Saturday

5 0 0
                                    

Hari ini Sabtu, dan Peter berusaha keras untuk menikmati akhir pekan bersama Ned dan MJ. Arcade dipenuhi dengan kebisingan—lampu berkedip, anak-anak berteriak-teriak di depan mesin pinball, dan dengungan pelan musik game retro sebagai latar belakang. Namun meskipun suasananya akrab, pikiran Peter terus melayang. Aku seharusnya bersantai. Ini seharusnya menyenangkan, pikirnya, tetapi yang dapat ada di kepalanya hanyalah Wade. 

Masalahnya, teman-teman Peter sudah menyadari keanehan ini. MJ menatapnya dengan pandangan-pandangan samar, dan Ned... yah, Ned tidak pernah samar-samar ketika memandangnya. 

 "Jadi," kata Ned, dengan nada yang sangat khas—blak-blakan, to the point, tanpa embel-embel.. "Tentang Wade." 

Peter hampir tersedak napasnya sendiri saat mendengar nama itu disebut. Dia berpura-pura sibuk dengan mallet hoki di tangannya, matanya menghindari tatapan Ned maupun MJ, "Kenapa dengan Wade?"

MJ mengangkat alisnya, bersandar di sisi meja. "Serius? Kau itu aneh sejak kelas olahraga. Kita nggak akan membiarkan ini. Ada sesuatu yang mengganggumu, Parker." 

Peter mengembuskan napas,merasa terpojok. Ia mengetuk tepi mallet hoki dengan gugup, matanya terfokus pada keping hoki daripada teman-temannya. "Tidak ada. Dia hanya... entahlah. Mungkin dia cuma main-main."

Ned mengernyitkan dahinya, bingung. "Main-main bagaimana? Man, sikapnya selama ini tidak menunjukkan bahwa dia sedang mengganggumu." 

Tenggorokan Peter tercekat. Dia tahu mereka tidak akan berhenti bicara sampai mereka mendapat penjelasan, tetapi sebenarnya, Peter masih mencari tahu sendiri. Dia merasa ada yang mengganjal di perutnya saat memikirkan apa yang dikatakan Wade. Bagaimana jika itu semua cuma candaan? Bagaimana jika Wade adalah Flash Thompson nomor dua, yang sedang mempermainkan pikiranku?

Peter menarik napas dalam-dalam, suaranya nyaris tak terdengar ketika dia akhirnya mengucapkan kata-kata yang sudah menghantuinya sejak kemarin. "Dia bilang padaku kalau dia suka kepadaku," katanya dengan cepat, seolah berharap kata-kata itu akan menghilang begitu saja, larut dalam kebisingan arcade. Tapi sayangnya, kata-kata itu menggantung di udara, berat dan tak terhindarkan. Seketika, kepala Ned dan MJ menoleh ke arahnya dalam gerakan yang nyaris bersamaan.

 "Apa?" Mata Ned membelalak. 

"Tunggu, seperti, suka dalam 'menyukaimu'?" MJ mengklarifikasi sambil melipat tangannya. "Apa kau serius?" 

Peter mengangkat bahu, berusaha berpura-pura seolah itu bukan masalah besar, "Ya. Kemarin saat di kedai kopi. Tapi, nggak tahu sih, aku nggak yakin apakah dia serius, oke? Maksudku... ini Wade. Dia bercanda tentang segala hal."

"Tapi kenapa dia bercanda tentang itu?" gumam Ned, matanya menyipit. "Maksudku, semua orang di sekolah tahu kau itu bi. Tidak ada alasan untuk Wade membuat lelucon soal itu. Ini bukan sesuatu yang lucu."

 "Itulah kenapa aku khawatir, Ned" sela Peter, "Orang-orang seperti Flash dan geng-nya menggangguku setelah aku come out. Mereka bersikap baik, menggoda, berpura-pura tertarik hanya untuk mendapat reaksi dariku. Lalu mereka menertawakanku di belakangku."

Ekspresi MJ sedikit melembut, meskipun dia tidak menunjukkannya sepenuhnya. "Tapi Wade bukan Flash Thompson." 

