30

1.2K 168 7
                                    

Sudah hampir 2 tahun semenjak kejadian itu. Rumah tangga Sean dan Gracia menjadi semakin harmonis dan penuh cinta, namun... Ada satu kebahagiaan yang belum mereka miliki. Yaitu sang buah hati

Mereka sudah melakukan banyak upaya untuk segera mendapatkan kabar baik yang sangat mereka nantikan. Namun jika tuhan belum berkehendak mereka bisa apa selain terus berdoa?

"Gee.. pasangin dasi" ucap Sean memberikan dasi hitamnya pada Gracia yang sedang menyisir rambutnya

"Sini"

Gracia pun menerima dasi itu, memasangkannya di leher Sean dengan telaten agar bentuknya bagus dan enak dilihat

"Udah nih, emang kamu jadi meeting?" tanya Gracia menepuk dada bidang Sean pelan

"Jadi, kamu pulang sama Cici gapapa kan?"

"Kasian Cici tau, lagi hamil gitu masa aku nebeng terus"

Ya, Boby dan Shania sudah menikah sekitar hampir dua tahun lalu. Shania juga tengah mengandung saat ini

"Yaudah.. sama Chika" ucap Sean, Gracia pun menganggukkan kepalanya setuju dan mulai menguncir rambutnya dengan perlahan agar terlihat rapi

Grep!

"Mas.. diem dehh, aku mau beresin barang-barang" ucap Gracia saat Sean memeluknya dari belakang, sementara ia tengah memasukkan barang-barangnya

"Emang kenapa sihh? Kan mas cuma mau peluk kamu Ge" jawab Sean dengan senyuman merasa tidak bersalah sama sekali

"Ya kan aku mau beresin barang-barang dulu mas" balas Gracia

Wajah Sean menjadi cemberut dengan bibirnya yang semakin maju, Sean pun melepaskan tangannya yang melingkar di pinggang Gracia dengan terpaksa

"Udah, yuk berangkat" ujar Gracia tersenyum manis pada Sean, sementara itu Sean masih dengan wajah cemberutnya

"Udah ah mas.. masa gitu doang ngambek" lanjutnya terkekeh kecil melihat wajah Sean

Lagi-lagi Sean menunjuk bibirnya menggunakan jari telunjuknya. Gracia selalu tahu modus suaminya ini, ia hanya bisa menatap malas pada Sean. Namun pada akhirnya ia tetap mengecup bibir Sean sekilas agar suaminya itu tidak cemberut dan marah lagi padanya

Cup

"Dah, yuk?"

"Udahhh, ayo" jawab Sean membawa tas Gracia

..

"Lemes banget kamu? Kenapa lagi?" tanya Gracia melihat Chika dengan wajah melasnya

"Gapapa, ga mood" jawab Chika, Gracia hanya menggelengkan kepalanya menatap pada sang adik ipar yang menunjukkan wajah melasnya

"Cici aja deh yang nyetir" ucap Gracia tiba-tiba

"Emang bisa?"

Chika menatap pada Gracia dengan penuh harapan agar menggantikannya untuk menyetir mobil pulang ke rumah VeNal

"Bisa, tapi nanti nabrak"

Chika berdecak kesal mendengar jawaban kakak iparnya, Gracia hanya tertawa geli melihat ekspresi Chika

"Bisa dek, bercanda doang ah"

"Bener ga? Nanti nabrak beneran lagi" jawab Chika

"Bisa, jangan meremehkan deh" balas Gracia

Gracia dan Chika pun masuk ke dalam mobil, dengan Gracia yang duduk di kursi pengemudi dan Chika berada di kursi penumpang

"Ci, si Gito beneran ikut Koko meeting kan?" tanya Chika menatap pada Gracia yang fokus mengemudi

"Iya dek.. jangan seuudzon terus deh sama pacar sendiri"

Ya, Chika dan Gito sudah menjalin hubungan semenjak satu tahun lalu. Sebenarnya Gito sudah lama menyukai adik dari sahabatnya sendiri, namun saat itu Chika masih bersama Vito. Dan saat mendengar Chika sudah tidak bersama Vito lagi ia langsung mengambil kesempatan itu

"Hehe, soalnya orangnya dari tadi pagi gaada ngasih kabar apa-apa" balas Chika menunjukkan gummy smile nya

"Cii, aku kesepian terus tau di rumah. Papa ke kantor, mama ke butik. Cici udah sama suaminya" adu Chika yang tiba-tiba menjadi cemberut lagi

"Ya.. gimana ya, mangkanya langsung nikah aja" jawab Gracia yang bingung menjawab aduan dari Chika

"Ck, papanya belum bolehin. Katanya, 'kamu itu masih muda banget, mending nikmatin dulu masa-masa belum nikah" ucap Chika

"Ya bener sih, mending kamu nikmatin masa-masa sebelum nikah. Karena itu emang udah bakal jarang terjadi sih kalau udah nikah" balas Gracia

"Ah! Cici sama aja!"



















"Usaha ya.. udah ci, tapi memang belum dikasih aja.."

Shania menatap ke Gracia dengan sendu, ia tahu persis kalau Gracia dan Sean sudah sangat menantikan kehadiran sang buah hati. Shania pun mengelus punggung Gracia dengan lembut

"Udah.. perkataan om Mahes jangan dipikirin lagi.." ucap Shania

Tadi sore Shania, Gracia dan Chika pergi ke cafe milik Sean. Ya.. hanya karena bosan, dan di tempat itu mereka bertemu dengan Dhika. Ia meremehkan Gracia karena ia belum juga mengandung, karena Zean sudah lama menikah dengan sang kekasih

Kalau kalian ingat dengan asisten Sinka, itu adalah kekasih dari Zean. Tapi jangan khawatir, hubungan antara Gracia dan Zean baik-baik saja. Jadi biang dari permasalahan ini hanya Dhika saja

"Ya mau gimanapun juga bakal tetep kepikiran ga sih ci?" ujar Gracia dengan sendu

"Ya gausah dipikirin dong.. jangan gitu deh, kemana Gracia aku yang selalu semangat itu? Udah dua tahun.. ternyata kamu masih sering mikirin hal itu?" tanya Shania

"Pasti.. pasti ci" jawab Gracia memeluk lengan Shania

"Jangan gitu.. kamu masih kontrol ke psikiater kan?" tanya Shania lagi, Gracia sama sekali tak tersinggung dengan hal itu. Ia menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan Shania

"Nah bera—"

Brak!

"Jangan banting pintu ko!" ucap Veranda berteriak dari arah dapur

"Hehe, maaf ma" jawab Sean dengan tertawa kecil

"Gee" panggil Sean memeluk Gracia yang duduk di ruang tamu bersama Shania

"Hmmm"

"Aduhh, berat berat ah" protes Shania

"Bini gue, jangan macem-macem deh Lo" ucap Boby menarik tangan Sean

"Lah, si Gracia juga. Kenapa cuman gue yang di tarik?" tanya Sean menatap malas pada Boby

"Dia ga berat, beda sama Lo" jawab Boby

"Halah-halah"

"Cici.." adu Sean menatap melas pada Shania

"Udah ah, jangan di jailin terus adek aku" ucap Shania

"Hehe, iya nju.."






































































TBC

Maaf kalo banyak typo

Maaf kalo gaje aowkaowwk

maaf bgt baru bisa up, baru sempet wkwk. soalnya dari kemarin sibuk nyicil buat ujian MTK

:')

🧀🧀🧀🧀🧀🧀🧀🧀🧀🧀🧀🧀🧀🧀🧀🧀

Bu Dokter & Bos Besar (GreShan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang