Talk

50 4 0
                                    


Peter Parker, dengan hoodie abu-abu yang sudah mulai luntur, ia duduk di bagian pojok sebuah kedai kopi yang ada di depan SMA-nya. Headphone berwarna putih bertengger di kepala dan kedua telinganya, tangan rampingnya dengan gesit membuka laptop dan mulai mengetik sesuatu di sana. Cahaya redup dari lampu-lampu kecil yang menghiasi dinding kafe itu sedang menari-nari dengan indah di wajah Peter.

Namun, dia tidak mengindahkannya. Manik matanya fokus kepada layar terbuka di hadapannya. Laman utas Reddit dengan judul "Tolong, bagaimana cara memiliki pacar?"

Dia mendongak saat suara lonceng yang menggantung di atas pintu kedai itu berdering, seseorang dengan wajah familiar menyelonong masuk, dan entah kenapa Peter merasa kedai itu mulai miring. Perut Peter sedikit menegang seketika saat mengenali wajah itu, Wade Wilson. Remaja dengan hoodie abu-abu itu segera menundukkan kepalanya, berpura-pura tidak tahu.

Walau begitu, Peter mengetahui dengan benar Wade datang menggunakan Hoodie berwarna merah dengan lambang organisasi basket di punggungnya, jeans ketat robek-robek dan sebuah senyum ke arah barista. Peter merasa senyum itu sangat hangat hingga dapat melelehkan mentega—dan hati milik Peter.

Wade selalu sangat mencolok, begitulah dia, walaupun ketika ia sebenarnya tidak berusaha untuk mencolok. Sedangkan Peter? Dia adalah tipe orang yang tidak memiliki hawa keberadaan dan akan ikut menghilang di background. 

Tenanglah, Peter. Kau harus tenang. Dia cuma Wade Wilson, kakak kelas yang paling dikenal di penjuru SMA karena kenakalan dan kepopulerannya. Hanya dia.

Peter menyesap es latte nya yang tidak lagi dingin, kemudian mulai menjelajah Tumblr, menyembunyikan internet history miliknya yang akan terlihat sangat konyol jika orang lain membacanya. Ketika Peter fokus dengan laptopnya, seseorang duduk di kursi kosong tepat di mejanya.

"Hei." Suara seseorang mulai menyapa, Peter dengan takut mulai mendongak. Itu Wade, dia bahkan belum memesan apa pun ke barista dan langsung duduk di kursi tepat di depan Peter.

"H-hei?" Peter menyahut dengan gugup. Mereka tidak pernah saling sapa. Peter tahu Wade, bukan karena mereka berdua adalah teman, tapi karena, semua orang mengenal wajah pria berambut pirang itu. Hal ini membuat Peter gelagapan, pikirannya mulai mengelana entah kemana karena panik.

"Aku tahu kau, Peter Parker kan?"

Dia bilang apa? Dia- 

Peter berkedip. Wade kembali bicara.

"Xavier memintaku untuk bertanya kepadamu jika aku kesulitan mengerjakan matematika atau fisika di tahun terakhir ku ini." Wade tersenyum ke Peter, senyuman hangat yang sama. Peter merasa hatinya akan segera meleleh dan menguap ke udara. 

Hening, hanya suara orang-orang di kedai kopi itu yang memenuhi ruangan. Wade menatap Peter, menunggu balasan. Kemudian, tentu saja Wade kembali memecah keheningan. "Apa kau akan terus berpura-pura aku tidak sedang berbicara denganmu? Apa sebenarnya yang sedang kau kerjakan?" Wade salah mengira, bahwa Peter terlalu fokus dengan laptopnya.

Peter merasa wajahnya memanas. Bersikap biasa, Peter, Bersikaplah biasa. 

"Um, hanya menjelajah web.." Peter menunjuk layarnya dengan samar. Yang untung sekarang hanya membuka Tumblr yang penuh dengan meme kucing.

Wade mencondongkan tubuh ke depan, memegang ujung laptop Peter dengan jarinya, lalu membaliknya ke arah dirinya sendiri untuk melihatnya. "Tumblr ya? Aku tidak pernah mengira kau suka meme"

"Yah, aku punya banyak hal yang kusuka" Peter berusaha menjawab dengan kasual. Senyuman kecil dia kerahkan, mencoba menekan rasa cemas yang bergejolak di dadanya. 

Mata Wade menyipit saat ia menatap layar, lalu kembali menatap Peter. "Kau tahu, meme bukan satu-satunya hal yang mengejutkan darimu. Ada lagi yang membuatku terkejut, kau ternyata adalah 'laki-laki kutu buku yang imut'."

Peter hampir tersedak minumannya, tergagap saat kata-kata Wade menghantam dadanya. Tunggu, apa dia baru saja-

"Tunggu, apa?" Peter berseru, sepenuhnya lupa dengan usahanya untuk bersikap biasa saja.

Wade tertawa, jenis tertawa yang hanya akan didapat ketika baru saja melihat video lucu kucing di internet. "Ayolah, Pete. Menurutmu kenapa aku tiba-tiba memutuskan untuk duduk di depanmu begini?"

Pikiran Peter berpacu. Apakah dari tadi Wade sedang menggodanya?

"Aku pikir kau.. hanya- Bersikap ramah kepadaku."

"Aku selalu ramah, Parker." Wade menyeringai, "Tapi, kau.. berbeda."

Ketegangan menggantung di antara mereka seperti video YouTube yang  buffering tanpa henti. Peter tidak bisa menahan senyum, rona merah menjalar di lehernya. "Yah, mungkin aku... menyadarinya."

"Ya?" Senyum Wade semakin lebar, matanya berbinar dengan cara yang membuat Peter merasa seperti sedang berdiri di tepi laut. Sesuatu yang menarik.

Peter menelan ludah. ​​"Ya." 

 Mereka duduk di sana sejenak, cahaya lampu-lampu kecil berkedip-kedip seperti bintang pagi, bisingnya kedai kopi berdengung seperti musik lo-fi yang lembut. Dan pada saat itu, dunia terasa kecil—hanya Peter, Wade, dan ruang di antara mereka, berirama dengan sesuatu yang baru. Sesuatu yang nyata. 

 Mungkin, pikir Peter, mungkin saja... ini adalah awal dari sesuatu. Sesuatu yang layak diklik 'ikuti'


heartpuller - bxb - spideypoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang