Pukul 9 malam. Artikel Ayse telah terbit, seperti yang direncanakan.
Artikel yang ditulis oleh Ayse tentang Moeharyodo mengungkapkan serangkaian skandal yang meresahkan, dengan bukti-bukti kuat terkait korupsi dan nepotisme yang melibatkan keluarga Moeharyodo. Artikel itu begitu tajam dan terstruktur, menyingkap kejahatan yang tertutup rapat selama bertahun-tahun.
**Judul Artikel: "Membongkar Kekuasaan yang Penuh Manipulasi: Korupsi dan Nepotisme dalam Bayang Moeharyodo"**
**Paragraf Pembuka:**
Moeharyodo, nama yang identik dengan kekuasaan dan pengaruh, telah lama berdiri di atas fondasi kekuasaan yang tidak hanya dibangun melalui kerja keras, tetapi juga melalui praktik-praktik korupsi yang tersembunyi. Keluarga Moeharyodo tidak hanya ditopang oleh nepotisme, tetapi juga oleh penggelapan uang rakyat yang sistematis."**Bukti Korupsi dan Nepotisme:**
1. **Korupsi Proyek Infrastruktur:**
Infrastruktur bernilai triliunan rupiah yang diatur oleh perusahaan-perusahaan milik Moeharyodo, proyek-proyek tersebut dijalankan dengan menggunakan anggaran negara, tetapi hasilnya tidak pernah sesuai dengan nilai yang dikeluarkan. Jalan-jalan yang seharusnya selesai tepat waktu dan dengan kualitas tinggi justru menjadi proyek-proyek mangkrak, bahan bangunan berkualitas rendah sengaja digunakan demi menekan biaya dan memperbesar keuntungan pribadi Moeharyodo.2. **Nepotisme dalam Penunjukan Jabatan:**
Moeharyodo telah menempatkan keluarganya di posisi-posisi penting dalam pemerintahan dan perusahaan-perusahaan yang terkait dengan proyek negara. "Jabatan kunci dipegang oleh anggota keluarganya yang seringkali tidak memiliki kompetensi atau pengalaman yang sesuai. Salah satu bukti yang paling kuat adalah pengangkatan keponakannya sebagai direktur utama sebuah perusahaan BUMN tanpa proses seleksi yang jelas.3. **Aliran Dana Gelap:**
(Terlampir bukti transfer dana ke rekening-rekening offshore) "Moeharyodo menggunakan perusahaan cangkang untuk menyembunyikan kekayaan hasil korupsi di luar negeri,"
(Terlampir bukti berupa dokumen transfer dan rekening yang terhubung dengan bank-bank di negara-negara suaka pajak)*Vivany: Seorang Jurnalis yang Dibungkam*
Dua puluh tahun lalu, Vivany, seorang jurnalis yang berani, menghilang tanpa jejak setelah bekerja dalam penyelidikan rahasia tentang konglomerat Moeharyodo. Saat itu, publik tidak tahu bahwa Vivany tidak hanya sekedar menginvestigasi praktik bisnis kotor, tetapi juga memegang bukti kunci yang bisa menghancurkan reputasi sang oligarki. Dalam dokumen pribadi yang baru ditemukan, Vivany mencatat segala pengalamannya selama menelusuri jejak kejahatan Moeharyodo, dari pencucian uang hingga keterlibatannya dalam pembunuhan jurnalis-jurnalis lainnya.
Vivany bukan hanya jurnalis biasa. Dalam dokumen itu, disebutkan bahwa ia adalah istri siri Moeharyodo dan ibu kandung dari Dimas, anak yang selama ini disembunyikan dari dunia. Hubungan mereka dipenuhi oleh kebohongan dan manipulasi, dan ketika Vivany memutuskan untuk mengungkapkan kebenaran, dia dibungkam untuk selamanya.
*Kematian Jurnalis-Jurnalis Lainnya*
Vivany bukan satu-satunya yang menjadi korban kebengisan Moeharyodo. Di balik layar kekuasaan, ada lebih banyak lagi jurnalis yang telah mencoba untuk menyuarakan kebenaran hanya untuk dibungkam dengan cara yang sama brutalnya. Arsip rahasia yang ditemukan di rumah Moeharyodo mengungkap bagaimana para jurnalis ini disiksa dan dibunuh dengan kejam untuk memastikan bahwa kebenaran tidak akan pernah terungkap.
Setidaknya lima jurnalis lainnya tewas dengan cara serupa: Anton, Rizal, dan Clara adalah beberapa nama di antara mereka. Dalam arsip-arsip itu, terungkap bahwa mereka semuanya memiliki satu kesamaan-mereka menyelidiki aktivitas kriminal Moeharyodo yang berkaitan dengan korupsi, pembunuhan berencana, dan penggelapan dana negara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayse (Pena, Luka, dan Darah)
Novela JuvenilAyse, seorang jurnalis pemberani, bertekad mengungkap nepotisme yang merusak masyarakat melalui tulisannya yang berjudul "Nepotisme." Hidupnya semakin rumit ketika cinta pertamanya, Dimas, tiba-tiba kembali setelah lima tahun menghilang, membawa rah...