripada terjadi keributan di jam pagi.

"Oma!" seru Oliver yang tergesa-gesa menghampiri dua orang perempuan.

Tanpa mengucapkan sepatah kata, Sherly meninggalkan dua manusia yang pernah mematahkan hatinya dan berkata sembarangan terhadapnya.

Kedua mata Oliver gagal fokus, perhatiannya terus tertuju pada sosok Sherly. Membuat Oma Risma memarahi cucunya, masih saja berharap pada gadis kampung itu. Dirinya pasti bekerja di sini dengan jabatan rendah, palingan jadi tukang pesuruh.

"Kamu jangan dekat-dekat atau berani mengejar gadis kampung itu. Dia hanya bekerja sebagai pembantu di sini. Pesuruh gayanya selangit! Oma pergi dulu, gerah hati Oma."

Oliver tidak bisa berbuat banyak, ia hanya menuruti perkataan neneknya dan mengantar wanita baya tersebut pulang ke rumah. Bukannya tidak ingin menyanggah, hanya saja teringat dulu neneknya pernah dirawat di rumah sakit gara-gara beradu mulut dengan tetangga, hanya karena anak tetangganya berhasil menikahi cucunya dengan bule.

Sebelum Oma Risma masuk ke dalam mobil, wanita itu berpesan kepada Oliver untuk menjauhi gadis kampungan. Baginya, wanita kampung selamanya akan terus menjadi wanita kampung dan rendahan.

"Iya iya, Pak tolong titip Nenek saya, terima kasih." Pesan Oliver kepada supir taksi.

Setelah melihat mobil taksi telah berlenggang meninggalkan lobi kantor. Oliver segera masuk dan kembali bekerja, hampir saja dirinya lupa, Oliver belum memberikan oleh-oleh khas Yogyakarta kepada Sherly.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My-Ex [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang