٦

66 13 20
                                        

"Mas Chandra! Jangan sampe kayak Deddy Corbuzier!"

"Yah .... Rambut gue habis semua."

"Gue jadi kayak toge, Mas."

"MAS GENTA! JANGAN DIBIKIN KAYAK AVATAR!"

Di sinilah mereka, mengeluh di tengah lapangan sembari rambut mereka dicukur habis. Santri lain banyak yang menonton dan mentertawakan mereka, apalagi mentertawakan rambut Edwin yang dibentuk seperti Avatar oleh Genta.

Genta tertawa melihat Edwin, namun ia masih berbaik hati dan mulai mencukur habis sisa rambut Edwin.

"Habis ini langsung bersihin toilet," kata Ustaz muda yang bernama Ustaz Zikra.

Kini mereka berempat sudah botak, yang bisa mereka lakukan hanya menerima keadaan dan pasrah. Mereka langsung berdiri dan mengucapkan salam lalu pergi menuju toilet.

"Tuh, kan! Kalau tadi kita gak turutin Oksigen, pasti kita gak akan botak kayak gini!" Yudha mengeluh setelah pergi jauh dari area lapangan.

Taufan yang berdiri di sebelah Yudha langsung menatap Yudha dengan tatapan penuh rasa bersalah.

"Gue minta maaf, gara-gara gue jadinya kita semua botak."

Yudha dan yang lain hanya mengiakan permintaan maaf Taufan. Mau bertengkar juga tak ada gunanya, semua sudah terjadi dan mereka sudah menjadi cilok.

Saat sampai di toilet, mereka berpapasan dengan Yuga dan Malik. Yuga dan Malik membuang muka saat berpapasan dengan mereka.

Yudha yang paling tinggi langsung menarik kerah baju bagian belakang mereka berdua.

"Mau ke mana? Sini cerita dulu."

Yudha menarik mereka berdua agar berhadap-hadapan dengan mereka berempat.

"Kok bisa ketahuan?" tanya Taufan tanpa basa-basi lagi.

Yuga menyenggol Malik agar menjawab.

"Jadi begini, waktu kalian udah pergi, tiba-tiba Ustaz Zikra dateng ke kamar kalian. Alasannya, karena Ustaz Zikra mau panggil Edwin, tapi gak ada yang nyaut. Ustaz Zikra awalnya gak curiga karena kalian emang gak pernah nakal, tapi udah ditungguin lama sambil diketok, masih gak ada jawaban. Akhirnya, Ustaz Zikra curiga dan panggil Mas Genta sama Mas Chandra buat temenin dia."

Mereka berempat mendengarkan cerita Malik tentang alasan mengapa bisa ada dua pengurus dan satu Ustaz di depan kamar mereka.

"Kalian gak keluar dari kamar? Maksud gue, kalian gak ngomong ke mereka buat bohong kalau sebenernya kita ada di dalem gitu?" tanya Ndaru dengan heran.

Sudah ada perjanjian, tapi Yuga dan Malik tidak menjalankannya.

"Ndaru! Lo pikir kita berani bohong ke Ustaz? Kagak! Kalau Mas Genta sama Mas Chandra kita masih berani, tapi kalau beliau kita gak berani!" Yuga mengomel dengan penuh emosi.

Ndaru terkejut mendengar amarah Yuga. Sebenarnya sudah biasa melihat Yuga marah-marah, tapi tetap saja suara cempreng Yuga membuat Ndaru dan yang lain terkejut.

"Santai aja kali," balas Ndaru dengan entengnya.

Yuga menarik nafas lalu mengomel lagi.

"Gue udah tobat bohong-bohong begini, tapi kalian malah suruh gue bohong, rasain, tuh, kepala botak cilok!"

Yuga menggandeng tangan Malik untuk pergi dari sana setelah puas mengomel panjang lebar.

"Kan, mulut knalpot brong jamet kumat lagi," kata Taufan sembari menatap Yuga yang sudah pergi.

Ndaru mengangguk setuju lalu berkata, "Namanya juga Yuga."

"Si Yuga dijulukin kucing birahi sama temen sekamar dia," kata Yudha menambahi informasi tentang Yuga.

Mimpi Kalangan Bawah.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang