Part 34

2.1K 268 32
                                    

Begitu acara penghargaan sudah selesai, Hyunwoo buru-buru menghampiri Haein. Ia langsung melingkarkan tangan di pinggang ramping istrinya itu. Pertama, ia ingin menunjukkan ke semua orang bahwa Haein miliknya. Kedua, ia ingin melihat ekspresi laki-laki itu.

Melihat tangan Hyunwoo melingkar di pinggang Haein, laki-laki itu hanya tersenyum tipis, sama sekali tidak terganggu. Ia justru menatap Hyunwoo tanpa berkedip. Hyunwoo yakin ada sesuatu yang tidak beres dengan laki-laki itu.

Kim Daeho, CEO dari Business Time, majalah bisnis terkemuka di Korea Selatan yang mengadakan acara penghargaan ini menghampiri Haein dan berbincang dengannya. Ia kemudian menyuruh pria di sampingnya—kemungkinan sekretarisnya—memanggil putranya, Kim Taeho.

Kim Taeho ternyata laki-laki yang menatap Haein tadi. Dan Hyunwoo mulai gusar. Bukan karena cemburu, tetapi ia melihat ada sesuatu di balik pandangan itu. Sesuatu yang tidak bisa ia jelaskan, namun membuatnya marah.

"Kim Taeho." Laki-laki itu mengulurkan tangannya pada Haein.

"Hong Haein." Haein balas menjabat tangan Kim Taeho. Ia kemudian mengenalkan suaminya. "Ini suamiku, Baek Hyunwoo," ujarnya.

Kim Taeho menjabat tangan Hyunwoo. Ia kembali tersenyum—senyum yang terlihat menyeramkan bagi Hyunwoo.

Melihat tatapan Kim Taeho pada Haein— yang seperti ingin memangsa istrinya itu— membuat Hyunwoo tidak nyaman. Ia harus membawa Haein pergi dari situ secepatnya. Jika tidak, ia bisa saja mencolok mata Kim Taeho. 

"Sayang perutku sakit sekali. Kita balik ke kamar, yah," bisik Hyunwoo.

Haein menurut dan pamit pada Kim Taeho. Saat itu ayahnya, Kim Daeho sudah lebih dulu pergi menemui tamunya yang lain.

"Perutmu bagaimana? Apa sakit sekali?" Haein menatap khawatir pada suaminya saat mereka sudah berada di dalam kamar hotel.

"Aku baik-baik saja," jawab Hyunwoo. "Kita pulang ke Yongduri sekarang."

"Wae? Bukannya kita mau menginap di sini?"

Hyunwoo menggelengkan kepalanya. "Kita langsung pulang saja ke Yongduri." Hyunwoo melepas jasnya dan memakaikannya pada Haein. "Kau ingin ganti baju dulu?"

Haein menggeleng. Hyunwoo tersenyum sambil mengecup kening istrinya itu. Lalu ia membereskan barang-barang mereka. Setelah merasa tak ada lagi yang ketinggalan, Hyunwoo menggandeng tangan Haein untuk secepatnya pergi dari hotel itu. Tanpa Hyunwoo sadari, sepasang mata Kim Taeho menatap mereka.

"Kalau kau lelah, tidurlah. Aku akan membangunkanmu setelah tiba di Yongduri," ucap Hyunwoo saat mereka sudah berada di dalam mobil.

Haein mengangguk dan menyandarkan tubuhnya di jok mobil. Namun, beberapa detik kemudian ia kembali duduk tegak dan menatap Hyunwoo. "Yeobo, hari ini kau terlihat gelisah sekali. Ada apa? Aku tahu kau pulang ke Yongduri tengah malam seperti ini pasti bukan karena merindukan Soobin, kan?"

"Aku benar-benar merindukan Soobin. Aku juga tidak suka makanan di hotel. Lebih enak masakan ibuku." Hyunwoo berusaha menyembunyikan kekhawatirannya.

"Tidak ada apa-apa, Haein-ah. Aku benar-benar merindukan Soobin," ulangnya lagi karena menyadari Haein masih menatapnya, mencari jawaban pasti.

"Aku ingin menggenggam tanganmu," kata Haein tiba-tiba.

Senyum Hyunwoo mengembang. Tanpa banyak bicara, ia langsung menggenggam tangan Haein. Namun, hanya beberapa detik saja karena Haein kembali melepas pegangan tangan mereka. "Fokus saja menyetir."

Hyunwoo tersenyum kecil. "Arasso," ujarnya sambil memperbaiki jas yang menutup tubuh Haein dan mulai mengemudikan mobilnya. Membelah jalanan yang gelap gulita.

Baekhong (Fanfic Queen of Tears)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang