-
--
Kadangkala sebuah rumah besar nan megah justru menyimpan banyak sekali misteri yang orang lain tak dapat menebak ataupun menyangka. Shin Luna sepenuhnya paham, sampai ia sendiri yang mengalami bagaimana rumah besar nan megah yang dulu ia tinggali bersama keluarganya itu, yang sempat mendapat rasa iri dari teman temannya menjadi rumah yang mendapati hujatan serta umpatan dari orang lain.
Gadis itu sudah tidak merasa heran lagi, mengapa mansion megah berisi sebagian anggota keluarga besar serta puluhan maid beserta jajarannya ini justru terasa sepi dan tak mendapati suasana hangat. Dengan langkah serta napas yang memburu, gadis itu memasuki rumah besar ini, membawa sekotak kue beras berisi kacang merah.
Rambut serta pakaiannya terlihat sedikit basah, tidak sepenuhnya basah sebab hujan baru mengguyurnya saat ia hampir tiba di rumah keluarga Shim menggunakan sepeda kesayangannya. Ia bergegas membawa langkahnya menuju belakang rumah, tempat dimana oma terbiasa meminum teh pada sore hari sembari memandang taman.
Dan benar saja, saat ia sampai disana. Oma terlihat duduk pada sebuah kursi, menyeruput teh hijau, berhadapan dengan seseorang yang baru baru ini menjadi tak asing lagi bagi para penghuni rumah.
Gadis itu menghentikan langkah sejenak, merasa gugup. Akhir akhir ini ia sering sekali merasa gugup jika bertemu dengan Jake. Tentu saja. Ia dan tuan muda itu tidak pernah memiliki kesan yang baik jika bertemu. Dengan langkah kecilnya, gadis itu menghampiri oma. Membungkuk untuk menyapa sejenak, serta mengulas senyum tipis.
"Lihat siapa yang datang" Oma menyahut, mengangguk kecil ketika melihat Luna tersenyum.
"Oma." Luna berujar, menyerahkan kotak berisi kue beras itu pada wanita paruh baya tersebut. "Kue beras yang kemarin oma minta."
Wanita paruh bayu itu tertawa kecil. Ia mengangguk puas. "Wah, terima kasih banyak. Luna-ya."
"Sama-sama, oma. Pemilik tokonya memberikan bonus dan menambahkan dua kue beras untuk oma." Luna berujar semangat. "Beliau bilang jika ia berharap oma akan mengunjungi tokonya lagi."
"Wah, sampaikan Terima kasih oma pada pemilik toko itu, dan bilang padanya jika oma akan segera datang mengunjunginya lagi."
Luna mengangguk. "Baik, besok ketika berangkat kerja Luna akan mampir sebentar untuk menyampaikan pesan oma."
"Jake.." Oma membuka kotak berisi kue beras itu kemudian menunjukannya pada cucu laki-laki didepannya.
Meletakkan gelas teh hijau, Jake kini mengalihkan pandangan memperhatikan oma yang menunjukkan kue beras.
"Kamu harus mencoba ini, oma yakin kamu lebih sering memakan makanan cepat saji dan tak sehat di luar negeri sana." Oma berujar mendapat kekehan dari sang cucu.
"Tidak oma. Saya makan dengan baik. Kalau tidak, saya tidak akan tumbuh sebaik ini."
Oma tertawa, ia menepuk pundak cucunya. "Kamu selalu bisa menanggapi oma. Setidaknya cobalah ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lily of the Valley
FanfictionCinta dan obsesi. Keduanya terdapat perbedaan yang sangat besar, antara melindungi dan menghancurkan. Terlihat indah namun memiliki racun mematikan. Minor don't interact.🔞