Deviation - Jay

1.4K 20 0
                                    

Full on karyakarsa
️⚠ : disgusting, triggering, incest

"Maaf sebelum nya, apakah ananda haerin memiliki riwayat penyakit sakit jiwa?" Tanya seorang guru berumur itu dengan hati-hati.

"Apa maksud anda ya ngomong kaya gitu? Maksud anda haerin gila?! Yang bener aja!" emosi karina sebagai ibu dari haerin.

"Ah begini, kami melihat apa yang sudah terjadi di sekolah ini akibat kelakuan haerin, semuanya merasa takut dengan sikap haerin yang kasar dan juga tak segan-segan memukul siswa lain menggunakan apapun yang ada di sekitar nya, dan terakhir tadi haerin hampir saja menghilangkan nyawa salah satu siswi kelas 11, haerin hampir mendorong siswi kelas 11 itu dari anak tangga"

"Tapi itu hampir, belum terjadi" santai karina menanggapi.

Guru haerin nampak gugup membenarkan kacamata nya sejak tadi, ia menyerah untuk terus memberi paham karina ibu dari haerin, pasalnya ibu dan anak itu memiliki sifat yang sama saja.

di satu sisi juga ia takut dengan karina, karena bagaimanapun buah jatuh tidak akan jauh dari pohon nya, ia takut jika saja karina sama saja punya sifat impulsif seperti haerin.

1 jam berlalu, karina keluar dari ruangan wali kelas haerin dengan wajah datarnya, karina celingak celinguk mencari haerin yang entah kemana.

Hingga ia melewati sebuah kamar mandi murid ia mendengar suara isakan tangis dalam kamar mandi, karina pun masuk ke dalam kamar mandi melihat satu bilik kamar mandi yang tertutup namun sangat riuh.

"Haerin-a" panggil karina sembari mengetuk pintu bilik.

tak lama pintu bilik itu terbuka memperlihatkan haerin dengan seorang siswi yang rok nya sudah tersingkap dengan tak mengenakan celana dalam.

Siswi itu terduduk di closet dengan keadaan pasrah dengan air mata yang berkaca-kaca, sedangkan haerin sibuk menjilati dua jari nya.

"mama, mau" haerin memberikan dua jari yang di jilatnya tadi, karina hanya diam dan menyuruh siswi yang terduduk di closet itu untuk pergi.

Tentu gadis itu merapihkan dirinya dan pergi terburuburu karena ketakutan, kini hanya tinggal karina dan haerin, karina menarik haerin keluar dari bilik.

"Cuci tangan mu jangan menjijikan seperti itu" karina mencucikan tangan haerin ke wastafel yang tersedia.

"Bukankan kita tiap malam seperti yang kulakukan dengan gadis tadi, dengan ayah juga?"

"Beda, jangan melakukan itu lagi haerin-a, ayo pulang ayahmu sudah menunggu"

Haerin pun nurut mengikuti karina keluar dari kamar mandi, mereka berdua pulang menaiki taksi.

Sesampai nya di rumah haerin berlari menghampiri ayahnya saat tau mobil ayahnya ada di rumah.

"Ayah!!!" Haerin berlari dan langsung duduk di pangkuan ayahnya.

"Sudah pulang putriku?" Haerin mengangguk dan mencium bibir ayahnya, ayah haerin juga membalas ciuman anaknya.

Karina yang baru saja masuk langsung duduk di sebelah sang suami.

"Yak jay-a" panggil karina, ayah haerin yang bernama jay itu lantas menoleh.

"Wae?"

"kamu tau? Anak kamu di keluarin dari sekolah"

"Bener begitu?" Jay menatap haerin yang sedang manja di pelukan jay.

"Berhenti untuk memanjakan haerin" pinta karina dengan menatap jay serius.

Jay malah menatap karina dengan senyuman menyeringai nya.

"Kau cemburu?"

"Cih, jangan membuat ku marah jay"

BORDER LINE | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang