Sirine ambulance terdengar riuh di rumah sakit, dokter muda berusia 24 tahun bernama valey biasa di panggil val itu berlari bersama dengan perawat menuju ambulance yang membawa seorang pemuda.
Saat pintu ambulance terbuka mata val langsung melotot kaget melihat pasien yang tak sadarkan diri, pasien tersebut adalah kekasih val.
Rekan dokter juga yang bersebelahan dengan val bernama moka itu mengenal kekasih val tersebut, ia juga kaget melihat kekasih val dalam keadaan tak sadarkan diri.
Seluruh perawat dan dokter membawa kekasih val menuju ruang igd untuk mendapatkan pertolongan darurat.
Selama berjam-jam yang awalnya pasien kritis lama-lama mulai kembali normal dan akhirnya pasien bisa di pindahkan ke ruang icu.
Batin val sekarang mulai lega, telat sedikit saja nyawa kekasih val tersebut bisa saja tak tertolong, dan val kembali menangis karena ia bisa menolong kekasihnya dalam keadaan dirinya pun tadi tak benar-benar yakin kekasihnya itu akan selamat.
Lee heeseung, lelaki 25 tahun itu ternyata overdosis obat-obatan narkoba yang di campur oleh minuman alkohol dengan dosis yang lumayan tinggi.
Entah tuhan masih baik atau bagaimana val benar-benar berterima kasih telah menolong kekasihnya untuk tetap hidup.
Val kini menuju ruang administrasi, para perawat yang menjaga di ruang administrasi kebingungan karena dokter muda itu menghampiri mereka.
"bu dokter cari apa?" Tanya rora pada val.
"Pasien atas nama lee heeseung sore ini bakal saya pindah ke ruang rawat inap vvip ya"
"Maaf bu val, kerabat pasien belum ada yang bayar administrasi nya jadi kami ga bisa-"
"Saya yang bayar"
Rora dan rekan nya saling tatapan satu sama lain, rekan rora satunya bernama asa.
"Maaf bu val, tapi kenapa bu val yang tanggung biaya rumah sakit nya?" Kini asa yang bertanya
Val hanya tersenyum kecil sembari mengeluarkan kartu atm nya.
"Pasien lee heeseung itu pacar saya, jadi saya mau yang terbaik buat pacar saya"
Rora dan asa tidak bisa berkedip mendengar kenyataan itu, di rumah sakit semua orang kecuali moka hanya tau jika val tidak memiliki kekasih sama sekali karena jam kerja val sangat padat jadi menurut mereka akan susah jiak val memiliki kekasih.
○●○●○
Malam hari heeseung sudah di pindahkan oleh val ke ruang vvip, tepat sekali malam ini val tak ada tugas dan val memilih menemani heeseung tepat di sebelahnya.
Val mengatur selang infus heeseung, tangan nya itu menggengam lengan kurus milik heeseung dan mengecup punggung tangan heeseung dengan penuh kasih sayang.
"Sayang bangun, aku kangen banget" val mengecup pipi heeseung berharap heeseung membuka matanya segera.
Ia rindu hampir 2 bulan tak bertemu dengan heeseung, tapi ia malah bertemu lagi dengan keadaan heeseung yang seperti saat ini.
"Kamu makin kurus banget, aku sebel harusnya kamu makan banyak biar badannya gede kaya dokter sunghoon"
Val keceplosan, heeseung paling tak suka dengan teman val yang bernama sunghoon itu karena val sering membandingkan heeseung dengan sunghoon.
Untungnya heeseung masih dalam keadaan tak sadar, jika ia sadar mungkin heeseung akan mengambek dan meminta kecupan darinya seratus kali baru ia di maafkan.
Val menyelimuti badan heeseung agar tak kedinginan, ia lalu beranjak dari kursi sebelah heeseung lalu menuju sofa yang ada di ruang rawat inap.
dirinya tidur di sana, ia tak masalah jika besok pagi terbangun dengan badan yang pegal-pegal yang penting ia dekat heeseung.