Setelah mengalami kejadian semalam bersama sang mantan, wanita itu benar-benar ingin melupakan seorang laki-laki bernama Oliver. Ya, Sherly tidak ingin membuang waktunya untuk bertemu atau bahkan bercengkrama dengan mantan suaminya. Kenangan buruk saat malam terakhir ketika dirinya diperlakukan seperti seorang kriminal dengan tuduhan selingkuh.
Selingkuh? Jangankan selingkuh, didekati laki-laki saja Sherly enggan. Dirinya hanya fokus terhadap pendidikan kala itu.
Daripada bayangan Oliver terus melayang-layang dalam benak kepalanya, lebih baik dirinya langsung berangkat menuju kantor. Hari ini ada jadwal bertemu dengan penulis untuk membahas lanjutan produksi film yang kemarin dibahas bersama Pak Chandra.
Dengan setelan wanita berkelas, berharap hari ini adalah hari keberuntungan Sherly.
Sementara itu, di unit apartemen lantai sepuluh, Oliver dengan senyum khasnya merapikan dan menata rambutnya sebagus mungkin. Hal ini sengaja dilakukan untuk menarik perhatian Sherly. Ya, ala-ala aktor Korea tidak salah, bukan?
Berjalan turun menuju kendaraannya yang terparkir di basement, serta membawa oleh-oleh khas Yogyakarta dari Rama. Kebetulan, kakaknya Rama telah kembali mengunjungi kediaman orang tua istrinya.
Baik Sherly dan Oliver saling mengendarai mobil masing-masing membelah jalanan Kota Jakarta. Dengan banyaknya suara klakson kendaraan yang saling bersahutan. Para karyawan dengan semangat pagi menyusuri trotoar jalan, hingga hal yang ingin diprotes akan tetapi takut menimbulkan keributan, yaitu tahan untuk tidak sengaja menghirup aroma asap kendaraan motor.
Kota Jakarta, sebuah Kota Metropolitan yang masih banyak untuk disinggahi para perantau dalam negeri maupun luar negeri. Tidak heran, terkadang sisi jelek dari sebagian perusahaan adalah masih mempekerjakan calon karyawan jika memiliki koneksi, yang dalam arti memiliki kerabat yang bekerja di perusahaan yang sama. Akan tetapi, hal seperti inilah yang terkesan tidak adil. Bahkan juga, para HRD sengaja melakukan interview dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak ada hubungannya dengan jobdesk. Melihat hal ini, membuat Sherly bersyukur bahwa dirinya bekerja di perusahaan negara asing di Kota London yang tidak harus berpenampilan menarik, serta syarat-syarat ribet lainnya.
Setelah lebih dari setengah jam, Sherly dan Oliver secara bersamaan tiba dan keluar dari kendaraannya masing-masing di gedung parkir. Oliver kembali dibuat tidak fokus dengan penampilan Sherly. Apakah benar wanita ini mantan istrinya? Sungguh beda ketika sebelum bercerai darinya.
"Good morning?" sapa Oliver. Sherly? Tentu saja dia diam dan tidak menggubris.
"Selamat pagi," sapa Oliver lagi. Sherly kembali diam. Apakah Oliver melakukan kesalahan gara-gara mengajak Sherly bernostalgia dengan memakan bakso langganannya dulu?
Sherly yang ternyata sedang mendengarkan lagu melalui earphone, langsung melepaskan benda kecil tersebut dari kedua telinganya begitu pintu lift menuju kantornya terbuka.
"Kirain nggak denger? Taunya lagi dengerin lagu, hmm. Semangat Oliver!"
Langkah tegap Sherly serta wajah tegasnya mulai memasuki kantor menuju ruangannya. Sebelumnya ketika Sherly belum tiba, suasana kantor ramai, para karyawan ada yang mengobrol, membahas hal lain, bahkan ada yang menikmati sarapannya. Begitu, Sherly datang, semua karyawan buru-buru duduk di meja kerjanya masing-masing dan mulai sibuk dengan komputernya.
Claire yang sedang dalam perjalanan kembali menuju kantor telah mengabari Sherly. Sedangkan, Dara mulai menyusun susunan pra-pasca produksi hingga produksi. Lain halnya dengan Arthur, dirinya sibuk untuk meng-casting beberapa tokoh melalui proposal dan rekomendasi dari manajemen artis. Bagi para artis maupun aktor, bekerja sama dengan Dream Picture akan membuka peluang karir di Internasional. Terlebih lagi, pimpinan Dream Picture terkenal sangat apik dalam memilih aktor serta film yang akan dimainkan. Tidak heran, jika film produksi Dream Picture selalu masuk ke dalam nominasi penghargaan film.
KAMU SEDANG MEMBACA
My-Ex [On Going]
RomanceSherly dan Oliver adalah sepasang suami istri lima tahun silam. Oliver yang tidak percaya Sherly berani menduakan cintanya, terpaksa mengikuti neneknya yang memiliki sifat patriarki untuk menceraikan Sherly. Setelah lima tahun lamanya, mereka berdua...