 "Aku tahu itu, tapi..." Peter ragu-ragu. Tapi aku takut

 Dia bersandar di sisi meja, tiba-tiba merasa lelah. "Wade hanya... berbeda, tahu? Dia selalu menggoda gadis-gadis. Itu benar-benar hobinya. Aku tidak pernah menyangka sedetik pun dia bisa... entahlah... biseksual atau gay atau apa pun. Itu tidak pernah terlintas dalam pikiranku."

Ned mengerutkan kening, berpikir sejenak. "Tapi maksudmu dia benar-benar menyukaimu? Maksudku, tidak dengan maksud 'bercanda'?" 

 Peter menyisir rambutnya dengan tangan, mengembuskan napas dalam-dalam. "Entahlah. Itulah masalahnya. Aku tidak tahu. Dia selalu berlebihan dalam segala hal, sulit untuk tahu kapan dia serius" 

 MJ mendesah kecil, nada datarnya yang biasa melembut. "Peter, kalau Wade benar-benar menyukaimu, dia seharusnya tidak akan main-main soal itu. Kurasa kalau dia punya perasaan yang nyata, dia tidak akan mengacaukan pikiranmu seperti ini. Wade memang suka bercanda, tapi aku nggak yakin dia akan main-main dengan perasaan orang."

Peter menghargai kepercayaan diri MJ, tetapi ada sesuatu dalam dirinya yang masih menolak gagasan itu. Bagaimana kalau ini jebakan lain? pikirnya getir. Bagaimana kalau aku memercayainya dan kemudian semuanya meledak tepat di hadapanku?  Wade selalu menjadi pria yang menawan dan supel, menggoda setiap gadis yang lewat. Sebuah ide bahwa Wade menyukainya terasa... aneh. Seperti tidak cocok.

"Maksudku, apakah kau juga menyukainya?" tanya Ned, hampir terlalu santai, tetapi ada rasa ingin tahu yang tulus dalam suaranya. 

Peter membeku, tidak yakin bagaimana menjawabnya. Dia bahkan belum membiarkan dirinya memikirkan hal itu. "Aku—" Dia berhenti sejenak, merasakan panas di wajahnya. "Aku tidak tahu. Aku tidak pernah memikirkannya dengan seperti itu sebelumnya. Maksudku, dia Wade. Dia selalu menggoda orang dan ramah ke semuanya. Semua orang menyukai karakternya yang seperti itu. Aku hanya... ini sangat membuatku bingung." 

Tatapan MJ semakin melembut, pandangan pengertian yang langka, "Kau boleh merasa bingung, Parker. Tapi, jangan biarkan masa lalu dengan Flash membuatmu berpikir semua orang ingin mempermainkanmu."

Bahu Peter sedikit rileks, namun rasa nyeri di perutnya tetap ada. Mungkin MJ benar. Mungkin Wade berbeda. Atau mungkin aku terlalu paranoid untuk mengakui kemungkinan itu, pikirnya. Namun, sampai Peter mengetahui secara pasti, yang bisa ia lakukan hanyalah tetap waspada. 

 "Kurasa aku harus... menunggu dan melihat," kata Peter pelan, lebih kepada dirinya sendiri daripada kepada teman-temannya. 

 Ned menepuk pundaknya, sambil tersenyum simpatik. "Yah, apa pun yang terjadi, kami mendukungmu, kawan." 

 MJ hanya mengangguk setuju. "Yah. Kami di sini, Peter. Bahkan kalau Wade ternyata sama bodohnya denganmu." Nada canda dalam suaranya adalah sebuah cara untuk meringankan suasana.

Peter mendengus sambil tertawa kecil meskipun rasa gugupnya masih terasa. Untuk saat ini, nongkrong di arcade bersama MJ dan Ned sudah cukup. Mereka bertiga kembali ke permainan mereka, suara-suara riuh dari mesin arcade yang berkedip-kedip seolah mengambil alih perhatian Peter dari kekhawatirannya. Lampu-lampu terang, musik 8-bit yang menggelegar, anak-anak yang bersorak di sekitarnya—semuanya menciptakan semacam selubung yang, untuk sementara, berhasil mengalihkan pikirannya dari segala hal yang membingungkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

heartpuller - bxb - spideypoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang